Hari Minggu Biasa XXV
“Sebagaimana Ia menampakkan diri dalam sungguh Tubuh-Nya kepada para rasul kudus, demikianlah juga sekarang Ia menampakkan Diri-Nya kepada kita dalam roti suci; dan sebagaimana mereka dengan mata jasmani mereka melihat hanya tubuh-Nya, namun dengan mengkontemplasikan-Nya dengan mata rohani mereka, percaya bahwa Ia adalah Allah, demikian pula kita, melihat roti dan anggur dengan mata jasmani, kita melihat dan mempercayainya teguh sebagai sungguh Tubuh-Nya dan Darah-Nya yang mahasuci. Dan dengan cara ini Tuhan kita senantiasa bersama umat-Nya, sebagaimana Ia Sendiri mengatakan: `Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.'” (St. Fransiskus dari Assisi)
Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39, 40, 28)
Akulah keselamatan umat, sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.
I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.
Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum.
Mzm. Attendite popule meus legem meam: inclinate aurem vestram in verba oris mei.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Maha Pengasih, melalui Putra-Mu, Engkau selalu membela kaum yang lemah, miskin dan menderita. Kami mohon, semoga semangat belas kasih Putra-Mu itu senantiasa menjiwai kami sehingga kami pun berani memihak dan memberikan pertolongan nyata kepada saudara-saudari kami yang lemah, miskin dan menderita. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:12.17-20)
Orang-orang fasik berkata satu sama lain, “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan, serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Cobalah kita lihat apakah perkataannya benar, dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Allah akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya. Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 54:3-4.5.6.8)
1. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
2. Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak mempedulikan Allah.
3. Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu, aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:16-4:3)
Saudara-saudaraku yang terkasih, di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah dari hawa nafsumu yang saling bergulat di dalam dirimu? Kamu mengingini sesuatu tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh. Kamu iri hati, tetapi tidak mencapai tujuan, lalu kamu bertengkar dan berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta akan kamu gunakan untuk memuaskan hawa nafsu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Tes 2:14)
Sesudah ayat, Alleluya dinyanyikan dua kali.
Allah telah memanggil kita; sehingga kita boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)
Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Ia dan murid-murid-Nya melintas di Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika sudah di rumah, Yesus bertanya kepada para murid itu, “Apa yang kamu perbincangkan tadi di jalan?” Tetapi mereka diam saja; sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya.” Yesus lalu mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, “Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, ia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Adalah seorang ibu yang sudah beberapa tahun ada di dalam penjara. Ia dipenjara karena kredit macet. Dahulu, ia adalah seorang yang baik-baik. Namun setelah menikah, ia berubah. Hidupnya bergaya mewah, dan serakah. Ia berpikir dengan gaya seperti itu ia akan lebih dihormati.
Suatu hari ia merengek-rengek minta dibuatkan kartu kredit dan disetujui oleh suaminya. Sejak memiliki kartu kredit ia makin menjadi-jadi. Ia menggesek “kartu ajaib” untuk berbelanja dan makan-makan dengan teman-temannya. Akibatnya, ia berbelanja lebih banyak dari penghasilannya, hingga akhirnya terjerat utang dan dipenjara. Nafsu serakah, berkuasa membutakan hati nurani.
Perikop Injil hari ini dibagi dalam dua bagian, yaitu pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus (Mrk 9:30-32) dan perselisihan para murid tentang siapa yang terbesar di antara mereka (ay. 33-37).
Pemberitahuan penderitaan Yesus selalu mendapat reaksi yang negatif dari para murid, bahkan Petrus sampai menegur Dia. Hal ini timbul karena dalam masyarakat Yahudi tidak dikenal penderitaan dalam konsep mesianis. Mesias tampil dengan status dan kuasa yang tinggi yang akan membebaskan dan membawa keselamatan bagi banyak orang.
Padahal Yesus menginginkan para murid untuk melepaskan hal lahiriah tentang status dan kuasa yang dapat membutakan hati nurani, dengan bergeser mengenal Yesus sebagai Mesias: Hamba Allah yang menderita. Dia harus “menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.” Penderitaan sebagai harga sebuah kemuridan. Harga kemuridan dengan mau menderita untuk melawan nafsu serakah dan kuasa yang membutakan hati nurani.
Menjadi yang terdahulu dengan status dan kuasa berkecamuk dalam hati para murid. Nafsu serakah dan kuasa menjadi simbol dari keegoisan manusia. Keegoisan membuat hati nurani mereka menjadi tumpul. Yesus segera menyadari hal ini dan mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Yesus ingin membuka mata hati nurani mereka tentang arti kekuasaan atau kemuliaan yang sesungguhnya. Simbol anak kecil ini semata-mata bukan soal kemurnian ataupun kepolosannya, melainkan status anak yang memang masih remaja, yakni sebagai anak yang masih harus dibimbing dan belum mempunyai hak-hak sepenuhnya.
Jadi, Yesus mengemukakan suatu tata hubungan antar manusia yang baru: menyambut anak kecil dalam nama-Nya, berarti menyambut Yesus; menyambut Dia berarti menyambut Allah sendiri (bdk. ay. 37). Inilah kemuliaan yang sesungguhnya. Kemuliaan yang membongkar tumpulnya hati nurani.
Dalam keseharian, hasrat terkenal, menjadi kaya raya, disanjung karena kehebatan kita, diakui di mana-mana menjadi dambaan setiap orang. Memang hal tersebut bukan masalah, apalagi dosa. Namun menjadi sandungan ketika hal tersebut menunjukkan sebuah keegoisan dan menumpulkan hati nurani. Yesus, dalam bulan Kitab Suci ini mengundang kita untuk mau menderita demi kemuliaan yang sesungguhnya dengan mengalahkan diri kita sendiri (egosentrisme) dan memiliki hati nurani yang peka dan tajam.
Menurut Rasul Yakobus, kita sebagai murid Yesus membutuhkan suatu “kebijaksanaan hidup yang datang dari atas”, bukan “dari bawah”, yang disebutnya “hawa nafsu”. Sebagai murid Yesus kita harus sanggup menjadi anak kecil untuk menerima “kebijaksanaan dri atas”, yakni ajaran dan teladan hidup serta perbuatan Yesus Kristus. [Radik/RUAH]
Antifon Komuni (Mzm 119:4-5)
Engkau telah menyampaikan titah-Mu, supaya ditepati dengan sungguh-sungguh. Semoga tetaplah jalan hidupku, untuk melaksanakan ketetapan-Mu.
You have laid down your precepts to be carefully kept; may my ways be firm in keeping your statutes.