Hari Biasa Pekan XV
Tuhan sedang mengetuk pintu hati kita. Apakah kita menaruh tanda pada pintu hati kita: 'Jangan ganggu aku?'" (Paus Fransiskus)
Antifon Pembuka (Mzm 115:17-18)
Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu sambil menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahabaik, sebagai bekal dalam perjalanan Engkau telah memberi kami rezeki, yaitu Yesus, Anak Domba Paskah baru. Semoga Engkau berkenan datang dan mencipta baru kami pada waktu kami berkumpul memuji nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (11:10-12:14)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan mengangkat piala keselamatan dan menyerukan nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku!
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)
Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di lading gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Lapar - makan! Dua kata ini kerap kita alami. Bila merasa lapar, kita mengisi perut untuk menghilangkan rasa lapar. Sesederhana itukah? Marilah kita lihat. Kalau makan dihubungkan dengan aturan agama, tanpa melihat kondisi, hadeuuhh... bisa menyesakkan. Ini tergantung dari sisi mana kita melihat. Bila dilihat dari sisi aturan, memang lalu tidak enak. Apalagi mengikuti aturan karena takut hukuman, bukan karena kesadaran dan bukan karena nilai yang lebih. Kalau orang menekankan sisi hukum atau aturan saja, bukan nilai yang lebih tinggi, dan tidak melihat situasi dan kondisi saat itu, tentu akan mudah terjadi perdebatan. Pengalaman Yesus dan para murid-Nya dengan orang-orang Farisi dalam Injil hari ini merupakan salah satu contoh.
Antifon Komuni (Mzm 116:12-13)
Bagaimana akan kubalas segala kebaikan Tuhan kepadaku? Aku mengangkat piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan.