| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 02 Oktober 2017 Peringatan Wajib. Para Malaikat Pelindung

Senin, 02 Oktober 2017
Peringatan Wajib. Para Malaikat Pelindung
  
”Di samping setiap orang beriman, berdiri seorang malaikat sebagai pelindung dan gembala yang akan menuntunnya kepada kehidupan” (St. Basilius Agung)

Antifon Pembuka (Dan 3:38)

Pujilah Tuhan, hai segala malaikat-Nya. Bermadahlah, luhurkanlah Dia selama-lamanya.

Doa Pembuka

Allah Bapa, Pelindung dan Pembela kami, Engkau telah mengutus para malaikat-Mu untuk menjagai kami. Semoga mereka selalu melindungi dan membela kami sehingga kami berbahagia bersama mereka selamanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. 

Bacaan dari Kitab Keluaran (23:20-23a)
   
"Malaikat-Ku akan berjalan di depanmu."
   
Inilah firman Tuhan, “Sungguh, Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya; janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuni olehnya, sebab nama-Ku ada di dalam dia. Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan menggempur musuhmu, dan menang atas lawanmu. Sebab malaikat-Ku akan berjalan di depanmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan,
Ref. Malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
Ayat. (Mzm 91:1-2.3-4.5-6.10-11)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, “Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
2. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya adalah perisai dan pagar tembok.
3. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang; terhadap penyakit sampar yang menjalar di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
4. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk menjaga engkau di segala jalanmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya. 
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10)
  
"Malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku di surga."
    
Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat mereka ada di surga, dan selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan


Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Pada waktu itu, para murid datang dan bertanya kepada Yesus, siapakah yang terbesar di Kerajaan Sorga. Sebuah pertanyaan yang menarik. Di antara kakak beradik pernah muncul pernyataan, siapakah di antara mereka yang paling disayang, paling hebat, dan lain-lain. Ada perbandingan. Ada penempatan peringkat. Ada perasaan superior dan inferior. Namun kakak beradik yang rukun tidak terganggu dengan perbandingan tersebut. Mereka rela bergantian atau bertukar tempat. Sementara ada juga kakak beradik yang saling bersaing. Ada iri hati. Ada rasa tidak suka. Ada suasana tidak nyaman. Bukan saling mengasihi. Apa yang membedakan kedua situasi tersebut? Padahal keduanya sama-sama sedang melakukan perbandingan berperingkat. Salah satu pembedanya adalah: orientasi saat berinteraksi. Kakak beradik yang rukun berorientasi untuk hidup bersama, melakukan interaksi dengan sukacita, sehingga peringkat hanya berfungsi sebagai penempatan saja, untuk kebaikan bersama. Sementara kakak beradik yang bersaing orientasinya pada ego pribadi, sehingga peringkat berfungsi sebagai target utama.           

Saudara-saudari terkasih.

Apa yang melatarbelakangi para murid menanyakan siapa yang terbesar di Kerajaan Sorga? Tidak tertulis dalam Alkitab, tapi beginilah Yesus menjawab: "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil, dialah yang terbesar di Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil dalam namaKu, ia menyambut Aku". Anak kecil itu polos, terbuka mengakui apa saja secara apa adanya. Tidak ada agenda tersembunyi atau alasan berlapis-lapis. Menikmati setiap momen dengan kehadiran penuh, seolah Kerajaan Sorga hadir dalam momen hidup sekarang. Menarik orang dewasa hadir penuh juga saat berinteraksi dengannya, seperti di Kerajaan Sorga.      

Saudara-saudari terkasih.

Ada sebuah lagu lawas tetang damainya anak kecil dari Rick Nelson. Liriknya menceritakan perbandingan cara hidup orang dewasa kebanyakan dengan seorang anak kecil. Hampir setiap orang dewasa sibuk mengejar impian demi impian tak berujung, seolah dengan begitu hidup mereka maju dan berkembang, padahal sebenarnya mereka hanya lari berputar-putar saja, tanpa sungguh mengerti ke manakah tujuan yang  jelas. Berdasarkan pengalaman, mereka bercerita, seolah mengetahui segala, sambil terus mencari-cari kedamaian sejati. Kontras sekali dengan aktivitas seorang anak kecil yang sedang asyik memancing di kali. Anak kecil itu damai sekali. Hanya dengan menjadi seperti anak kecil, kegilaan dunia akan berhenti, setidaknya untuk sementara pada saat ini. Ya, lagu ini mengungkap kerinduan sejati setiap pribadi, yakni hidup penuh damai pada saat sekarang ini. Hidup damai saat ini tidak menginginkan hal lain lagi. Semua sudah tercukupi. Namun caranya bukan dengan memenuhi segala kebutuhan materi, karena itu ilusi.                                            

Saudara-saudari terkasih.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menetapkan tujuan dan berupaya mencapainya. Adakalanya berlangsung lancar, adakalanya terasa berat tersendat. Manakala kita merasa berbeban berat, baiklah kita datang berdoa kepada Allah Bapa, seperti seorang anak kecil meminta bantuan kepada ibunya. Anak percaya bahwa ibu bisa membantu. Anak hanya mau dibantu ibu dan tidak mau menerima pertolongan dari orang lain. Ada penyerahan diri utuh penuh seorang anak kepada ibunya. Manakala kita merasa ringan dan gembira, baiklah kita ingat dan langsung datang berdoa kepada Allah Bapa, seperti seorang anak kecil yang spontan mencari orang tua untuk segera berbagi cerita dan mengungkapkan kebahagiaannya. Manakala kita sedang lupa tujuan dan gelisah bimbang tak jelas hendak bagaimana, baiklah kita tidak terburu mencari hiburan sendiri, melainkan diam sejenak, masuk ke dalam bilik hati, untuk menemui Allah Bapa, dan mendamba bisikan-Nya, seperti seorang anak kecil pulang ke rumah dan mencari orang tua meminta arahannya. Hanya dengan menempatkan diri sebagai seorang anak kecil di hadapan Allah Bapa, kita dapat hidup dalam Kerajaan Sorga di keseharian kita.
(RENUNGAN HARIAN LUMEN 2000)

Antifon Komuni (Mzm 138 (137): 1)

Di hadapan para malaikat memuji-muji Engkau, Allahku.
 
In the presence of the Angels I will praise you, my God.

Tanya & Jawab:
 
Siapa para malaikat itu?
Malaikat-Malaikat adalah makhluk murni spiritual, bukan makhluk bertubuh, tak kelihatan, tak dapat mati, dan berpribadi, dianugerahi akal dan kehendak. Mereka mengontemplasikan dan bertatap muka dengan Allah terus-menerus, dan mereka memuliakan-Nya. Mereka mengabdi-Nya dan menjadi pembawa pesan dalam melaksanakan misi penyelamatan-Nya bagi semua.
 
Dengan cara bagaimana para malaikat hadir dalam kehidupan Gereja?

Gereja bergabung dengan para malaikat dalam menyembah Allah, meminta pertolongan mereka dan memperingati mereka dalam liturgi. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, 60-61)

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy