Hari Biasa Pekan XVI
Saya ingin menegaskan fakta yang sangat penting: Allah, dan bukan manusia, yang menjadi pusat liturgi Katolik. Kita datang untuk menyembah Dia. Liturgi bukan tentang kamu dan saya; ia bukan tempat kita merayakan identitas kita, atau pencapaian atau pemuliaan, liturgi bukan tempat untuk mendukung budaya kita dan kebiasaan religius lokal kita. Liturgi, pertama dan terutama, adalah tentang Allah dan apa yang telah Dia lakukan bagi kita. Dalam Penyelengaraan Ilahi-Nya, Allah yang Mahakuasa mendirikan Gereja dan menginstitusikan Liturgi Suci, yang melaluinya kita mampu mempersembahkan kepada-Nya ibadah/penyembahan sejati seturut Perjanjian Baru yang ditetapkan Kristus. Dengan melakukan ini, dengan masuk ke dalam tuntutan ritus suci yang berkembang dalam tradisi Gereja, kita diberikan identitas sejati dan makna sebagai putra dan putri Bapa. (Kardinal Robert Sarah, Prefek Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen 5 Juli 2016 dalam Konferensi Internasional Sacra Liturgia)
Antifon Pembuka (Mzm 71:15)
Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan karya-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa Maha Penyayang, orang yang mencari Engkau takkan dikecewakan: Engkau berkenan menemui mereka dalam diri manusia penuh belas kasih, yaitu Yesus Putra Rahmat. Ajarilah kami menurut semangat-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:1.4-10)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; Ul: lh.6a)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
Bait Pengantar Injil do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-9)
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus menceritakan benih yang ditaburkan di pelbagai jenis tanah. Pertama, ada benih yang jatuh di pinggir jalan. Kedua, benih yang jatuh di tanah yang tipis dan berbatu-batu. Ketiga, benih yang jatuh di tengah semak duri; dan keempat, benih yang jatuh di tanah yang baik dan subur. Kalau kita perhatikan baik-baik, contoh ketiga tidak mempersoalkan jenis tanah, tetapi banyaknya semak berduri yang mengelilingi benih-benih yang sedang tumbuh itu.Tanah bisa saja subur dan produktif, tetapi banyaknya semak berduri akan tetap mengganggu tumbuhnya benih yang telah ditaburkan itu.
Kehidupan kita sehari-hari sering tidak ubahnya benih yang tumbuh di antara semak-semak berduri. Ada banyak tantangan dan rintangan yang menghadang, terus silih berganti. Iman kepercayaan tidak dapat disangkal, tidak akan membebaskan kita dari aturan hukum alam. Misalnya, kena hujan kita akan basah kuyup, kalau kita bekerja dan bekerja, kita akan merasa haus, lapar dan lelah.
Namun, keberanian kita mencabut akar-akar dosa akan membuat tanah subur; diri kita makin produktif dan menghasilka banyak buah. Jangankan membunuh, kemarahan jiwa yang belum terungkap dalam kata-kata pun hendaknya kita cabut agar tidak bertumbuh dan berkembang. Keindahan aneka media komunikasi pun tak ubahnya semak berduri yang mendesak diri seseorang untuk tidak melakukan berbagai kegiatan keagamaan. Semak berduri merupakan jenis tanaman yang ditakuti oleh banyak orang, karena duri-durinya tajam. Sebaliknya, semak duri zaman modern ini, tumbuh subur dengan aneka modifikasi. Kodrat tetap menyakitkan dan membinasakan, tetapi penampilan menarik hati banyak orang, sehingga durinya tidaklah dirasakan saat itu, tetapi makin hari makin menusuk dan menebarkan racun ke dalam tubuh.
Mari kita tetap setia mendengarkan sabda dan kehendak Tuhan. Kesulitan kita mendengarkan dan memahami-Nya terjadi karena memang sabda-Nya adalah “roh dan hidup” (Yoh 6:63). Sabda Tuhan mengajak setiap pribadi menikmati hidup ini dengan penuh syukur dan mengantar kita untuk siap menikmati kehidupan kekal, sebagaimana kehendak Allah agar setiap orang beroleh selamat.
“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”