Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria
“Tuhan, dengan memberikan Yusuf kepada Santa Perawan, tidak memberikannya kepada Maria hanya sekedar sebagai pendamping hidupnya, saksi keperawanannya dan pelindung kehormatannya; Ia juga memberikan Yusuf kepada Maria agar ia, melalui ikatan perkawinan, dapat ikut ambil bagian dalam martabat Maria yang agung luhur.” ----- Paus Leo XIII
Antifon Pembuka (Bdk. Luk 12:42)
Dialah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat Tuhan menjadi kepala keluarga-Nya.
Behold, a faithful and prudent steward, whom the Lord set over his household
atau (Mzm 92(91):13.14)
Justus ut palma florébit: sicut cedrus Líbani multiplicábitur: plantátus in domo Dómini: in átriis domus Dei nostri.
Ayat. Bonum est confitéri Dómino: et psállere nómini tuo, Altíssime. ℣. Glória Patri, et Fílio, et Spirítui Sancto. Sicut erat in princípio, et nunc, et semper, et in sǽcula sæculórum. Amen. — Justus ut palma florébit …
Pengantar
Peranan Santo Yusuf dalam karya penyelamatan Allah memang tidak menonjol dibandingkan dengan Maria. Dalam Kitab Suci dan juga secara tradisi Yusuf tidak banyak disebut atau diceriterakan. Ucapannya tak sepatah kata pun tercatat dalam Kitab Suci. Namun Santo Yusuf sangat berjasa sebagai pelaksana yang lurus, tekun dan setia, tanpa banyak bicara. Ia penuh tanggung jawab terhadap isterinya Maria, dan juga keluarganya. Hari ini Gereja memberikan penghormatan yang kuat atas peran Santo Yusuf, lebih-lebih karena telah dengan setia mendampingi ibu Maria dalam mengasuh Yesus Putra-nya.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah menyerahkan awal misteri keselamatan kepada Santo Yusuf untuk dijaganya dengan setia. Kami mohon, semoga berkat doanya Gereja-Mu selalu membantu mewujudkan karya penyelamatan-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)
Pada suatu malam datanglah firman Tuhan kepada Natan, “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.” Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, “Begitu banyaklah nanti keturunanmu.” Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mzm 84:5)
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)
Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
atau
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-51a)
Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
TULUS HATI
Sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa seorang yang haus kuasa juga ingin memerintah selama mungkin. Akan tetapi nyatanya semua kuasa harus berakhir dan bahkan tetap bisa berakhir kapan saja.
Abraham meyakini hal yang abadi tersebut seperti dituliskan oleh Rasul Paulus, "Kepada Allah itulah Abraham percaya yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada" (Rom 4:17). Dia tidak meributkan upah materi yang akan diterimanya, tetapi "berharap dan percaya" akan kekuatan sabda Tuhan yang sanggup memberi melebihi segala yang bisa dipikirkan manusia. Seperti diungkapkan oleh Rasul Paulus, "Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka" (ay. 16). Seseorang yang terlalu mengharapkan materi tertentu tetapi lupa untuk berdoa, maka bisa kecewa luar biasa jika gagal mendapatkannya atau tetap tidak pernah merasa puas saat sudah menerimanya dalam bentuk yang berbeda.
Oleh karena itu, kita hendaknya belajar bersyukur seperti Yusuf, suami Maria. Yusuf adalah seorang suami yang bukan tanpa kekurangan. Ia sempat bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam. Ini terjadi bukan karena ia tidak puas tetapi karena ia "seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum" (Mat 1:19). Hati yang tulus tidak memiliki niat yang jahat dan keinginan materialistis. Tulus hati sejatinya adalah inti dari kesetiaan. Pribadi yang memiliki keutamaan inilah yang dipilih Tuhan untuk memelihara dan merawat Yesus yang dikandung oleh Maria dari Roh Kudus. Karunia Roh Kudus inilah yang akan menyelamatkan kita dari dosa kita yang lebih banyak karena pertimbangan biologis dan materialistis.
Abraham, Daud dan Yusuf adalah figur suami dan ayah yang tidak sempurna dan memiliki kekurangan atau keterbatasan. Namun demikian, mereka mendapat karunia Tuhan untuk menjadi pendahulu dari yang sempurna yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. Apa yang kurang dari mereka bukanlah akhir dari segalanya tetapi awal dari yang baru.
Mari kita mengundang Yesus untuk membarui iman kita, melengkapi keluarga, perkawinan dan rumah tangga kita dengan kasih-Nya. Dengan demikian, setiap anggota keluarga kita dipenuhi dengan Roh Kudus dan menjadi pewarta iman yang tulus hati. [Rm. Gregorius, O.Carm/RUAH]
Antifon Komuni (Bdk. Mat 25:21)
Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Well done, good and faithful servant. Come, share your master’s joy.
atau (Mat 1:20)
Joseph, fili David, noli timére accípere Maríam cónjugem tuam: quod enim in ea natum est, de Spíritu Sancto est.
Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.