Senin, 13 November 2017
Hari Biasa Pekan XXXII
Lingkungan alam adalah harta kita bersama, warisan seluruh umat manusia, tanggung jawab semua orang. --- Paus Fransiskus
Antifon Pembuka (Mzm 139:1-2)
Tuhan, Engkau menyelami dan mengenal aku, Engkau tahu bila aku duduk atau berdiri, dari jauh Engkau mengerti pikiranku.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau berkenan menyatakan diri-Mu kepada siapa pun yang mengimani sabda-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami jalan menuju kedamaian-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hari Biasa Pekan XXXII
Lingkungan alam adalah harta kita bersama, warisan seluruh umat manusia, tanggung jawab semua orang. --- Paus Fransiskus
Antifon Pembuka (Mzm 139:1-2)
Tuhan, Engkau menyelami dan mengenal aku, Engkau tahu bila aku duduk atau berdiri, dari jauh Engkau mengerti pikiranku.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau berkenan menyatakan diri-Mu kepada siapa pun yang mengimani sabda-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami jalan menuju kedamaian-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (1:1-7)
"Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia."
Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia. Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati. Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya. Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya. Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan orang bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan. Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya. Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya. Sebab Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia, dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.4-6.7-8.9-10)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
3. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu. Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
4. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)
Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:1-6)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:1-6)
"Jika saudaramu
berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kepadamu dan
berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan! Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.” Lalu para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, ‘Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’, maka pohon itu akan menurut perintahmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Di awal masa tugasnya, Paus Benediktus XVI mengajak umat Kristiani kembali pada belas kasih yang merupakan inti ajaran Yesus. Ia menulis ensiklik 'Deus Caritas Est - Allah adalah kasih'. Ditegaskannya, Allah adalah kasih. Ensiklik itu menegaskan bahwa manusia hidup dalam limpahan kasih-Nya. Sudah seharusnyalah manusia membagikan kasih itu kepada sesama. Salah satu wujudnya adalah pengampunan. Injil hari ini berisi ajakan untuk merenungkan makna pengampunan yang bersumber dari belas kasih Allah. Yesus bersabda, "Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia."
Angka tujuh di sini tidak dimaknai secara harafiah. Angka simbolis ini menandakan sesuatu yang lebih dalam, bukan hitungan nominalnya, melainkan jumlah perkalian tersebut menunjuk pada pengampunan yang diberikan berkali-kali setuntas-tuntasnya, artinya sampai seorang yang diberi pengampunan itu sungguh-sungguh memperoleh pembebasan seutuh-utuhnya. Ukuran atau targetnya adalah yang berutang, betul-betul bebas lunas dan menjadi orang merdeka. Inilah tujuan utama pengampunan dan belas kasih, yaitu pembebasan manusia dari pelbagai macam belenggu hidupnya, terutama dosa.
Manusia bebas akan bersukacita, sehingga ia membagikan sukacitanya kepada sesama, terutama mereka yang tidak beruntung. Oleh karena itu, belas kasih yang diterima seseorang akan mendorongnya untuk membagikan kembali belas kasih yang sama, bahkan lebih kepada sesamanya. Salah satu syarat dasar yang harus dipenuhi untuk bisa memberi belas kasih adalah mengenal baik diri sendiri dan orang lain.
Mari kita upayakan agar kehidupan kita di bumi ini bisa menjadi ruang bebas bagi kehadiran Yang Mahakuasa. Mari kita ciptakan wahana, ruang batin yang penuh belas kasih bagi setiap orang, terutama yang paling membutuhkan. Kita telah terlebih dahulu dikasihi Allah, maka kita wajib melimpahkan belas kasih itu. Tentu kita senang jika semakin banyak orang sungguh bisa menerima dan merasakan limpahan belas kasih Allah itu.
Antifon Komuni (Luk 17:6)
Jika kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini, 'Cabutlah akarmu dan tanamkanlah dirimu di laut!" maka pohon itu akan menurut perintahmu.
BV/INSPIRASI BATIN 2017