| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 05 Februari 2017 Hari Minggu Biasa V

Minggu, 05 Februari 2017
Hari Minggu Biasa V
   
“Tuhan Yesus Kristus, Guru yang baik, aku bersyukur, sebab aku telah Kauberi kekuatan untuk mengatasi siksaan algojo." (St. Agata)

    
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)

Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.
 
O come, let us worship God and bow low before the God who made us, for he is the Lord our God.
 
Venite adoremus Deum, et procidamus ante Dominum: ploremus ante eum, qui fecit nos: quia ipse est Dominus Deus noster. 
   
Doa Pagi

Ya Allah, peliharalah senantiasa keluarga-Mu dengan kasih sayang. Karena hanya rahmat-Mu yang menjadi dasar harapan dan andalan kami, maka jagailah kami selalu dalam perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:7-10)
 
  
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
 
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi pengiringmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 112:4-5.6-7.8a.9; Ul: 4a)
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
  
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
  
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar. Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
 
"Kamu adalah garam dunia."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Dalam khotbah-Nya, Yesus selalu mengangkat kehidupan sehari-hari. Kali ini Ia menggunakan garam dan terang. Pengajaran-Nya sangat singkat, tetapi memiliki makna yang sangat luas.

Pengajaran pertama, mengenai garam yang diambil dari dunia dapur dan makanan. Hampir semua makanan yang kita konsumsi setiap hari, terlebih-lebih lauk-pauk, mengandung unsur garam untuk menambah rasa nikmat akan makanan tersebut. Bahkan makanan yang dikonservasi pun, secara legal harus mengindikasikan unsur-unsur yang terkandung dalam kemasan itu, termasuk garam. Sebelum penemuan bahan pengawet, garam adalah unsur yang sangat penting untuk menyimpan makanan agar bisa bertahan lebih lama. Contoh paling konkret adalah ikan asin yang digemari banyak orang, bisa bertahan lama karena garam, bukan karena bahan pengawet formalin.

Pengajaran kedua mengenai terang. Jelasnya mengenai pelita yang selalu ditempatkan di tempat yang lebih tinggi agar bisa menjalankan fungsinya sebagai penerang. Pengajaran ini pun diambil dari kehidupan kita yang tidak pernah terpisahkan dari terang. Kecuali kalau kita tidur, barangkali terang tidak dibutuhkan. Di luar itu, terang pasti dibutuhkan manusia dengan berbagai fungsinya.

Jika kita memperhatikan cara Yesus menyampaikan pengajaran, maka seringkali ditemukan bahwa peristiwa hidup sehari-hari selalu digunakan dalam pengajaran. Inilah salah satu ciri khas Yesus sehingga apa yang diajarkan selalu mengena bagi pendengar-Nya.

Hari ini Yesus mengatakan bahwa kita adalah garam dan terang dunia yang berarti kita diajak-Nya untuk berbuat sesuatu yang baik di tempat kita hidup; baik itu di lingkungan, bertetangga, tempat kerja dan di mana saja kita berada. Bacaan pertama, kitab Nabi Yesaya, memberikan kepada kita cara menjadi garam dan terang dunia, yaitu dengan peduli akan orang lapar, miskin dan yang membutuhkan pertolongan. Ditegaskan bahwa dengan berbuat demikian, terang orang tersebut merekah di dalam dirinya dan garam dalam dirinya memberikan penyedap kepada orang lain.

Membantu orang lain dalam kesusahan adalah salah satu bentuk menjadi garam dan terang, bukan malah mencibirkan dan bahkan mengejek. Di kota-kota, kemiskinan mungkin berkurang, tetapi orang banyak membutuhkan bantuan dalam perjalanan hidup agar tidak stres dan merasa sendirian atau kesepian. Umat beriman dipanggil untuk menjadi terang dan garam bagi sesama, bukan malah memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari mereka yang sering sekali terjadi.

Ada banyak cara bisa kita tempuh untuk menjadi garam dan terang dunia. Tergantung situasi kita dan keadaan sosial yang kita hadapi, termasuk juga kreativitas. Namun, yang jelas Yesus mengajak kita semua agar berbuat sesuatu untuk perwujudan garam dan terang. Kitab Nabi Yesaya memberikan semangat kepada kita sebagai garam dan terang dengan berkata, "Kebenaran akan menuntunmu dan kemuliaan Tuhan menjiwaimu."

Antifon Komuni (Mat 5:4.6)

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Blessed are those who mourn, for they shall be consoled. Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall have their fill.
 
RUAH

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy