Hari Raya Natal (Misa Fajar)
"Jika kita ingin menemukan Allah sebagai Anak ... Kita harus membungkuk, secara spiritual kita harus berjalan membungkuk, untuk masuk ke dalam gerbang iman dan bertemu Allah yang sungguh berbeda dari opini dan prejudice kita – Allah yang menyembunyikan dirinya dalam kerendahan hati seorang bayi yang baru lahir...mari kita melepaskan pandangan kita pada sesuatu yang bersifat material, yang bisa diukur dan digenggam. Mari kita mengijinkan diri kita dijadikan sederhana oleh Allah yang menunjukkan dirinya bagi kesederhanaan hati." - Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (lih. Yes 9:2.6; Luk 1:33)
Hari ini cahaya bersinar atas kita, sebab Tuhan telah lahir bagi kita. Ia akan disebut Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal dan kerajaan-Nya takkan berakhir.
Today a light will shine upon us, for the Lord is born for us; and he will be called Wondrous God, Prince of peace, Father of future ages: and his reign will be without end.
Lux fulgebit hodie super nos: quia natus est nobis Dominus: et vocabitur Admirabilis, Deus, Principes pacis, Pater futuri sæculi: cuius regni non erit finis.
Mzm. Dominus regnavit, decorem indutus est: indutus est Dominus fortitudinem, et præcinxit se. (Graduale Romanum, p.44)
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa, kami sudah disinari oleh Terang yang baru. Dialah Sabda-Mu yang menjadi manusia. Semoga terang-Nya, yang bersinar dalam hati karena iman, bersinar juga dalam tindakan kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (62:11-12)
Inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi: Katakanlah kepada putri Sion: Lihat, Penyelamatmu datang! Mereka yang dikumpulkan dengan jerih payah-Nya ada bersama-sama dengan Dia, dan mereka yang dihimpun-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebut mereka: "Bangsa-Kudus", Orang-orang Tebusan-Tuhan"; dan engkau akan disebut: "Yang-Dicari", "Kota-Yang-Tidak-Ditinggalkan".
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 97:1.6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (3:4-7)
Saudaraku terkasih, ketika kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat kita telah nyata kepada manusia, kita diselamatkan oleh Allah. Hal itu terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita. Dengan demikian kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:14; 2/4)
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:15-20)
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Sungguh indah menyaksikan sebuah keluarga muda yang sedang mengadakan pesta syukuran sederhana atas kelahiran anak mereka. Pancaran kebahagiaan terlihat jelas dari raut kedua orang tua sang bayi dan keluarga. Kehadiran sang bayi agaknya meretas segala beban dan kesulitan hidup serta menumbuhkan harapan-harapan baru dalam diri mereka.
Peristiwa kelahiran selalu membawa sukacita dan kebahagiaan. Sukacita demikian mengawali harapan baru dalam bingkai cerita cinta Allah bagi manusia. Allah yang peduli dan ambil bagian dalam keseharian hidup manusia.
Seperti para gembala, kita pun diundang untuk mencari dan menemukan Allah yang telah lahir bagi kita. Ia ada di sekitar kita, dalam diri mereka yang butuh cinta dan perhatian kita. Dalam peristiwa Natal Allah telah menunjukkan kepada kita makna cinta dan solidaritas. Dengan cinta itu pula Ia mengajari kita agar menghargai kehidupan dimana kita hidup dan berada. Inilah tugas kita! Selamat Natal. Tuhan Yesus memberkati.
Ya Tuhan, terima kasih atas cinta-Mu yang begitu besar bagi manusia. Mampukan aku untuk menghidupi dan mewartakan cinta kasih-Mu bagi sesamaku. Amin. (Ziarah Batin 2015)