Jumat, 22 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II
“Evangelisasi adalah promosi yang paling integral dan tertinggi dari pribadi manusia.” – Paus Emeritus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Mzm 57:2)
Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber kabar gembira, Engkau memanggil mereka yang Kaukehendaki mewartakan sabda Putra-Mu ke seluruh dunia. Semoga kami pun mewartakan berita kebaikan-Mu, karena Putra-Mu itu Penebus kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (24:3-21)
Hari Biasa Pekan II
“Evangelisasi adalah promosi yang paling integral dan tertinggi dari pribadi manusia.” – Paus Emeritus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Mzm 57:2)
Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber kabar gembira, Engkau memanggil mereka yang Kaukehendaki mewartakan sabda Putra-Mu ke seluruh dunia. Semoga kami pun mewartakan berita kebaikan-Mu, karena Putra-Mu itu Penebus kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (24:3-21)
"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."
Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu. Lalu berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu. Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul. Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.” Dengan perkataan itu Daud mencegah orang-orangnya; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul bangun meninggalkan gua, hendak melanjutkan perjalanannya. Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!” Saul menoleh ke belakang. Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu. Ada orang yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan. Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada dalam tanganku. Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau! Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah timbul kefasikan. Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau! Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang memutuskan perkara kita! Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan perkaraku! Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.” Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu, berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu. Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan selamat? Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini. Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku.
Ayat. (Mzm 57:2.3-4.6.11)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.
2. Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang mengerjakan segalanya bagiku: Kiranya Ia mengirim utusan dari surga dan menyelamatkan daku, mencegah orang-orang yang menganiaya aku; semoga Allah mengirimkan kasih setia dan kebenaran-Nya.
3. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi! Sebab, kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:13-19)
"Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Saat masuk sebagai siswa Seminari Menengah “Marianum” di Malang (Jatim), jumlah kami 11 orang. Setelah 4 tahun di Seminari Menengah, kami yang lulus 7 orang, semuanya melanjutkan ke Ordo Karmel. Kini, kami seangkatan tinggal 3 orang dan tetap setia sebagai imam dan biarawan Karmel.
Panggilan menjadi seorang imam, atau biarawan-biarawati, rupanya merupakan rahasia Tuhan. “Banyak yang dipanggil, namun sedikit yang dipilih” (Mat 22:14). Rekan-rekan saya yang tidak meneruskan tugas panggilan imamatnya adalah orang-orang yang terpanggil, namun rupanya mereka tidak terpilih menjadi imam. Mengapa Tuhan awalnya memanggil banyak orang, namun toh kemudian mereka tidak dipilih? Mengapa Tuhan tidak memanggil orang-orang yang pasti akan dipilih-Nya saja?
Dalam Injil hari ini, Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya (Mrk 3:13). Setelah itu, Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil (ay. 14). Rupanya Yesus telah mengenal kedua belas murid itu, dan memilih mereka, dari antara para pengikut-Nya yang lain. Tuhan memanggil dan memilih para murid-Nya, melalui cara yang sangat biasa dan penuh rahasia, sampai-sampai kita sering tidak mengerti cara Dia bekerja. Pikiran Tuhan seringkali berbeda dengan pikiran manusia.
Injil hari ini bukan hanya milik kaum religius atau biarawan-biarawati, yang dipanggil secara khusus untuk mengikuti Yesus, tetapi juga ditujukan kepada kita semua yang telah menerima Sakramen Pembaptisan, sebagai panggilan umum. Setiap dari kita datang kepada Yesus, karena Dia telah memanggil kita. Jadi, panggilan Yesus berlaku bagi semua orang yang mau datang kepada-Nya. Panggilan itu adalah panggilan untuk menyertai Yesus, dan memberitakan Injil-Nya (Bdk.ay. 14).
Yesus sudah memilih orang-orang tertentu dalam memimpin dan menggembalakan umat Allah. Yesus juga memilih orang-orang tertentu untuk melayani dan berkorban bagi Gereja yang didirikan-Nya. Di dalam Gereja Katolik, ada kelompok hierarki, biarawan-biarawati dan kaum awam, yang memiliki misi dan tanggung jawab tertentu dalam pewartaan Injil. Nah, sudahkah kita menjalankan tugas perutusan-Nya? (Rm. Harsantyoko, O.Carm/Cafe Rohani).
Antifon Komuni (Mrk 3:14)
Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya, menetapkan mereka untuk menyertai Dia, dan untuk diutus sebagai pewarta Injil.