Selasa, 31 Januari 2017
Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko, Imam
“Sebagai orangtua, tidak boleh ada letusan-letusan marah terhadap anak-anak dan pandangan yang menghina, kata-kata yang menekan.” (St. Yohanes Bosko)
Antifon Pembuka (Mat 5:19)
Siapa yang mengajarkan dan melakukan sabda Tuhan, dialah yang akan disebut besar dalam Kerajaan Surga.
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah mengobarkan hati Santo Yohanes Bosko, Imam-Mu,
untuk menjadi bapa dan guru bagi kaum muda. Kami mohon, perkenankanlah
agar dengan nyala api yang sama, kami pun mampu memperhatikan kaum muda,
mencari jiwa-jiwa, dan mengabdi hanya kepada-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:1-4)
"Marilah kita berlari dengan tabah hati dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita."
Saudara-saudara, kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang
mengelilingi kita. Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang
begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju
kepada Yesus. Dialah yang memimpin kita dalam iman, dan Dialah yang
membawa iman kita itu kepada kesempurnaan! Dengan mengabaikan kehinaan
Ia tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang
sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan
Yesus, yang tabah menanggung bantahan terhadap diri-Nya, bantahan yang
datang dari pihak orang-orang berdosa. Janganlah kamu menjadi lemah dan
putus asa, sebab dalam pergumulanmu melawan dosa kamu belum sampai
mencucurkan darah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang mencari Engkau, ya Tuhan, akan memuji-muji Engkau.
Ayat. (Mzm 21:2b-27;8.30.31-32)
1. Nazarku akan kubayar di depan orang-orang yang takwa. Orang miskin
akan makan sampai kenyang, orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji
Dia; biarlah hati mereka hidup untuk selamanya!
2. Segala ujung bumi akan menjadi sadar, lalu berbalik kepada Tuhan;
segala rumpun bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. Ya, kepada-Nya
akan sujud menyembah: Semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan
berlutut semua orang yang telah kembali ke pangkuan pertiwi.
3. Dan aku akan hidup bagi Tuhan, anak cucuku akan beribadah kepada-Nya.
Mereka akan menceritakan hal ikhwal Tuhan kepada angkatan yang akan
datang, dan menuturkan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti.
Semua itu telah dikerjakan oleh Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)
"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah
orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus
masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat
yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan
kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang
sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu
atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan
orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan
berdesak-desakkan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang
sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah
berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang
ada padanya; namun sama sekali tidak ada fadahnya, malah sebaliknya:
keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang
Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari
belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asal kujamah saja
jubah-Nya aku akan smebuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah
pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu.
Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari
diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya,
“Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab, “Engkau
melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu!
Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus
memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan itu.
Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa
yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan
Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka
kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah
menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari
penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga
kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya
lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan
mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya
saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali
Petrus, Yakobus, dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di
rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut,
menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata
kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak
mati, tetapi tidur!” tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus
menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,
dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu.
Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya, “Talita kum”’ yang
berarti, “Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga
anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas
tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus
berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu.
Lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yairus tersungkur di kaki Yesus. Ia punya sebuah persoalan besar, anak perempuannya yang berumur 12 tahun sedang sakit keras. Di benaknya hanya ada satu hal: kesembuhan bagi anak tersayang. Yesus memenuhi permintaannya dan mereka pun pergi untuk mendapati anak itu.
Dalam perjalanan yang dipenuhi banyak orang, seorang wanita mencoba bertaruh kesempatan. Dia juga punya persoalan yang hendak disampaikan. Namun apa daya, orang yang berbondong-bondong itu menjadi penghalang. Keadaan itu tak membuatnya patah arang. Meski hanya berhasil memegang jubah Yesus, ia beroleh kesembuhan setelah 12 tahun didera pendarahan.
Menyadari bahwa ada kuasa keluar dari diri-Nya, Yesus menyapa wanita tersebut kemudian melanjutkan perjalanan-Nya menuju rumah Yairus. Sayangnya, yesus datang terlambat, putri Yairus sudah meninggal. Orang-orang pasti mempersalahkan wanita itu. Sebab, seandainya dia tidak melakukan apa-apa, mungkin Yesus masih mendapati anak tersebut hidup. Tapi ternyata semuanya adalah rencana Tuhan. Di balik kedatangan-Nya yang dianggap terlambat itu, Tuhan mau menegaskan bahwa Dia berkuasa bukan saja atas sakit-penyakit tetapi juga atas kematian. Karena itu, kita bisa memahami simbol angka 12 yang digunakan oleh penginjil dalam kisah tersebut. Angka ini mau menunjukkan bahwa Allah adalah Raja Agung yang kekuasaan-Nya ditopang oleh ke-12 suku bangsa pilihanl yang kekuatan-Nya seperti 12 permata yang menghiasi penutup dada imam besar (Kel 28:21); yang rahmat-Nya senantiasa memberi kehidupan seperti 12 sumber mata air di Elim (Kel 15:27).
Tak hanya pada Yairus dan wanita yang sakit itu, tetapi pada diri kita pun Tuhan ingin menyatakan kebesaran dan kuasa-Nya. Jalannya mungkin tak melulu melalui sakit-penyakit. Kadang lewat persoalan-persoalan berat yang bertahun-tahun tak kunjung selesai atau lewat salib hidup yang rasaya semakin hari semakin berat dan membuat penat. Dalam kesulitan tersebut Tuhan ingin agar kita menjadi seperti Yairus yang karena iman telah menjadi perantara rahmat kesembuhan bagi anak yang disayanginya atau seperti si wanita yang dalam sakitnya tak mau menyerah dan mencari kesempatan di tengah himpitan persoalan.
(Rm. Roberto Hasudungan Sianturi, O.Carm/Cafe Rohani)