Minggu, 20 November 2016
Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
Kerajaan Kristus sudah Ada dalam Gereja, namun belum diselesaikan oleh kedatangan Raja di bumi "dengan segala kekuasaan dan kemuliaan" (Luk 21:27) Bdk. Mat 25:31.. Ia masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat Bdk. 2 Tes 2:7., walaupun mereka sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paskah Kristus. Sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada-Nya Bdk. 1 Kor 15:28., "sampai nanti terwujudkan langit baru dan bumi baru, yang diwarnai keadilan, Gereja yang tengah mengembara, dalam Sakramen-sakramen serta lembaga-lembaganya yang termasuk zaman ini, mengemban citra zaman sekarang yang akan lalu. Gereja berada di tengah alam tercipta, yang hingga kini berkeluh-kesah dan menanggung sakit bersalin, serta merindukan saat anak-anak Allah dinyatakan" (LG 48). Oleh karena itu orang Kristen berdoa, terutama dalam perayaan Ekaristi Bdk. 1 Kor 11:26., supaya kedatangan kembali Kristus Bdk. 2 Ptr 3:11-12. dipercepat, dengan berseru: "Datanglah Tuhan" (1 Kor 16:22; Why 22:17.20). (Katekismus Gereja Katolik, 671)
Antifon Pembuka (Why. 5:12, 1:6)
Pantaslah Anak Domba yang disembelih itu menerima kuasa dan kekayaan, hikmat, kekuatan, dan hormat. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
How worthy is the Lamb who was slain. to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor. To him belong glory and power for ever and ever.
Dignus est Agnus, qui occisus est, accipere virtutem, et divinitatem, et sapientiam, et fortitudinem, et honorem. Ipsi gloria et imperium in sæcula sæculorum.
Doa Pagi
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan membarui segala sesuatu dalam diri Putra-Mu terkasih, Raja Semesta Alam. Semoga segala makhluk yang telah dibebaskan dari perbudakan berhamba pada kebesaran-Mu dan tanpa henti memuji-muji Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-3)
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, yakni ketika Saul masih memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Lagipula Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana, di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5; R:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:12-20)
Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 11:9.10)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (23:35-43)
Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah Raja Orang Yahudi”. Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya, “Bukankah Engkau Kristus?” Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!” Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Bagi kita umat Kristiani, Kristus adalah Raja. Namun Ia bukan raja biasa, melainan Raja Semesta Alam. Seorang raja pasti memiliki sebuah takhta. Demikian pula dengan Yesus. Takhta yang dimiliki-Nya bahkan sangat luar biasa. Ia bertakhta di kayu salib. Dari ketinggian salib, dengan tangan-Nya yang terentang Ia hendak memeluk seluruh alam semesta ini dalam pelukan-Nya. Ia tahu bahwa alam semesta ini perlu diselamatkan. Sebagai Tuhan, Ia thu bahwa alam yang diciptakan-Nya telah menyimpang dari hakikatnya. Semestinya alam menunjukkan keagungan Tuhan. Namun karena dosa dan sikap serakah manusia, alam kehilangan kemurahannya. Umat manusia yang semestinya menunjukkan belas kasihnya sebagai citra Allah juga tak mampu menampilkan sikap belas kasih Allah.
Dalam situasi berdosa inilah maka Allah Bapa memberikan putra-Nya untuk menebus alam semesta. Ia mengutus Yesus untuk menyelamatkan alam semesta yang korup, hancur dan menuju rusak. Namun cara yang harus ditempuh Yesus untuk menjadi raja sungguh tidak masuk akal, bahkan tidak manusiawi. Ia harus rela menjadi hina, bahkan kehilangan derajat-Nya sebagai raja. Ia harus merentangkan tangan-Nya selebar-lebarnya di atas salib, tanda paling hina sebagai seorang pendosa. Namun Yesus sungguh menyadari bahwa jalan inilah satu-satunya cara yang dapat Ia lakukan untuk membawa alam semesta kembali kepada derajatnya yang mulia.
Meskipun maksud dan niat Yesus sungguh mulia, Ia tetap mendapatkan halangan dan rintangan. Ia harus berhadapan dengan umat-Nya sendiri yang tidak mau diperbaiki. Bahkan umat-Nya inilah yang membawa Dia untuk disalibkan. Memang tujuan mulia tak selamanya mendapatkan balasan yang mulia. Namun dalam kejadian yang dialami oleh Yesus kita bisa belajar bahwa keagungan tak selamanya perlu untuk diungkapkan. Terkadang keagungan itu tersingkap sendiri atau bahkan diungkapkan oleh orang-orang yang dianggap hina. Hal inilah yang dialami oleh Yesus Kristus. Keagungan sebagai raja tidak diumumkan oleh orang-orang besar, namun justru diumumkan oleh seorang penjahat yang bertobat. Pengakuan penjahat inilah yang justru mengagungkan Yesus, karena Ia bukan hanya raja yang dapat memberi kebebasan, namun lebih dari itu, Ia adalah raja yang dapat memberi kehidupan kekal. Hal ini sungguh tampak dalam apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada penjahat yang bertobat itu, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di Firdaus." Tak ada seorang raja pun yang dapat memberi kehidupan kekal seperti yang diberikan oleh Yesus. Kehidupan kekal hanya mungkin diberikan oleh Sang Pemberi Hidup, yaitu Yesus Sang Pencipta bintang Mulia, Yesus Sang Raja Semesta Alam.
Dari kejadian yang dialami oleh Yesus dan penjahat yang bertobat ini kita bisa belajar bahwa pembelaan atas diri kita dapat datang dari mana saja. Tak selamanya pembelaan dilakukan oleh orang yang selalu dianggap baik. Ada kalanya orang yang dianggap tak baik pun mampu membela kita. Kebenaran tak selamanya diungkapkan oleh orang baik, terkadang kebenaran justru terungkap di balik sikap yang tidak baik. Yesus Sang Raja, dinobatkan sebagai Raja bukan oleh orang-orang yang baik, tapi oleh seorang yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Pengakuan kekuasaan Yesus justru datang dari orang yang dibuang oleh masyarakat.
Berdasarkan pada kejadian ini, semoga kita pun juga berefleksi bahwa tugas kita pun sama seperti tugas Yesus, yaitu memanusiakan manusia. Betapa banyak di sekitar kita para saudara kita yang telah kehilangan rasa kemanusiaannya. Akibatnya mereka tidak mampu menunjukkan sikap belas kasih yang merupakan ciri dasar umat manusia. Hal ini tampak dalam sikap-sikap yang tak bermoral maupun dalam sikap-sikap yang tak mau peduli pada kehidupan sesama makhluk Tuhan. Kiranya Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini merupakan titik awal yang baik bagi kita untuk merenunggkan kembali tugas perutusan kita sebagai manusia, yaitu memuliakan alam ciptaan Tuhan dan memuliakan rasa kemanusiaan kita. Semoga rahmat Tuhan membuat kita sungguh mampu untuk bersikap penuh belas kasih sebagaimana Yesus yang selalu penuh dengan belas kasih. Amin. Tuhan memberkati. (Rm. FX. Sulistya Heru Prabowo, O.Carm/RUAH)
Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
Kerajaan Kristus sudah Ada dalam Gereja, namun belum diselesaikan oleh kedatangan Raja di bumi "dengan segala kekuasaan dan kemuliaan" (Luk 21:27) Bdk. Mat 25:31.. Ia masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat Bdk. 2 Tes 2:7., walaupun mereka sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paskah Kristus. Sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada-Nya Bdk. 1 Kor 15:28., "sampai nanti terwujudkan langit baru dan bumi baru, yang diwarnai keadilan, Gereja yang tengah mengembara, dalam Sakramen-sakramen serta lembaga-lembaganya yang termasuk zaman ini, mengemban citra zaman sekarang yang akan lalu. Gereja berada di tengah alam tercipta, yang hingga kini berkeluh-kesah dan menanggung sakit bersalin, serta merindukan saat anak-anak Allah dinyatakan" (LG 48). Oleh karena itu orang Kristen berdoa, terutama dalam perayaan Ekaristi Bdk. 1 Kor 11:26., supaya kedatangan kembali Kristus Bdk. 2 Ptr 3:11-12. dipercepat, dengan berseru: "Datanglah Tuhan" (1 Kor 16:22; Why 22:17.20). (Katekismus Gereja Katolik, 671)
Antifon Pembuka (Why. 5:12, 1:6)
Pantaslah Anak Domba yang disembelih itu menerima kuasa dan kekayaan, hikmat, kekuatan, dan hormat. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
How worthy is the Lamb who was slain. to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor. To him belong glory and power for ever and ever.
Dignus est Agnus, qui occisus est, accipere virtutem, et divinitatem, et sapientiam, et fortitudinem, et honorem. Ipsi gloria et imperium in sæcula sæculorum.
Doa Pagi
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan membarui segala sesuatu dalam diri Putra-Mu terkasih, Raja Semesta Alam. Semoga segala makhluk yang telah dibebaskan dari perbudakan berhamba pada kebesaran-Mu dan tanpa henti memuji-muji Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-3)
"Mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel."
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, yakni ketika Saul masih memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Lagipula Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana, di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5; R:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:12-20)
"Allah telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih."
Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 11:9.10)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (23:35-43)
"Tuhan, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah Raja Orang Yahudi”. Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya, “Bukankah Engkau Kristus?” Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!” Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Bagi kita umat Kristiani, Kristus adalah Raja. Namun Ia bukan raja biasa, melainan Raja Semesta Alam. Seorang raja pasti memiliki sebuah takhta. Demikian pula dengan Yesus. Takhta yang dimiliki-Nya bahkan sangat luar biasa. Ia bertakhta di kayu salib. Dari ketinggian salib, dengan tangan-Nya yang terentang Ia hendak memeluk seluruh alam semesta ini dalam pelukan-Nya. Ia tahu bahwa alam semesta ini perlu diselamatkan. Sebagai Tuhan, Ia thu bahwa alam yang diciptakan-Nya telah menyimpang dari hakikatnya. Semestinya alam menunjukkan keagungan Tuhan. Namun karena dosa dan sikap serakah manusia, alam kehilangan kemurahannya. Umat manusia yang semestinya menunjukkan belas kasihnya sebagai citra Allah juga tak mampu menampilkan sikap belas kasih Allah.
Dalam situasi berdosa inilah maka Allah Bapa memberikan putra-Nya untuk menebus alam semesta. Ia mengutus Yesus untuk menyelamatkan alam semesta yang korup, hancur dan menuju rusak. Namun cara yang harus ditempuh Yesus untuk menjadi raja sungguh tidak masuk akal, bahkan tidak manusiawi. Ia harus rela menjadi hina, bahkan kehilangan derajat-Nya sebagai raja. Ia harus merentangkan tangan-Nya selebar-lebarnya di atas salib, tanda paling hina sebagai seorang pendosa. Namun Yesus sungguh menyadari bahwa jalan inilah satu-satunya cara yang dapat Ia lakukan untuk membawa alam semesta kembali kepada derajatnya yang mulia.
Meskipun maksud dan niat Yesus sungguh mulia, Ia tetap mendapatkan halangan dan rintangan. Ia harus berhadapan dengan umat-Nya sendiri yang tidak mau diperbaiki. Bahkan umat-Nya inilah yang membawa Dia untuk disalibkan. Memang tujuan mulia tak selamanya mendapatkan balasan yang mulia. Namun dalam kejadian yang dialami oleh Yesus kita bisa belajar bahwa keagungan tak selamanya perlu untuk diungkapkan. Terkadang keagungan itu tersingkap sendiri atau bahkan diungkapkan oleh orang-orang yang dianggap hina. Hal inilah yang dialami oleh Yesus Kristus. Keagungan sebagai raja tidak diumumkan oleh orang-orang besar, namun justru diumumkan oleh seorang penjahat yang bertobat. Pengakuan penjahat inilah yang justru mengagungkan Yesus, karena Ia bukan hanya raja yang dapat memberi kebebasan, namun lebih dari itu, Ia adalah raja yang dapat memberi kehidupan kekal. Hal ini sungguh tampak dalam apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada penjahat yang bertobat itu, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di Firdaus." Tak ada seorang raja pun yang dapat memberi kehidupan kekal seperti yang diberikan oleh Yesus. Kehidupan kekal hanya mungkin diberikan oleh Sang Pemberi Hidup, yaitu Yesus Sang Pencipta bintang Mulia, Yesus Sang Raja Semesta Alam.
Dari kejadian yang dialami oleh Yesus dan penjahat yang bertobat ini kita bisa belajar bahwa pembelaan atas diri kita dapat datang dari mana saja. Tak selamanya pembelaan dilakukan oleh orang yang selalu dianggap baik. Ada kalanya orang yang dianggap tak baik pun mampu membela kita. Kebenaran tak selamanya diungkapkan oleh orang baik, terkadang kebenaran justru terungkap di balik sikap yang tidak baik. Yesus Sang Raja, dinobatkan sebagai Raja bukan oleh orang-orang yang baik, tapi oleh seorang yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Pengakuan kekuasaan Yesus justru datang dari orang yang dibuang oleh masyarakat.
Berdasarkan pada kejadian ini, semoga kita pun juga berefleksi bahwa tugas kita pun sama seperti tugas Yesus, yaitu memanusiakan manusia. Betapa banyak di sekitar kita para saudara kita yang telah kehilangan rasa kemanusiaannya. Akibatnya mereka tidak mampu menunjukkan sikap belas kasih yang merupakan ciri dasar umat manusia. Hal ini tampak dalam sikap-sikap yang tak bermoral maupun dalam sikap-sikap yang tak mau peduli pada kehidupan sesama makhluk Tuhan. Kiranya Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini merupakan titik awal yang baik bagi kita untuk merenunggkan kembali tugas perutusan kita sebagai manusia, yaitu memuliakan alam ciptaan Tuhan dan memuliakan rasa kemanusiaan kita. Semoga rahmat Tuhan membuat kita sungguh mampu untuk bersikap penuh belas kasih sebagaimana Yesus yang selalu penuh dengan belas kasih. Amin. Tuhan memberkati. (Rm. FX. Sulistya Heru Prabowo, O.Carm/RUAH)
Antifon Komuni (Mzm 29:10-11)
Tuhan akan bertakhta sebagai Raja untuk selamanya. Tuhan akan memberkati umat-Nya damai.
Sedebit Dominus Rex in æternum: Dominus benedicet populo suo in pace.
The Lord sits as King for ever. The Lord will bless his people with peace.