Sabtu, 14 Februari 2017
Hari Biasa Pekan V
“Dalam liturgi Gereja, dalam doanya, dalam persekutuan kaum beriman yang hidup kita mengalami kasih Allah, kita menyadari-Nya dan belajar mengenal kehadiran-Nya dalam hidup kita sehari-hari. Ia lebih dulu mengasihi kita dan terus mengasihi; maka juga kita dapat menanggapinya dengan kasih. Allah tidak menuntut perasaan, yang tidak bisa kita rasakan, dan karena dari "lebih dahulu" kasih Allah ini, dapatlah dalam diri kita bersemi kasih sebagai jawaban.” (Paus Benediktus XVI, Ensiklik Deus Caritas Est, Allah adalah kasih, No. 17)
Antifon Pembuka (Kej 3:19)
Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali menjadi tanah asalmu; sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu.
Doa Pagi
Allah Bapa Maharahim, orang lemah dan berdosa mendapat janji akan menerima pengampunan dan kesehatan berkat Yesus, Adam baru. Semoga kami tetap rendah hati karena ingat bahwa hanya kesetiaan-Mulah yang sanggup melestarikan hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-24)
Hari Biasa Pekan V
“Dalam liturgi Gereja, dalam doanya, dalam persekutuan kaum beriman yang hidup kita mengalami kasih Allah, kita menyadari-Nya dan belajar mengenal kehadiran-Nya dalam hidup kita sehari-hari. Ia lebih dulu mengasihi kita dan terus mengasihi; maka juga kita dapat menanggapinya dengan kasih. Allah tidak menuntut perasaan, yang tidak bisa kita rasakan, dan karena dari "lebih dahulu" kasih Allah ini, dapatlah dalam diri kita bersemi kasih sebagai jawaban.” (Paus Benediktus XVI, Ensiklik Deus Caritas Est, Allah adalah kasih, No. 17)
Antifon Pembuka (Kej 3:19)
Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali menjadi tanah asalmu; sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu.
Doa Pagi
Allah Bapa Maharahim, orang lemah dan berdosa mendapat janji akan menerima pengampunan dan kesehatan berkat Yesus, Adam baru. Semoga kami tetap rendah hati karena ingat bahwa hanya kesetiaan-Mulah yang sanggup melestarikan hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-24)
"Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah."
Pada suatu hari, di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia dan bersabda kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Tuhan bersabda, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu memperdayakan aku, maka kumakan buah itu.” Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan. Dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah yang akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda, “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;namun engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu.” Lalu sabda-Nya kepada manusia itu, “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan maka terkutuklah tanah karena engkau! Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu; semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Bersabdalah Tuhan Allah, “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya. Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari Taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Tuhan Allah menghalau manusia itu, dan di sebelah timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Atau: Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-menurun.
Ayat. (Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13; R:1)
1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
3. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
4. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
"Mereka semua makan sampai kenyang."
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tuhan Yesus berbelas kasih. Banyak orang berbondong-bondong untuk mengikuti Tuhan ke mana Dia pergi. Sampai lupa waktu dan lupa bawa perbekalan. Dan benar, hari mulai malam dan lapar juga terasakan. Melihat situasi dan keadaan demikian ini, hati Tuhan tergerak oleh belas kasihan. Dia bertanya kepada para murid-Nya, "Berapa roti ada padamu?" Ternyata ada tujuh dan beberapa ikan. Dari roti yang berjumlah tujuh dan beberapa ikan itu, Tuhan mampu memberi makan 4000 orang dan sisa tujuh bakul.
Tuhan ingin menyadarkan kita bahwa
setiap dari kita mempunyai sesuatu - sekecil apapun yang bisa diberikan
dan berguna bagi kehidupan bersama. Mungkin kita mempunyai rezeki yang
tak banyak, punya bakat atau kelebihan yang sederhana, punya senyuman
atau waktu, dsb. Modal yang sedikit ditambah dengan punya hati yang
berbelas kasih dan tak egois, akan membuat kehidupan bersama menjadi
sejahtera. Banyak dari kita masih mementingkan diri kita sendiri dan
merasa tak mempunyai apa-apa untuk dibagikan kepada sesama. Akhirnya
kehidupan menjadi berhenti, mandeg. Semoga kita berani hidup untuk rela
berbagi dengan didorong oleh hati yang mudah welas-asih. Dengan kata
lain, semoga kehadiran kita menjadi berkat bagi sesama dan alam
sekitar.
Antifon Komuni (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, tetapi juga dari setiap sabda Allah.
Antifon Komuni (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, tetapi juga dari setiap sabda Allah.
Renungan Harian Mutiara Iman 2017