Hari Minggu Biasa XXVI
Jika seorang politikus secara aktif mendukung dan memajukan budaya kematian, ia tidak hanya menyebabkan skandal; ia berbuat dosa. Demikian pula, ketika seorang politisi melakukan tindakan (seperti voting) yang memungkinkan untuk aborsi dan bahkan mempromosikan aborsi, atau mandat bahwa distribusi kontrasepsi oleh apoteker dan lain-lain, sehingga politisi secara material bekerjasama dalam dosa besar, - Mgr. Thomas J. Olmsted, Uskup Phoenix
Antifon Pembuka (Dan 3:31.29.30.42.43)
Segala sesuatu yang Engkau perbuat atas kami, ya Tuhan, telah Engkau putuskan dengan benar. Sebab, kami telah berdosa terhadap-Mu dan tidak mematuhi perintah-perintah-Mu. Tetapi, muliakanlah nama-Mu, dan perlakukanlah kami seturut besarnya belaskasih-Mu.
All that you have done to us, O Lord you have done with true judgment, for we have sinned against you and not obeyed your commandments. But give glory to your name and deal with us according to the bounty of your mercy.
Doa Pagi
Bacaan dari Kitab Amos (6:1a.4-7)
Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, “Celakalah orang-orang yang merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di gunung Samaria! Celakalah orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya! Celakalah orang yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 838.
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 146:7.8-9a.9b-10; R: 1b)
1. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, Tuhan memberi roti kepada orang-orang yang lapar, dan membebaskan orang-orang yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-menurun.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:11-16)
Hai engkau, manusia Allah, jauhilah semua kejahatan, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar, dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil, untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang memberikan kesaksian yang benar di hadapan Pontius Pilatus, aku memperingatkan engkau: Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, dan bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang manusia pun dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963.
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya oleh karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dari kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini’. Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat penghiburan dan engkau sangat menderita. Selain daripada itu, di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu atau pun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu, Bapa, supaya Engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan ini’. Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu!’ Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat’. Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Sabda "celaka" dari Tuhan lewat Nabi Amos sungguh mengejutkan jiwa dan menggetarkan raga (Am 6:1.4-7). Ancaman dari Tuhan yang Mahakasih itu datang karena perilaku para pemimpin dan pejabat bangsa Israel yang hanya menikmati kemewahan duniawi tanpa peduli akan "hancurnya keturunan Yusuf" (ay. 6). Mereka yang seharusnya menjadi panutan ternyata bagaikan virus mematikan bagi pertahanan moral dan spiritual bangsa sehingga pada akhirnya mereka akan menjadi orang buangan. Moral bangsa yang hancur menjadikan mereka sampah di hadapan bangsa-bangsa lain.
Rasul Paulus juga memberikan wejangan bagaimana para pemimpin seharusnya memperkokoh ketahanan moral dan spiritual bangsa, "Kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan" (1Tim 6:11). Para pejabat pemerintahan adalah mereka yang mengucapkan ikrar yang benar di depan banyak saksi (ay. 12). Seandainya para pejabat pemerintahan mengingkari sumpah jabatannya dengan melakukan banyak hal negatif dan justru menjadi sumber kejahatan moral yang memecah belah keutuhan bangsa dan negara, maka ia bersalah di hadapan rakyat dan berdosa di hadapan Allah yang memberikan hidup kepaa segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang telah mengucapan yang benar itu juga di muka Pontius Pilatus (ay. 13).
Virus narkoba yang secara sistematis diperluas di dalam bangsa Indonesia yang kadangkala melibatkan oknum pejabat sipil maupun militer akan memperlambat kemajuan bbangsa, merusak masa depan generasi muda yang penuh potensi dan juga mencoreng Pancasila sebagai dasar negara yang seharusnya diteladankan oleh mereka secara konsekuen.
Pejabat yang lupa akan tanggung jawabnya itulah yang digambarkan oleh Yesus sebagai seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan (Luk 16:19). Namun setelah meninggal ia merasa sangat kesakitan dalam nyala api di alam maut. Orang kaya itu kini sadar bahwa selama hidupnya ia mengabaikan sabda Tuhan yang tertera di dalam kesaksian Musa dan para nabi. Nasihat moral dan peringatan akan kasih kepada sesama yang lemah seperti Lazarus telah ia lupakan dengan hanya mementingkan kepuasan duniawi bagi diri sendiri. Nasi sudah menjadi bubur, pucat pasi di liang kubur. Gaya hidup orang kaya itu ternyata juga merasuk dalam hidup lima orang saudaranya yang tidak bertobat sekalipun diperingatkan oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.
Tuhan Yesus pasti ingin memperbaiki mentalitas manusia seperti orang kaya tersebut. Apalagi jika mentalitas itu diwariskan ke anak cucu. Kita patut bertanya pada diri sendiri, "Apakah aku saat ini hidup seperti orang kaya itu dan lima saudaranya? Atau apakah aku ingin seperti mereka saat masih hidup di dunia?" Menjadi kaya dalam materi adalah pilihan hidup yang baik, menjadi kaya material dan spiritual adalah pilihan hidup yang bijaksana (Rm. Gregorius Maria Jeffrey Wibiksono, O.Carm/RUAH)
Antifon Komuni (Mzm 119:49-50)
Ingatlah, ya Tuhan, firman yang Engkau sampaikan kepada hamba-Mu, dengannya Engkau telah memberi harapan kepadaku. Itulah penghiburanku di saat aku terpukul.
Remember your word to your servant, O Lord, by which you have given me hope. This is my comfort when I am brought low.
Memento verbi tui servo tuo, Domine in quo mihi spem dedisti: haec me consolata est in humilitate mea