Rabu, 26 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XXI
1Tes. 2:9-13; Mzm. 139:7-8,9-10,11-12ab; Mat. 23:27-32.
"Jika
aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku
di dunia orang mati, di situpun Engkau." (Mzm 139,8)
Injil hari
ini kembali menampilkan kritikan atau kecaman pedas dari Yesus terhadai
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang munafik. Boleh dikatakan,
Yesus adalah seorang "kritikus", yang menurut KBBI diartikan "orang yang
ahli dalam memberikan pertimbangan (pembabasan) tentang baik buruknya
sesuatu". Untuk kita, tentu tidak mudah membedakan antara yang tulus dan
munafik, sebab kita tidak tahu secara pasti apa yang ada dalam hati
seseorang. Namun, Yesus adalah Tuhan. Ia tahu semuanya sebagaimana
diungkapkan dalam Mazmur. Di hadapan sesama: suami/istri/anak,
teman/sahabat, rekan kerja, atasan, dll, mungkin kita masih bisa saling
menyembunyikan kejahatan, dosa, kesalahan, kenyataan atau kebenaran.
Namun, di hadapan Tuhan, tidak bisa. Melalui suara hati atau hati
nurani, Tuhan akan selalu mengkritik kita, yakni selalu memberikan
pertimbangan akan baik buruknya yang kita pikirkan, katakan dan lakukan.
Tinggal bagaimana kita menanggapinya. Apakah kita cuek, yang penting
tampak baik sehingga orang lain pun melihat hanya yang baik-baik saja?
Atau apakah kita menerima kritikan dari Tuhan itu, kemudian berani
mengoreksi diri dan tampil apa adanya secara tulus, termasuk ketika
harus mengakui kesalahan dan menanggung risikonya?
Doa: Tuhan,
berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat membebaskan diri dari kemunafikan
sehingga tumbuh berkembang sebagai orang yang tulus. Amin. -agawpr-