Hari Biasa Pekan XXV
Sakramen perkawinan memberi rahmat dalam tiga hal: yaitu rahmat untuk mengenang karya Allah yang terbesar yang dinyatakan dengan pengorbanan Kristus, rahmat untuk mewujudkan kasih kepada pasangan dan anak- anak, dan rahmat untuk memberi kesaksian tentang pengharapan akan persekutuan sempurna dengan Kristus di surga kelak. (St. Yohanes Paulus II, Paus; Anjuran Apostolik – Familiaris Consortio (tentang Peranan keluarga Kristiani dalam dunia modern, No. 13)
Antifon Pembuka (Hagai 2:8-10)
Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan. Di tempat ini aku akan memberikan damai sejahtera.
Doa Pagi
Allah Bapa kami, sumber kedamaian sejati, janganlah kiranya Roh-Mu sampai meninggalkan kami, tetapi semoga kami Kauberi harapan akan kedamaian sejati selama masih ada orang di dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Hagai (2:1b-9)
Pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius, pada tanggal 21 bulan ketujuh, datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai, bunyinya, “Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak , imam besar, dan kepada sisa bangsa Israel, demikian, “Masih adakah di antara kalian yang dahulu melihat rumah Tuhan dalam kemegahannya yang semula? Dan bagaimanakah kalian lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya yang sekarang kamu katakan sama sekali tidak berarti? Tetapi sekarang kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah sabda Tuhan, kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar. Kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah sabda Tuhan. Bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kalian,” demikianlah sabda Tuhan semesta alam, “sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kalian pada waktu kalian keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!” Dan beginilah sabda Tuhan semesta alam, “Sedikit waktu lagi Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat. Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga harta benda semua bangsa datang mengalir. Maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan. Sebab milik-Kulah perak dan emas, demikianlah sabda Tuhan semesta alam. Maka kemegahan rumah ini nanti akan melebihi kemegahannya yang semula, sabda Tuhan semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berharap dan bersyukurlah kepada Allah, penolong kita.
Ayat. (Mzm 43:1.2.3.4; Ul: 5bc)
1. Berikanlah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh! Luputkanlah aku dari penipu dan orang curang!
2. Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun, dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
4. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
"Engkaulah Kristus dari Allah! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Kata orang banyak siapakah Aku ini?” Mereka menjawab, “Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit.” Yesus bertanya lagi, “Menurut kalian, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Kristus dari Allah.” Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Identitas menjadi sangat penting untuk seseorang yang hidup di dunia ini. Siapa namanya, apa perkerjaannya, latar belakang keluarganya, keahliannya apa, tingkat pendidikannya apa, dan seterusnya. Setiap kita pasti memiliki identitas. Demikian juga Yesus. Selama hidup di dunia, Ia pun ingin mempertegas siapa identitas-Nya menurut orang-orang di sekitar-Nya yang selama ini hidup dan berkarya bersama-Nya. Akan tetapi, yang menarik adalah ketika diungkap bahwa Ia adalah Mesias, Yesus langsung menghardik murid-murid-Nya agar jangan mengatakan hal itu kepada siapa pun. Mengapa demikian?
Jawabannya terkait dengan situasi politik saat itu. Adalah sesuatu yang sangat sensitif ketika menyebut kata ”mesias” pada zaman itu, karena pasti akan segera digasak oleh penguasa karena pasti konotasi dari kata ”mesias” adalah seorang pemberontak yang akan mengambil alih kekuasaan mereka.
Persis inilah yang semua orang pada zaman itu tidak memahami siapa Yesus. Mesias yang sejati justru akan mati di kayu salib secara mengenaskan. Yesus adalah seorang Mesias yang mau mati untuk kita dan merasakan penderitaan manusia.
Ya Bapa, semoga aku memahami siapa Yesus dengan tepat sehingga aku bisa semakin ikut serta dalam tugas misi-Nya di dunia ini. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
Antifon Komuni (Luk 9:20)
Yesus bertanya kepada para murid, "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Mesias dari Allah!"