Hari Minggu Biasa XIX
1 Raj 19: 3-8; Mzm 34: 2-3,4-5,6-7,8-9; Ef 4: 30; 5:2; Yoh 6: 41-51
"Akulah roti hidup" (Yoh 6,48)
"Akulah roti hidup" (Yoh 6,48)
Setiap
orang biasanya mempunyai makanan kesukaan atau makanan favorit. Makanan
tertentu yang bagi orang lain biasa-biasa saja, tentu menjadi istimewa
bagi orang yang menyukainya. Di mana pun berada dan sejauh memungkinkan,
ia akan mencarinya.
Hari ini,
Yesus berbicara tentang diri-Nya sebagai roti hidup. Dalam perikup
Injil yang tidak terlalu panjang ini, Ia mengulang kata-katanya "Akulah
roti hidup" sampai 3x. Setiap hari, roti hidup itu selalu disediakan
bagi kita, yakni dalam Perayaan Ekaristi. Pertanyaannya: Apakah roti
hidup itu, yakni Yesus sendiri merupakan salah satu makanan favorit dan
istimewa bagi kita sehingga setiap saat kita selalu mencari dan
memakan-Nya? Atau kita masih seperti orang-orang Yahudi yang tidak
percaya dan tidak mampu melihat bahwa Yesus adalah roti hidup? Yesus
sendiri telah menekankan keistimewaannya, yakni bahwa roti itu turun
dari sorga (ay. 41 dan 51) dan akan membawa ke surga siapa pun yang
percaya dan memakannya, alias menganugerahkan hidup kekal (ay. 47, 50
dan 51). Dalam setiap Perayaan Ekaristi, mata indrawi kita melihat roti
tak berlagi, berwarna putih dan berbentuk bulat pipih. Namun, mata iman
kita memastikan bahwa itu bukan roti biasa tetapi roti hidup, yakni
Tubuh Kristus. Oleh karena itu, marilah kita menjadikan-Nya sebagai
makanan istimewa dan favorit. Karena istimewa, maka kita memakannya
secara istimewa pula, yakni dengan sikap yang pantas dan disposisi hati
yang baik. Karena favorit, maka kita selalu rindu untuk menyambut-Nya,
setiap hari atau paling tidak setiap minggu.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk menjadikan Tubuh Kristus sebagai makanan istimewa dan favorit bagi kami. Amin. -agawpr.net-
Rm. Ag. Agus Widodo Pr
Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia