| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 13 Januari 2016 Hari Biasa Pekan I

Rabu, 13 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I

Misi Yesus adalah misi kita; perutusan-Nya adalah perutusan kita --- St. Arnoldus Janssen


Antifon Pembuka (Mzm 40:7-8a)

Kurban dan persembahan tidak Kaukehendaki, tetapi Engkau telah membuka telingaku.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kebahagiaan, semoga kami memahami tugas panggilan kami melalui Yesus, Putra-Mu terkasih, agar kami pantas memasuki kerajaan-Mu yang merupakan jalan kebahagiaan kami serta kebijaksanaan hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (3:1-10.19-20)
  
   
"Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."
  
Samuel yang masih muda menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu Tuhan jarang menyampaikan sabda-Nya; penglihatan-penglihatan pun tidak sering terjadi. Pada suatu hari, Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab, “Ya Bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.” Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan; sabda Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Samuel semakin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari sabda Tuhan itu yang dibiarkannya gugur. Maka tahulah seluruh Israel, dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:2.5.7-8a.8b-9.10; Ul: 8a.9a)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan yang tidak berpihak kepada orang-orang yang angkuh, atau berpaling kepada orang-orang yang menganut kebohongan!
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah Tuhan, aku datang!”
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)
  
"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."
    
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit, dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” Jawab Yesus, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Mereka yang merayakan Ekaristi pagi ini niscaya akan mengalami sukacita besar saat mendengar atau membaca ayat-ayat Kitab Suci yang mengisahkan bahwa pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat sunyi dan berdoa di sana.

Bisa dibayangkan bahwa Yesus sebenarnya bisa bangun lebih siang mengingat sehari sebelumnya, Ia telah melakukan banyak hal yang menguras tenaga dan pikiran-Nya. Tentu istirahat yang lebih panjang akan memulihkan diri-Nya. Ia juga sebenarnya bisa saja berdoa di rumah-Nya, tak perlu lagi ke luar. Akan tetapi, Yesus tak melakukan kedua kemungkinan itu. Yesus memutuskan meninggalkan rumah dan mencari tempat yang sunyi untuk berdoa dengan khusyuk. Dalam teks asli Kitab Suci yang berbahasa Yunani, aktivitas yang dilakukan Yesus di pagi itu tak hanya diungkapkan dengan kata 'berdoa'. Teks itu menyebut bahwa pada pagi itu, Yesus 'terhisap dalam doa'. Bisa dibayangkan, sepotong busa yang dicelupkan dalam air. Saat masuk ke dalam air, segera busa itu menghisap air yang ada di sekitarnya sampai dirinya penuh berisi air. Dengan kata lain, busa itu memindahkan air yang ada disekelilingnya masuk ke dalam dirinya. Dalam aktivitas pagi itu, Yesus menghisap pikiran, perasaan dan kehendak Allah. Berkat kelimpahan dan kepenuhan yang diterima-Nya dari Allah itu, Yesus memiliki rahmat dan kekuatan yang berlimpah ruah untuk melaksanakan banyak tugas dan tanggung jawab-Nya sepanjang hari itu.

Saat datang ke gereja untuk merayakan Ekaristi, kita senantiasa berusaha untuk mengalami kualitas perjumpaan yang sama dengan yang dialami Yesus pada pagi itu. Umat berusaha untuk menjumpai Allah dan bercakap-cakap secara pribadi dengan-Nya. Perjumpaan dan percakapan yang personal itu bisa terjadi saat seseorang sungguh mau membuka dirinya terhadap apa pun yang dikehendaki Allah dalam dirinya. Upaya membuka diri itu bukanlah suatu tindakan pasif. Dalam membuka dirinya, seseorang yang berjumpa dengan Allah hendaknya secara aktif mengikuti yang dilakukan Yesus saat berdoa pada pagi itu, yaitu menghisap segala pikiran, perasaan, dan kehendak Allah.

Memang banyak orang mengatakan bahwa berdoa adalah memohon. Yang lain lagi mengatakan bahwa berdoa itu hendaknya menyampaikan pujian dan syukur kepada Allah. Yesus menunjukkan bahwa berdoa adalah terhisap dalam keheningan sehingga bisa berjumpa secara personal dengan Allah. Lewat perjumpaan secara personal dengan Allah itu, seseorang bisa menghisap rahmat dan kekuatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab menggarap ranah hidupnya sehari-hari. Yesus sungguh-sungguh yakin akan kekuatan doa dan makna terhisap itu. Oleh karena itu, Yesus senantiasa menyediakan waktu setiap hari, pada pagi-pagi benar untuk memperoleh kualitas doa yang baik yang merupakan perjumpaan secara personal dengan Allah. Ini menjadi ajakan bagi kita untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Yesus, setiap hari. (BV/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (1Sam 3:10)

Samuel menjawab, "Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy