Sabtu, 05 September 2015
Hari Biasa Pekan XXII
Kol. 1:21-23; Mzm. 54:3-4,6,8; Luk. 6:1-5.
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." (Luk 6,5)
Berdasarkan
Misynah Syabbat 7:2 (Mishnah adalah kompilasi dari hukum Yahudi yang
telah dibukukan dan merupakan hasil karya ahli-ahli Taurat dari generasi
ke generasi), terdapat 39 hal yang dilarang atau tidak boleh dilakukan
pada hari sabat, yaitu: 1) menabur, 2) membajak, 3) menuai, 4) mengikat
berkas-berkas [gandum, dll], 5) mengirik, 6) menampi, 7) memilih, 8)
menggiling, 9) mengayak, 10) membuat adonan, 11) membakar [roti, dll],
12) menggunting [bulu domba, dll], 13) mencuci pakaian, 14) memukul
[kain dan sejenisnya], 15) mengecat [kain dan sejenisnya], 16) memintal,
17) menenun, 18) membuat sosok kain 2 rangkap, 19) menenun 2 lembar
benang, 20) memisahkan 2 lembar benang, 21) mengikat, 22) melepaskan
ikatan, 23) menjahit 2 potong kain, 24) merobek, 25) memasang perangkap,
26) menyembelih hewan, 27) menguliti hewan, 28) menggarami daging, 29)
membalut kulit, 30) mengikis kulit, 31) menggunting kuku, 32) menulis 2
buah huruf, 33) menghapus 2 buah huruf, 34) membangun [rumah], 35)
merobohkan [rumah], 36) memadamkan api, 37) menyalakan api, 38) memukul
dengan palu, 39) membawa barang dari rumah ke tempat umum. Ada pula
hasil studi lain yang membuat sintesa bahwa bahwa pada hari sabat, orang
dilarang: 1) membawa beban dan menyiapkan makanan, 2)
bepergian/melakukan perjalanan jauh, 3) mengobati/menyembuhkan, 4)
menulis, 5) menyalakan api/lampu, 7) membuat simpul tali, 8)
berperang/membela diri, 9) buang air besar. Tentu, kita bisa
membayangkan betapa repotnya hidup dengan aturan seperti itu. Tidak
hanya repot tetapi juga menjadi tidak manusiawi lagi. Itulah makanya,
Yesus dengan tegas menyatakan diri-Nya sebagai tuan atas hari sabat.
Sebagai tuan, berarti Ia mempunyai wewenang untuk mengubah dan
memperbarui aturan sabat menjadi lebih manusiawi karena didasari cinta
kasih dan diarahkan untuk membantu manusia semakin mencintai Tuhan dan
sesama. Beata Teresa yang kita peringati hari ini, kiranya menjadi
teladan bagi kita bagaimana hidup dalam kasih ini.
Doa:
Tuhan, Putera-Mu telah membebaskan kami dari berbagai macam belenggu.
Berilah kami rahmat-Mu untuk menggunakan kebebasan kami atas dasar kasih
dan untuk mewujudkan kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Amin. -agawpr-