| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 19 Juli 2017 Hari Biasa Pekan XV

Rabu, 19 Juli 2017
Hari Biasa Pekan XV 
   
Melalui kekayaan duniawi kita harus mendapatkan bagi diri kita sendiri kekayaan yang sejati dan abadi itu: sungguh, jika ada orang-orang yang siap untuk mengambil segala bentuk cara ketidakjujuran demi menjamin keadaan jasmani mereka sendiri yang senantiasa tak terduga, betapa terlebih lagi kita umat Kristiani harus peduli untuk mempersiapkan kebahagiaan kekal kita dengan barang-barang dari dunia ini (bdk. Risalat, 359, 10). Sekarang, satu-satunya cara untuk menghantarkan bakat-bakat dan kecakapan pribadi kita serta kekayaan yang kita miliki pada tujuan akhir kekekalan adalah dengan membagikannya pada sesama, dengan demikian menunjukkan bahwa kita adalah bendahara-bendahara yang baik dari apa yang Allah percayakan kepada kita. Yesus bersabda: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar" (Lukas 16:10). (Paus Benediktus XVI, bdk. St. Agustinus)
    
Antifon Pembuka (Kel 3:5)

Tuhan bersabda, "Jangan mendekat! Tanggalkan kasutmu, sebab tempat di mana engkau berdiri itu tanah kudus."

Doa Pembuka


Allah Bapa Mahakuasa, sungguh kuduslah Engkau dan tak terhampiri bagaikan api menyala pada masa apa pun. Namun, sebenarnya Engkau lebih dekat daripada anggapan kami. Semoga misteri ini Kautanam dalam-dalam di hati kami sebagai sumber sukacita kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (3:1-6.9-12)
   
"Tuhan menampakkan diri dalam nyala api yang keluar dari semak duri."
    
Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali peristiwa Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun, dan tiba di gunung Allah, yaitu Gunung Horeb. Lalu malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa melihat-lihat, dan tampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata, “Baiklah aku menyimpang ke sana, dan menyelidiki penglihatan hebat itu. Mengapa semak duri itu tidak terbakar?” Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya, “Musa, Musa!” Musa menjawab, “Ya, Allah!” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan mendekat! Tanggalkanlah kasutmu dari kaki, sebab tempat di mana engkau berdiri itu, tanah kudus.” Tuhan bersabda lagi, “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Lalu Tuhan bersabda, “Sekarang seruan Israel telah sampai kepada-Ku. Juga telah Kulihat betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Maka sekarang pergilah! Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah, “Siapakah aku ini, maka aku harus menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Lalu Tuhan bersabda, “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: Apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kalian akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
atau: Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.6-7)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)
  
"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa-Ku kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
  "Kemiskinan adalah ujian bagi orang beriman dan malapetaka bagi orang tidak beriman," ujar sang teolog. Kemiskinan yang sering mendatangkan ketidaknyamanan hidup memang sering membuat orang beriman bertanya-tanya, "Bukankah seharusnya berkat yang kuperoleh dan bukan derita?" Malapetaka yang menimpa orang tidak beriman pun sering mendatangkan peristiwa sulit betulkah semua ini hukuman Tuhan? Semakin rumit lagi karena faktanya orang yang baik pun mendapat malapetaka, sedangkan yang jelas-jelas jahat malah tampak makmur, segalanya tercukupi dan bahagia. 
 
 Yesus pun mengatakan hal yang sulit dimengerti: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." Yesus bersyukur karena Allah menyembunyikan semuanya bagi orang bijak pandai dan menyingkapnya bagi orang kecil. Bukankah seharusnya Allah menyingkapkan semuanya bagi orang bijak pandai dan menyembunyikan bagi orang kecil? Rupanya orang bijak yang dimaksudkan adalah orang terpelajar, berilmu, pintar, ilmuwan; sedangkan orang kecil artinya orang yang belum berilmu. Orang bijak pandai mengklaim berpengetahuan mendalam tentang Allah dan akhirnya menolak Yesus; sedangkan orang kecil merasa tidak tahu banyak tentang Allah, tetapi mengakui kehadiran Allah dalam diri Yesus. Karena itu, bagi orang-orang kecil dinyatakanlah "semuanya itu". "Semuanya itu" berkenaan dengan Bapa yang mempercayakan segala sesuatunya kepada Yesus, yakni kuasa sebagaimana yang dimiliki-Nya sendiri.
 
  Misteri Allah yang tak mungkin dimiliki siapa pun ada pada Yesus, maka hanya Yesus yang dapat mengenal sepenuhnya Bapa dan hanya Bapa yang dapat mengenal sepenuhnya Dia. Mengenal bukan saja mengetahui, tetapi suatu keintiman yang menciptakan relasi khusus di antara dua pribadi. Karena itu pula, hanya Yesus yang dapat menyingkapkan sepenuhnya diri Bapa dan hanya orang yang kepadanya Ia berkenan menyatakannya yang dapat mengenal Bapa.
 
 Kadang kita yakin bahwa kuasa Allah ada dalam diri Yesus, tetapi kita tidak bisa mengandalkan Yesus. Tidak jarang kita pun mundur dari perutusan memberitakan Injil kebenaran saat kesulitan dan penderitaan menantang iman kita. Mengapa? Yesus telah menunjukkan bahwa hanya Dia yang mengenal sepenuhnya Allah Bapa dan orang yang kepadanya Ia berkenan menyatakannya. Kita adalah murid-murid Kristus zaman ini yang seharusnya percaya dan memberikan diri sepenuhnya kepada-Nya. Apa mau kita sekarang? . (SS/Inspirasi Batin 2017)
 
Antifon Komuni (Mzm 103:1)
 
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy