Rabu, 03 Februari 2016
Hari Biasa Pekan IV
Dibangun dalam Yesus Kristus berarti menanggapi panggilan Allah secara positif, mengandalkan Ia dan melaksanakan perkataan-Nya. (Paus Benediktus XVI, Pesan untuk WYD 26)
Antifon Pembuka (Mzm 31:1-2)
Berbahagialah orang yang dosa pelanggarannya diampuni dan ditutupi, yang kesalahannya tidak diperhitungkan.
Doa Pagi
Allah Bapa Maharahim, Engkau hendak memperlihatkan belas kasih-Mu kepada semua orang. Kami mohon, ampunilah kami demi nama Dia, yang datang membawa keselamatan, yaitu Yesus Kristus, Sabda penuh kasih. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (24:2.9-17)
Hari Biasa Pekan IV
Dibangun dalam Yesus Kristus berarti menanggapi panggilan Allah secara positif, mengandalkan Ia dan melaksanakan perkataan-Nya. (Paus Benediktus XVI, Pesan untuk WYD 26)
Antifon Pembuka (Mzm 31:1-2)
Berbahagialah orang yang dosa pelanggarannya diampuni dan ditutupi, yang kesalahannya tidak diperhitungkan.
Doa Pagi
Allah Bapa Maharahim, Engkau hendak memperlihatkan belas kasih-Mu kepada semua orang. Kami mohon, ampunilah kami demi nama Dia, yang datang membawa keselamatan, yaitu Yesus Kristus, Sabda penuh kasih. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (24:2.9-17)
"Akulah yang berdosa karena menghitung rakyat. Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan."
Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya, "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaaya aku tahu jumlah mereka." Lalu Yoab memberitakan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu pria yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat. Maka berkatalah Daud kepada Tuhan, "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini! Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh." Setelah Daud bangun pada waktu pagi, datanglah sabda Tuhan kepada Nabi Gad, pelihat Daud, demikian, "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan: Tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu daripadanya, maka Aku akan menimpakan kepadamu." Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata, "Pilihlah dari ketiga bencana ini: Akan terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari lawanmu, sementara mereka itu mengejar engkau? Atau, akan terjadi tiga hari penyakit samapr di negerimu? Sekarang, pikirkanlah dan pertimbangkanlah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang Mengutus aku." Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat susah hatiku! Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan. Maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, menyesallah Tuhan karena malapetaka itu, lalu Ia bersabda kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu, "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Waktu itu malaikat Tuhan itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Ketika melihat malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu, berkatalah Daud kepada Tuhan, "Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan! Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5-7)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)
"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri."
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Salah satu kecenderungan manusia adalah mengandalkan diri. Raja Daud yang dikenal raja ideal bangsa Israel, merasa kuat karena banyaknya orang yang mampu berperang. Besarnya jumlah warga yang mampu bertempur tentu memberi rasa aman dan akan menjadi jaminan untuk menang ketika menghadapi musuh. Namun di mata Tuhan tindakan itu dinilai kurang tepat bahkan salah, karena selama ini yang membuat bangsa Israel tetap eksis dan menang dalam segala pertempuran melawan banyak bangsa, bahkan yang lebih kuat daripada mereka, adalah peran utama Tuhan. Dia yang menyertai dan memberi kekuatan “memberi kemenangan” ketika melawan musuh. Dengan menghitung jumlah pasukan, kecenderungan mengandalkan kekuatan manusiawi sudah mulai muncul dan dengan demikian mengurangi peran Tuhan bahkan tidak lagi memperhitungkan-Nya. Syukurlah bahwa sebagai raja yang rendah hati, Daud mengaku bersalah dan memohon ampun serta mau menerima segala akibat yang ditimbulkan dari sikap dan tindakan salahnya.
Pada zaman modern ini, ketika manusia merasa mampu mencipta dan membuat banyak dan aneka hal, bahkan merasa bisa memenuhi hampir semua keinginan, berkembanglah dengan subur kecenderungan mengandalkan kekuatan manusiawi. Salah satu akibat negatifnya adalah menganggap bahwa Tuhan tidak berperan lagi dalam kehidupan ini. Betapa sulitnya melihat dan mengakui peran Tuhan di tengah arus zaman yang beranggapan bahwa semua hal yang terjadi semata-mata merupakan hasil usaha manusia.
Untuk melihat dan percaya akan karya Tuhan memang tidak mudah. Orang-orang Nazaret yang hidup sezaman dengan Yesus, yang tahu banyak tentang mukjizat yang dibuatnya dan mendengar secara langsung ajaran-Nya, tetap mempertanyakan semua itu. Mereka terjebak oleh pengalaman masa lalu ketika Yesus masih bersama keluarga-Nya. Pengalaman itu membuat mereka tidak mampu melihat Yesus yang sebenarnya. Ia mereka lihat dan ukur menurut pandangan mereka sendiri dan bukan menurut kebenaran. Karenanya, sulit bagi mereka untuk menilai secara obyektif apa yang mereka lihat dan alami. Penilaian yang kurang obyektif inilah yang menyebabkan mereka salah dalam mengambil sikap terhadap Dia. Akibatnya, langkah yang diambil pun salah. Orang Nazaret kecewa dan tidak mau menerima Yesus.
Mencermati dan menilai secara obyektif realitas yang kasat mata sudah sulit; betapa sulitnya menilai realitas yang tidak kelihatan dengan tepat. Benarlah bahwa peran Tuhan dalam kehidupan tidak bisa dilihat secara kasa mata. Realitas itu hanya bisa dilihat dengan mata iman, maka hanya orang yang terbuka dan menerima karunia untuk bisa melihat dan percaya yang akan menerima Yesus sebagai Allah yang datang dan berkarya menyelamatkan. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa melihat peran Tuhan dalam hidup kita bukan dengan mata manusiawi, melainkan dengan mata iman itu. (YH/Inspirasi Batin 2016)
Antifon Komuni (Mzm 32:1)
Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan.