Rabu, 14 Oktober 2015
Hari Biasa Pekan XXVIII
“Bila seseorang mempertimbangkan betapa besar penderitaan Yesus, seseorang tidak akan melakukan dosa yang paling kecil” (Sta. Gianna Bereta Molla)
Antifon Pembuka (lih. Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahabaik, sungguh besar kesabaran-Mu dan sungguh agung kerahiman-Mu. Perkenankanlah kami bertobat mengakui kebenaran-Mu, yang tampak dalam diri Yesus, Sabda-Mu yang terpercaya dan mendatangkan harapan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (2:1-11)
Hari Biasa Pekan XXVIII
“Bila seseorang mempertimbangkan betapa besar penderitaan Yesus, seseorang tidak akan melakukan dosa yang paling kecil” (Sta. Gianna Bereta Molla)
Antifon Pembuka (lih. Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahabaik, sungguh besar kesabaran-Mu dan sungguh agung kerahiman-Mu. Perkenankanlah kami bertobat mengakui kebenaran-Mu, yang tampak dalam diri Yesus, Sabda-Mu yang terpercaya dan mendatangkan harapan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (2:1-11)
"Allah membalas setiap orang menurut perbuatannya."
Hai manusia, siapapun juga engkau, kalau menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari kesalahan. Sebab dalam menghakimi orang lain, engkau pun menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Ataukah kauanggap sepi kemurahan-Nya yang berlimpah? Kauanggap sepikah kesabaran dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri untuk hari penghakiman. Saat murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Hidup kekal akan diberikan kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, yang mencari kemuliaan, kehormatan dan kebakaan. Tetapi murka dan geram akan diberikan kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani. Sebaliknya kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Ayat. (Mzm 62:2-3.6-7.9)
1. Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Hanya pada Allah saja aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
3. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:42-46)
"Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Ada percakapan antara pohon avokad dan benalu. Benalu berkata: "Kad, hampir sepanjang hari saya diterbangkan angin, rasanya badan saya capai sekali, bolehkah saya beristirahat di salah satu rantingmu, satu malam saja?" Tanpa berpikir panjang avokad langsung mengabulkan permohonan sang benalu. Benalu kecil itu pun akhirnya menempel di batang avokad. Maka sejak itu benalu tinggal di pohon avokad dan tanpa disadari oleh avokad, benalu makin hari makin besar dan beranak banyak. Suatu hari avokad melihat tubuhnya sudah kurus kering. Saat itulah avokad sadar bahwa benalu sudah merugikan dirnya. Lalu avokad memutuskan untuk menyuruh benalu meninggalkan tubuhnya, tetapi sia-sia. Akar benalu itu telah tertancap dalam batangnya. Semakin hari avokad makin kurus dan akhirnya mati karena benalu terus mengisap makanan dari tubuhnya tanpa belas kasihan.
Kisah itu menjadi gambaran kehidupan orang kristiani yang kadang bertindak seperti pohon avokad. Waktu ada dosa-dosa kecil yang datang menggoda dengan segala daya tariknya, ia tidak langsung menolaknya, pikirnya, "Ah itu hanya dosa kecil saja, tidak akan mempengaruhi kerohanian saya. Saya akan tetap rajin ke gereja dan rajin melakukan pelayanan." Ia tidak ingat bahwa kalau hari ini melakukan satu dosa kecil, dosa kecil tersebut makin lama akan menjadi besar dan memperanakkan dosa-dosa lain karena salah satu sifat dosa adalah memperanakkan dosa. Janganlah kita merasa diri kuat secara rohani sehingga Anda bermain-main dengan dosa. Marilah kita hidup dengan hati-hati, jangan sampai kita seperti kisah pohon avokad yang sebenarnya semula baik, tetapi karena membiarkan dosa terus tumbuh, kita kehilangan rahmat. Ketika hidup kita salah dan berpihak pada dosa, Tuhan tidak segan-segan akan mengecam dan berkata, "Celakalah kamu!" (SY/Inspirasi Batin 2015)
Antifon Komuni (Yoh 14:6)
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Ketika kita menghadiri Misa kita tidak datang untuk bertepuk tangan.
Kita tidak datang untuk menonton orang-orang, ataupun menghormatinya.
Kita ingin menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia
mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan.” –
(Francis Cardinal Arinze)