Hari Biasa Pekan V Prapaskah
“Salib Tuhan menjadi sumber semua berkat, asal mula segala berkat” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27(26):14)
Taruhlah harapan-Mu pada Tuhan. Jadilah perwira dan tabahkanlah hatimu. Percayalah pada Allah.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber segala kebajikan, bantulah kami mengabdi Engkau dengan tekun. Semoga pada zaman ini umat-Mu berkembang dalam kebajikan dan bertambah dalam jumlahnya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Israel memberontak melawan Allah dan mereka dihukum. Banyak orang Israel tewas karena terpagut ular. Sebagian akhirnya diselamatkan karena memandang ular tembaga yang ditinggikan oleh Musa pada sebuah tiang.
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 102:2-3.16-18.19-21)
1. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Benih itu adalah Sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus. Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.
Yesus bicara sebagai utusan Bapa. Barangsiapa yang percaya akan kata-kata-Nya akan hidup. Sebaliknya, yang tidak percaya akan mati. Yesus lalu membandingkan diri-Nya dengan ular tembaga yang ditinggikan oleh Musa di padang gurun. Yesus akan ditinggikan di kayu salib. Justru dengan itu, Ia menyelamatkan umat manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:21-30)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Yesus menegaskan kembali kesatuan-Nya dengan Bapa dalam situasi yang secara manusiawi sangatlah berat. Penderitaan dan kematian yang akan dialami-Nya bukanlah akhir dari segalanya. Justru dalam peristiwa itu, Yesus menegaskan bagaimana Bapa akan menyertai-Nya. Yesus sadar bahwa bagi manusia, peristiwa penderitaan dan kematian-Nya itu adalah sebuah peristiwa yang tidak bisa dipahami dan bahkan cenderung ditakuti. Dengan menunjukkan pengalaman penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus hendak menunjukkan bahwa Allah benar-benar menyertai manusia dalam melewati setiap penderitaan dan bahkan kematian menuju situasi yang lebih baik bahkan kebangkitan. Bagaimana kepasrahan kita pada Allah, terutama dalam situasi-situasi hidup yang tidak mengenakkan?
Tuhan, sumber sukacitaku, syukur dan terima kasih atas perlindungan-Mu sepanjang hari ini. Semoga malam ini, aku dapat beristirahat tanpa gangguan apa pun dan besok pagi dapat bangun dengan segar dan semangat yang baru. Terutama aku dapat bergabung bersama umat-Mu untuk merayakan hari raya Kabar Sukacita yang disampaikan Malaikat Gabriel kepada Maria, Bunda-Mu dan Bunda Gereja. Amin.