Peringatan St. Pius X, Paus
Percaya kepada Kristus adalah jalan untuk sampai dengan pasti kepada keselamatan --- Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Sir 45:30)
Tuhan mengikat perjanjian damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat, dan memberinya martabat imam agung.
Doa Pagi
Allah Bapa, kebenaran dan cinta kasih, Engkau sudah memenuhi Santo Pius Kesepuluh dengan kebijaksanaan surgawi serta keteguhan para rasul. Ia menjaga iman yang benar dan mempersatukan segalanya di bawah Kristus. Semoga kami menuruti ajaran dan teladannya dan memperoleh ganjaran yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Rut (1:1.3-6.14b-16.22)
Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel. Maka pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya, beserta isterinya dan kedua orang anaknya, ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi, sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya. Kedua anaknya itu lalu mengambil wanita Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut. Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah pula kedua anaknya, sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya. Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya, mau pulang meninggalkan daerah Moab. Sebab di daerah Moab itu Naomi telah mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke rumahnya. Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya. Berkatalah Naomi, “Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya. Pulanglah juga menyusul dia!” Tetapi Rut menjawab, “Janganlah mendesak aku meninggalkan dikau dan tidak mengikuti engkau. Sebab ke mana pun engkau pergi, ke situ pula aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ pula aku bermalam. Bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku.” Demikianlah Naomi pulang bersama-sama Rut, menantunya, yang berbangsa Moab dan turut pulang. Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim panen jelai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 146:5-6.7.8-9a.9bc-10; Ul: 2a)
1. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
2. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun temurun!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 25:5c,5a)
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat, bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, “Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?” Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Beriman pada Tuhan tidaklah mudah, karena menuntut kerendahan hati, kerelaan hati dan kesederhanaan hati. Contohnya Rut. Ia pindah ke Israel mengikuti mertuanya, Naomi. Ia meninggalkan tanah airnya dan dewa/dewinya. Ia masuk ke tanah air yang baru (Israel) dan menyembah satu Allah saja, Allah Israel (Yahweh). Ia mencintai Allah ini dan harus mewujudkannya dalam hidupnya.
Yesus mengajarkan cinta kepada Allah dan sesama. Kedua hukum Perjanjian Lama ini digabung Yesus menjadi satu. Cinta kepada Allah harus diwujudkan secara nyata dalam cinta kepada sesama. Ini tidak mudah. Kita bisa menimba makna dari pengalaman seorang anak muda yang setia dan sabar merawat kedua orangtuanya yang sudah lanjut usia dan sakit-sakitan. Ayahnya pikun, sementara ibunya sakit stroke (serangan jantung). Tiap hari dia harus membagi waktu untuk bekerja di kantor dan merawat ayah ibunya yang kebutuhannya saling bertolak belakang. Ayahnya yang pikun bisa berbicara, tapi ibunya yang stroke tak bisa berbicara. Ayahnya bisa ngomong tapi pelupa, ibunya ingatannya kuat tapi tak bisa berbicara. Ayahnya bisa berjalan, tetapi kalau ke luar tak ingat jalan pulang, sementara ibunya tak bisa jalan jauh, tapi bisa tahu jalan.
Kadang dia menangis, tak tahu harus bagaimana dan mengapa harus terjadi demikian. Doa selalu dipanjatkannya. Dia pun berusaha membawa kedua orangtuanya tiap Minggu ke gereja, walau sulit. Cintanya kepada Tuhan dalam doa, diwujudkannya dalam mencintai orangtuanya yang sudah tua dan sakit itu. Sungguh luar biasa.
Ya Tuhan, berilah aku hati untuk mencintai bukan dengan kata-kata, tetapi dengan perbuatan nyata. Amin.