Kamis, 22 September 2016
Hari Biasa Pekan XXV
”Tak seorang pun dapat mempunyai Allah sebagai Bapa jika tidak mempunyai Gereja sebagai Bunda” (St. Siprianus)
Antifon Pembuka (Pkh 1:9)
Hari Biasa Pekan XXV
”Tak seorang pun dapat mempunyai Allah sebagai Bapa jika tidak mempunyai Gereja sebagai Bunda” (St. Siprianus)
Antifon Pembuka (Pkh 1:9)
Apa yang pernah ada akan ada
lagi, dan apa yang pernah terjadi akan terjadi lagi; tiada sesuatu pun yang
baru di dunia ini.
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber iman kepercayaan, ajarilah kami mengimani Dia, yang bagaikan Elia baru, mengajar kami menikmati kehadiran-Mu di tengah-tengah kami, yaitu Yesus Putra-Mu yang membaptis kami dengan Roh Kudus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Segala sesuatu yang dimiliki manusia sementara sifatnya. Hasil kepintaran manusia itupun terbatas. Kita diundang untuk mencari sesuatu yang bernilai abadi.
Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2-11)
"Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari."
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, “Lihat, ini baru!” Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (bdk. Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Dosa pembunuhan menghantui Herodes. Ia cemas tatkala mendengar Yohanes Pembaptis telah bangkit dari antara orang mati. Itulah sebabnya Herodes ingin sekali berjumpa dengan Yesus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:7-9)
"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"
Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Untuk apa kita menjalani kehidupan kita ini? Sia-sia belaka, kata Pengkhotbah. Apa yang kita cari dalam hidup ini? Herodes cemas mendengar tentang Yesus, tetapi ia juga rindu untuk bertemu. Sama seperti Herodes, kita pun mungkin belum mengenal sungguh untuk apa kita hidup dan apa yang kita cari dalam hidup ini. Hidup menjadi tidak sia-sia kalau kita menjadi makin mengenal, mencintai dan setia mengikuti Yesus Kristus yang menghantar kita kepada kehidupan sejati.
Doa Malam
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur karena telah Kau perkenankan mendengarkan firman-Mu. Semoga firman-Mu yang telah kami dengar menghidupkan dan menghidupi kami, sehingga kami makin mampu memuliakan Dikau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
RUAH