Minggu, 16 Juli 2017
Hari Minggu Biasa XV
"Roh Kudus benar-benar Pribadi utama untuk seluruh perutusan gerejani"
(RM 21). Ia mengantar Gereja ke jalan-jalan misi. Ia "menjabarkan
perutusan Kristus sendiri, yang diutus untuk mewartakan Kabar Gembira
kepada kaum miskin. Atas dorongan Roh Kristus Gereja harus menempuh
jalan yang sama seperti yang dilalui oleh Kristus sendiri, yakni jalan
kemiskinan, ketaatan, pengabdian, dan pengurbanan diri sampai mati, dan
dari kematian itu muncullah Ia melalui kebangkitan-Nya sebagai Pemenang"
(AG 5). "Darah orang-orang Kristen adalah benih" (Tertulianus, apol.
50). (Katekismus Gereja Katolik, 852)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 17:15)
Dalam kebenaran, aku memandang wajah-Mu, dan aku akan puas waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.
As for me, in justice I shall behold your face; I shall be filled with the vision of your glory.
Dum clamarem ad Dominum, exaudivit vocem meam, ab his qui appropinquant
mihi: et humiliavit eos, qui est ante sæcula, et manet in æternum: iacta
cogitatum tuum in Domino, et ipse te enutriet. Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menunjukkan cahaya kebenaran-Mu kepada orang-orang yang
tersesat, agar mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga semua yang
menyatakan diri kristiani menolak segala yang bertentangan dengan nama
ini dan mengejar apa yang selaras dengannya. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
"Hujan menyuburkan bumi dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan."
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan
tidak kembali ke sana melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti
kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari
mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan
melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang
Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13.14; Ul: lihat Luk 8:8)
1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau
membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau
menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengaliri alur bajaknya,
dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan dirus hujan Engkau
menggemburkannya, dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan
lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit yang
berikat-pinggangkan sorak-sorai.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:18-23)
"Dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah menyatakan."
Saudara-saudara, aku yakin, penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab
dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah
dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan karena kehendak Dia yang
telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab
makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan,
dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai
sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit
bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah
menerima Roh Kudus sebagai anugerah sulung dari Allah, kita pun mengeluh
dalam hati smbil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan
tubuh kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. 2/4
Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-23 (Singkat: 13:1-9)
"Ada seorang penabur keluar untuk menabur."
Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka
datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga
Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya
berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan
memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar
untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di
pinggir jalan, lalu datanglah burung-burung dan memakannya sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya,
lalu benih itu pun segera tumbuh karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah
matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak
berakar. Sebagian lagi jatuh ke tengah semak duri, lalu makin besarlah
semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah
yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh
ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk
mendengar, hendaklah ia mendengarkan! Maka datanglah murid-murid-Nya dan
bertanya kepada-Nya, “Mengapa Engkau mengajar mereka dengan
perumpamaan?” Jawab Yesus, “Kamu diberi karunia mengetahui rahasia
Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa
mempunyai, akan diberi lagi sampai ia berkelimpahan; tetapi barangsiapa
tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah
sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena sekalipun
melihat, mereka tidak tahu, dan sekalipun mendengar, mereka tidak
menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya,
yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak
mengerti; kamu akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap.
Sebab hati bangsa ini telah menebal, telinganya berat untuk mendengar,
dan matanya melekat tertutup; agar jangan mereka melihat dengan matanya,
dan mendengar dengan telinganya, dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik sehingga Kusembuhkan. Akan tetapi berbahagialah kamu karena
melihat, dan berbahagialah telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa
yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang
kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Karena itu, dengarlah arti
perumpamaan tentang penabur itu. Setiap orang yang mendengar firman
tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengerti, akan didatangi si jahat,
yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang
jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu
ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan
gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila
datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun
segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang
mendengar firman itu, lalu firman itu terhimpit oleh kekuatiran dunia
dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang
ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan firman itu
dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus, ada yang enam
puluh, dan ada yang tiga puluh kali lipat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Kita sering heran, mengapa kita yang sudah sekian tahun menjadi orang Katolik kok tetapi merasa tidak tahu banyak tentang iman kita. Mengapa kita setelah sekian kali mengikuti retret atau rekoleksi tetap merasa dangkal dalam iman.. Mengapa kita yang setiap hari Minggu rajin Misa Kudus dan menerima komuni kok tetap merasa belum menjadi orang Katolik yang baik, masih banyak dosa. Bahkan sering ada orang yang bilang: apa gunanya ke gereja setiap Minggu, tetapi kamu tetap jadi orang yang iri hati, pendengki, pendendam, dan suka marah melulu?
Salah satu jawaban penting atas situasi itu adalah perumpamaan tentang penabur yang disampaikan dalam Injil hari ini. Benih Sabda yang ditaburkan itu dari sononya baik dan suci. Itulah Sabda Allah yang penuh daya. Sabda Allah itu takkan pernah sia-sia, sebagaimana dikatakan dalam bacaan pertama dari Kitab Nabi Yesaya: "Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana melainkan mengairi bumi... demikianlah Firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia." Firman itu diumpamakan dengan benih yang ditaburkan. Tumbuh dan berkembangnya benih itu juga tergantung dari jenis tanahnya: tanah di pinggir jalan, bebatuan atau semak duri, atau yang merupakan tanah yang subur! Kita menjadi seperti tanah yang mana? Nah itu yang menentukan bertumbuh tidaknya benih Sabda itu dalam diri kita. Dalam kenyataannya, kita ini sangat tidak stabil atau bahasa mudanya: moody. Suatu hari kita menjadi tanah yang subur, tetapi lain kali yang bebatuan atau semak duri. Maka, agar tidak mudah moody, kita harus berakar kuat dalam doa dan hubungan kita dengan Tuhan Yesus.
Kita mesti menyadari bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Dialah Tuhan kita Yesus Kristus. Setiap kali merayakan Ekaristi, kita menerima Tuhan Yesus Kristus, khususnya saat Komuni Suci. Saat Komuni Suci adalah saat Sang Firman ditaburkan atas diri kita. Tetapi, ya jangan kaget, kalau kehadiran Tuhan dalam diri kita tidak terasa berdaya karena status dan kondisi kita sama sekali tidak layak atau tidak subur. Bagaimana manu jadi tanah subur, karena selama Misa Kudus, tidak sedikit dari kita yang omong sendiri dengan samping kanan kiri, malah sibuk dengan ponsel atau gawai kita, atau membiarkan pikiran melantur sana sini. Lalu saat komuni, kita maju saja dan menerima Komuni, dan begitu sampai ke tempat duduk: ktia tengok ponsek lagi. Setelah Misa selesai kita pulang dan merasa bahwa saat misa tadi tidak mendapat apa-apa. .... Bukan karena Tuhan, tetapi karena kita menutup diri lantas merasa tidak mendapat apa-apa. Lalu orang lain atau gerejanya atau pastornya, dll. yang disalahkan. (EM/INSPIRASI BATIN 2017)
Reformasi liturgi tidak identik dengan apa yang disebut 'desakralization' dan seharusnya tidak menjadi kesempatan untuk apa yang disebut 'sekularisasi dunia'. Dengan demikian ritus liturgis harus mempertahankan karakter yang bermartabat dan suci. Efektivitas tindakan liturgis tidak terdiri dari pencarian terus-menerus terhadap ritus atau bentuk sederhana yang lebih baru, namun dalam wawasan yang lebih dalam tentang firman Tuhan dan misteri yang dirayakan. Kehadiran Tuhan akan dipastikan dengan mengikuti ritus-ritus Gereja dan bukan yang diilhami oleh preferensi individu imam. Imam harus menyadari bahwa dengan memaksakan restorasi pribadinya terhadap ritus-ritus suci, dia menyinggung hak-hak orang beriman dan mengenalkan individualisme dan keistimewaan ke dalam perayaan-perayaan yang merupakan bagian dari keseluruhan Gereja. Pelayanan imam adalah pelayanan seluruh Gereja, dan hanya dapat dilakukan dalam ketaatan, dalam persekutuan hierarkis, dan pengabdian kepada pelayanan kepada Allah dan saudara-saudaranya. Struktur hirarki dari liturgi, kekuatan sakramentalnya, dan penghormatan karena komunitas umat Allah mengharuskan imam menjalankan pelayanan liturginya sebagai "pelayan setia dan pelayan misteri Allah" (1 Korintus 4: 1). (Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen, Liturgiae instaurationes 5 September 1970)
Antifon Komuni (Mzm 84:4-5)
Burung pipit bersarang di bait-Mu dan burung layang-layang mendapat
tempat untuk meletakkan anak-anaknya pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan
semesta alam, Rajaku dan Allahku. Berbahagialah orang yang mendiami
rumah-Mu dan tiada henti-hentinya memuji-Mu.
The sparrow finds a home, and the swallow a nest for her young: by
your altars, O Lord of hosts, my King and my God. Blessed are they who
dwell in your house, for ever singing your praise.
Passer invenit sibi domum, et turtur nidum, ubi reponat pullos suos:
altaria tua Domine virtutum, Rex meus et Deus meus: beati qui habitant
in domo tua, in sæculum sæculi laudabunt te.
atau Yoh 6:56
Siapa yang makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, Sabda Tuhan.
Whoever eats my flesh and drinks my blood remains in me and I in him, says the Lord.