Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah
“Hanya dalam kebenaran-lah kasih bersinar terang, hanya dalam kebenaran kasih dapat dihidupi secara otentik. Kebenaran adalah terang yang memberi makna dan nilai kepada kasih.“ – Paus Benediktus XVI, Ensiklik Caritas in Veritate
PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
(Pemberkatan lilin dan perarakan tersedia dalam dua cara, dengan perarakan atau perarakan masuk meriah, selengkapnya lihat Buku Misa Minggu dan Hari Raya)
Antifon
Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.
Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya, alleluya.
Behold, our Lord will come with power, to enlighten the eyes of his servants, alleluia.
Doa Pemberkatan Lilin
KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
atau
Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.
Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)
Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius. (Mzm 48:10-11, 2)
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah. Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
InilahI Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Kebenaran bersifat mutlak. Yesus datang ke dunia untuk membawa kebenaran. Melalui wafat dan kebangkitan-Nya, kita diselamatkan. Sehingga, kedatangan Kristus, Sang Mesias, sangat ditunggu oleh orang yang ingin menginginkan keselamatan.
Pernyataan Roh Kudus melalui Simeon menyiapkan Maria dan Yusuf. Maria mengerti rencana Tuhan sedikit demi sedikit sebagaimana Tuhan membukanya setahap demi setahap. Simeon adalah orang benar yang percaya akan janji Allah. Dia menanti di Bait Allah hingga bertemu Sang Mesias.
Hana juga orang saleh dan rendah hati yang menantikan kebenaran. Orang saleh memang selalu menantikan kebenaran. Hal ini kontras dengan orang bebal yang melawan dan menolak kebenaran. Karena itu, kebenaran dapat menimbulkan perbantahan dan koflik. Orang yang tidak mau mengikuti kebenaran pasti terganggu lalu menentang. Kebenaran menyingkapkan apa yang baik dan buruk. Kebenaran itu seperti terang. Kotoran yang kecil sekali pun tampak jelas dalam terang.
Yesus pun ditolak karena menyatakan kebenaran. Sebagaimana dinubuatkan oleh Simeon, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang" (Luk 2:34-35).
Ketika kebenaran datang, orang bebal melihat keburukan diri. Orang tidak suka mengakui atau melihat kesalahan dan keburukan sendiri. Karena itu reaksi pertama adalah menolak. Yesus mengalami penolakan karena menyatakan kebenaran. Orang yang menyatakan apa yang benar juga mengalami penolakan. Namun, barangsiapa telah menemukan kebenaran wajib menyampaikannya juga kepada orang lain, seperti halnya Hana berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan (ay. 38). Inilah pewartaan kabar gembira.
Kebenaran melepaskan kita dari belenggu dosa, ketakutan dan kekhawatiran karena percaya pada perlindungan-Nya. Hidup dalam kebenaran membawa damai di hati. Kita perlu terus membuka diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus agar kita setia sampai akhir.
Mari kita menanggalkan kekerasan hati dan menerima kebenaran walau menyakitkan. Bertobat dan hidup benar adalah persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. (Ibu M.T. Eleine Magdalena/Cafe Rohani 2016)