Hari Minggu Biasa XVIII
MENCARI TUHAN
Saat ini hampir di setiap keuskupan ada rumah retret. Kadang juga dilengkapi dengan tempat peziarahan dan umat beriman datang ke tempat tersebut untuk mengunjunginya. Jika kita melihat dalam lingkup lebih besar, hampir setiap minggu kelompok peziarah dari Indonesia pergi ke Tanah Suci, ke Vatikan, Lourdes (Perancis), Fatima (Portugal) dan tempat-tempat ziarah lainnya. Pada tahun-tahun terakhir ini, tempat ziarah yang juga sering dikunjungi adalah Polandia dan tempat lain di Eropa Timur.
Untuk apa orang pergi ke tempat itu? Setiap orang yang pergi, memiliki jawaban yang berbeda-beda, baik itu alasan rohani maupun profan. Ternyata setelah kembali dari ziarah, oleh-oleh berbentuk souvenir dalam berbagai ukuran dan jenis selalu disertakan sebagai suatu tanda bahwa seseorang telah pernah sampai ke tempat tersebut.
Melalui Injil hari ini, Yesus mengatakan kepada orang-orang yang mengikuti-Nya bahwa mereka mencari-Nya, bukan karena tanda-tanda yang telah dilakukan Yesus, melainkan karena telah kenyang makan. Oleh sebab itu, Yesus menegur mereka agar mengusahakan makanan yang lebih bernilai yang tidak bisa binasa. Sikap orang banyak yang mengikuti Yesus ternyata juga dimiliki oleh bangsa Israel yang memprotes Musa yang membawa mereka keluar dari Mesir, karena di tempat itu (Mesir) makanan selalu berlimpah dibandingkan dengan di padang gurun.
Mencari Allah adalah sikap Kristiani yang sesungguhnya dan tidak jarang seakan Allah itu jauh, sulit sekali didapatkan. Walaupun sudah melakukan retret panjang di tempat retret paling baik dan nyaman, walaupun sudah melaksanakan ziarah ke tempat-tempat paling suci, tetapi Dia toh mungkin belum juga ditemukan.
Sehubungan dengan pencarian akan Tuhan, satu hal yang tidak bisa dilupakan dalam hidup Kristiani adalah kata-kata Yesus pada hari ini, yakni kepercayaan kepada Yesus yang sering kita kenal dengan iman. Itu berarti bahwa Tuhan bukan Pribadi yang berada di luar diri kita, melainkan ada dalam diri kita. Tempat-tempat seperti tempat retret atau tempat ziarah hanyalah sarana untuk mengembangkan hidup beriman.
Mencari Tuhan dan menemukan-Nya tidak perlu dilakukan di tempat yang jauh. Hari ini Ia mengajak kita agar mengenal diri kita, masuk pada hati kita yang terdalam, karena di situlah Ia berada. Dengan cara seperti ini, setiap orang Kristiani dianugerahi kemampuan untuk menemukan-Nya. Inilah rahmat yang kita terima sebagai para pengikut-Nya. Kita dimungkinkan untuk mencari dan menemukan-Nya di dalam diri kita. [Edison/RUAH]