Injil Matius menceritakan tentang kelahiran Yesus dari sudut pandang Yusuf. Selama pertunangannya dengan Maria, Yusuf mengetahui bahwa Maria hamil. Pertunangan dalam budaya Yahudi abad pertama lebih dari sekadar periode pertunangan; itu adalah bagian dari kontrak pernikahan. Pelanggaran kontrak ini dianggap perzinahan. Jika perzinahan terbukti, hukumannya bisa jadi hukuman mati. Yusuf memiliki hak di bawah Hukum Musa, namun dia memilih untuk bertindak secara diam-diam dalam rencananya untuk memutuskan kontrak pernikahan untuk melindungi Maria. Cara Yusuf dan Maria menghadapi keadaan luar biasa ini menceritakan banyak hal tentang orang-orang kudus ini dan iman mereka kepada Tuhan.
Pesan yang diberikan malaikat kepada Yusuf dalam mimpi mengungkapkan banyak detail teologis penting tentang anak Maria akan melahirkan dan tentang peran anak dalam rencana Allah. Dia dikandung oleh Roh Kudus. Namanya adalah Yesus, yang dalam bahasa Ibrani berarti "Tuhan menyelamatkan." Dia akan menjadi penggenapan nubuatan Yesaya. Dia akan menjadi Emmanuel, "Tuhan beserta kita." Inilah misteri yang kita rayakan saat Natal, Inkarnasi. Tuhan memilih untuk menjadi manusia di dalam pribadi Yesus.
Yusuf melakukan seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan. Dia membawa Maria menjadi istrinya dan menerima anak itu di rahimnya sebagai miliknya. Ketika Yesus lahir, Yusuf mengikuti petunjuk malaikat itu dan memberi anak itu nama Yesus. Kita sering mengingat kerja sama Maria dalam rencana Allah untuk keselamatan kita. Injil dalam Misa Vigili Natal mengingatkan kita akan peran penting Yusuf, yang juga penting bagi rencana Allah untuk kelahiran Yesus.
Misa Natal kedua dirayakan pada waktu fajar. Kitab Suci menggambarkan paralel antara Kristus dan matahari; Saat matahari mulai terbit di atas kegelapan tanah, mereka mengingatkan bagaimana Yesus, Terang Dunia, menghilangkan kegelapan dosa dan kematian pada kelahiran-Nya.
Mazmur Tanggapan menyoroti tema ini: "Sebuah cahaya akan bersinar pada kita hari ini: Tuhan dilahirkan untuk kita." Bacaan Injil untuk misa ini melanjutkan kisah Natal dari Injil Lukas. Setelah Malaikat mengumumkan Kabar Baik kepada para gembala, para gembala tersebut segera kembali kepada Yusuf dan Maria untuk menyembah Anak Kristus. Para gembala kemudian dengan sukacita mengumumkan Kabar Baik itu kepada orang lain. Oleh karena itu, Misa Natal di saat Fajar secara tradisional disebut sebagai "Misa Gembala."
Misa Natal terakhir dirayakan dalam kepenuhan siang hari, menandakan bahwa Putra Allah yang dijanjikan sekarang telah diwahyukan ke seluruh dunia.
Mazmur Tanggapan untuk Misa ini menyatakan hal ini dengan mengatakan: "Semua ujung bumi telah melihat kuasa penyelamatan Allah." Membaca Injil adalah seruan bagi semua orang dan bangsa untuk menyembah Raja Raja yang baru lahir. Oleh karena itu, misa ini secara tradisional disebut sebagai "Misa Raja."