Hari Biasa Pekan XXVI
“Ada saran tentang bagaimana untuk lebih sering berdoa ketika kita sibuk dengan tuntutan pekerjaan, keluarga dan dunia? Persembahkan segala sesuatu yang kamu lakukan kepada Tuhan, mohon pertolongan-Nya di segala situasi kehidupan sehari-hari dan ingatlah bahwa Ia selalu ada disampingmu.” (Paus Benediktus XVI, 12 Desember 2012)
Antifon Pembuka (Mzm 88:10bc.14)
Sehari-hari aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan, kepada-Mu kutadahkan tanganku. Aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan, pagi-pagi doaku membumbung ke hadapan-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakudus, di hadapan-Mu tiadalah orang yang memiliki wewenang, sebab segala sesuatu yang ada pada kami seluruhnya Engkaulah yang memberi. Semoga kami selalu penuh rasa syukur atas segala penyelenggaraan-Mu demi kehidupan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Jangan melawan Allah. Ia mahakuasa dan maha bijaksana. Secerdas dan sepintar apa pun manusia, janganlah sombong, melainkan harus bersikap rendah hati dan senantiasa mohon belas kasihannya, karena semua yang kita miliki dan keberhasilan yang kita raih berasal dari Allah.
Bacaan dari Kitab Ayub (9:1-12.14-16)
Ayub berkata kepada Bildad sahabatnya, "Sungguh, aku tahu, bahwa beginilah adanya: masakan manusia benar di hadapan Allah? Jika ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat bersikeras melawan Dia, dan tetap selamat? Dialah yang memindahkan gunung-gunung tanpa diketahui orang, yang menjungkir-balikkannya dalam murka-Nya. Ia menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang. Ia memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai. Seorang diri Ia membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut. Ia menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan. Dialah yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyak. Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak tahu. Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya, 'Apa yang Kaulakukan?' Bagaimana mungkin aku dapat membantah Dia, dan memilih kata-kata di hadapan Dia? Walaupun benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasih kepada yang mendakwa aku. Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 88:10bc-11.12-13.14-15)
1. Aku telah berseru kepada-Mu, ya Tuhan, sepanjang hari, aku telah mengulurkan tanganku kepada-Mu. Adakah Engkau melakukan keajaiban di hadapan orang-orang mati? Masakah jenazah mereka bangkit untuk bersyukur kepada-Mu?
2. Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan? Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan, dan keadilan-Mu di negeri kealpaan?
3. Tetapi aku ini, ya Tuhan, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu. Mengapa, ya Tuhan, Kaubuang aku? Mengapa Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 3:8-9)
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, agar aku memperoleh Kristus dan bersatu dengan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:57-62)
Sekali peristiwa, ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau, ke mana pun Engkau pergi.” Yesus menjawab, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu kepada orang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Berkatalah orang itu, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan wartakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dengan ungkapan "serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya" Yesus mau menegaskan eksistensi diri-Nya sebagai pengembara yang tidak aman dan sering ditolak. Karena itu para pengikut-Nya pun harus siap menempuh jalan yang tidak aman, ditolak dan tidak memiliki tempat tinggal tetap di dunia ini.
Tuntutan Yesus kepada orang-orang yang mau mengikuti-Nya lebih radikal dari Nabi Elia. Nabi Elia mengizinkan Elisa pamit kepada orangtuanya yang masih hidup, sedangkan orang yang ingin mengikuti Yesus itu mau melestarikan adat istiadatnya Yahudi. Artinya, sebelum orangtuanya mati dan dikuburkan ia tidak mungkin ikut Yesus. Maka Yesus pun menambahkan, "Setiap orang yang siap membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." Untuk mengikuti Yesus orang juga harus memutus hubungannya dengan masa lampau. "Menoleh ke belakang" artinya mempertahankan mati-matian warisan nilai dan pengalaman masa lampau. Sama seperti pembajak yang tidak boleh menoleh ke belakang karena harus memperhatikan lurusnya alur bajak yang ditarik lembu, pengikut Yesus pun tidak boleh merepotkan yang sudah ditinggalkan demi Kerajaan Allah dan ikut cara Yesus menilai dunia.
Antifon Komuni (Mrk 10:45)