Hari Biasa Pekan XXI
Tuhan itu penuh sayang dan belas kasih. Ia lebih menghendaki orang berdosa bertobat daripada mati. (St. Hieronimus)
Antifon Pembuka (bdk. 1Kor 1:18)
Warta salib memang suatu kebodohan bagi yang akan binasa, tetapi kekuatan Allah bagi kita yang diselamatkan.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahaagung, Engkau menghendaki membuat kami kaya berkat sabda-Mu yang penuh kebaikan. Semoga kami umat manusia dapat menikmati kedamaian, yang telah dijanjikan oleh Yesus Putra-Mu terkasih, jaminan cinta kasih-Mu kepada umat manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm. 33:1-2.4-5.10ab,11; R:22)1. Bersorak-sorailah, dalam Tuhan, hai orang-orang benar, dalam Tuhan! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.'
Renungan
Hidup itu misteri. Sebagai misteri, hidup penuh dengan teka-teki yang sulit dijwab. Meski demikian, itu bukan berarti hidup berhak dijalani sesuka hati. Hidup butuh pertimbangan cermat. Sekali salah bakal ada masalah. Sekali keliru, sesal terus memburu.
Hidup iman kita pun penuh misteri. Banyak hal yang masih tertutup rapat. Untuk mengetahuinya secara utuh, ada masanya dan kita tidak berkuasa atasnya. Yang harus dilakukan ialah berjaga-jaga. Berjaga-jaga dapat menimalisir akibat terburuk suatu kejadian. Jika tidak demikian, maka mustahil pada hari ini Yesus menegaskan pentingnya berjaga-jaga.
Hidup iman kita kini dihadapkan dengan misteri "Kerahiman Ilahi". Fakta bahwa Yesus sudi menjadi manusia agar Allah dan kasih-Nya tampak nyata bagi manusia; tentu tidak mudah dipahami. Akan tetapi, kita diajak untuk terus merenungkan misteri itu dan berjaga-jaga didalamnya. Di balik misterinya, pasti ada nilai penting yang berguna bagi keselamatan kita.