Kamis, 27 Agustus 2015
Peringatan Wajib Sta. Monika
1Tes. 3:7-13; Mzm. 90:3-4,12-13,14,17; Luk. 7:11-17
"Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." (Luk 7,16).
Kita
bisa membayangkan betapa sedihnya seorang ibu yang sudah janda dan
ditinggal mati anak laki-laki semata wayangnya. Kurang lebih sama dengan
kesedihan Monika karena Agustinus, anak lelaki yang begitu
dibangga-banggakan, "telah mati" iman dan moralnya. Kecemerlangan
intelektualnya berbanding terbalik dengan kehidupan iman dan moralnya.
Namun sungguh beruntung, kedua anak muda ini: pemuda Nain dan Agustinus,
masing-masing mempunyai ibu yang sungguh beriman, yang dengan
terus-menerus berdoa sambil mengucurkan air matanya. Bagi Tuhan, itu
sudah cukup. Hati-Nya tergerak oleh belaskasihan, kemudian menghidupkan
kembali anak-anak itu. Yesus menyentuh anak muda dari janda Nain yang
sudah mati sehingga ia hidup kembali. Hal yang sama dibuat-Nya untuk
Agustinus: disentuh-Nya hati dan akal budinya sehingga iman dan moralnya
yang sudah "mati" hidup kembali, bahkan terus bertumbuh dan berkembang
sebagai seorang yang kudus. Tentu, itu semua tidak dapat dilepaskan dari
peran Monika, ibunya, yang terus mendampingi dan mendoakannya sambil
mencucurkan air mata selama sekitar 30an tahun. Benarlah ungkapan
"Dietro ogni grande uomo, c'รจ sempre una grende mamma" (di belakang
setiap orang besar, selalu ada seorang ibu yang besar).
Doa:
Tuhan, berilah secara khusus berkat-Mu untuk para ibu yang telah banyak
berkorban dengan meneteskan keringat dan air mata untuk keberhasilan
anak-anaknya. Amin. -agawpr-