Minggu, 21 Januari 2018
Hari Minggu Biasa III
"Sesudah Yohanes ditangkap, datanglah Yesus ke Galilea memberitakan
Injil Allah, katanya: 'Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil'" (Mrk 1:14-15). "Untuk
memenuhi kehendak Bapa, Kristus meresmikan Kerajaan surga di dunia" (LG
3). Tetapi kehendak Bapa itulah "mengangkat manusia untuk ikut serta
menghayati hidup ilahi" (LG 2). Ia melakukan itu, dengan mengumpulkan
manusia-manusia di keliling Anak-Nya Yesus Kristus. Perhimpunan ini
adalah Gereja; ia merupakan "benih serta awal Kerajaan Allah di dunia"
(LG 5). -- Katekismus Gereja Katolik, 541
Antifon Pembuka (Mzm 96:1.6)
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, bernyanyilah bagi Tuhan, hai
seluruh bumi. Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan
kehormatan ada di tempat kudus-Nya.
O sing a new song to the Lord; sing to the Lord, all the earth. In his
presence are majesty and splendor, strength and honor in his holy place.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah memanggil
kami untuk bertobat dan percaya kepada Injil. Kami mohon, berilah kami
keberanian untuk menanggapi panggilan-Mu dan menempuh jalan yang
ditunjukkan oleh Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-5.10)
"Orang Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."
Untuk kedua kalinya Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah, dan
berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan
yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe,
sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan
besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam
kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi
Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah,
lalu mereka mengumumkan puasa; baik orang dewasa maupun anak-anak
mengenakan kain kabung. Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni
bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka
menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap
mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah
lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan
ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya
itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih
setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang
yang sesat. Ia membimbing orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia
mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 7:29-31)
"Dunia seperti yang kita kenal sekarang ini akan berlalu."
Saudara-saudara, waktunya singkat! Sebab itu dalam waktu yang masih sisa
ini mereka yang beristeri hendaknya berlaku seolah-olah tidak
beristeri; orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis;
orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan
orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka
beli. Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi
seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang
kita kenal sekarang ini akan berlalu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = g , 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:14-20)
"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap, datanglah Yesus ke Galilea,
memberitakan Injil Allah. Yesus memberitakan, "Waktunya telah genap.
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat Simon
dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau,
sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari,
ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Mereka pun segera
meninggalkan jalanya, dan mengikuti Yesus. Setelah Yesus meneruskan
perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus anak Zebedeus, dan
Yohanes saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus
segera memanggil mereka, dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di
atas perahu bersama orang-orang upahannya. Lalu mereka mengikuti Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah KristusRenungan Seorang pemuda mengeluh kepada Pastor Paroki bahwa ia sesungguhnya ingin sekali menerima Sakramen Baptis dan menjadi Katolik. Namun, ia merasa keberatan kalau harus terlebih dahulu mengikuti masa katekumenat selama beberapa waktu.
Menanggapi keluhan pemuda tersebut sang Pastor bertanya, "Seandainya engkau sedang jatuh cinta dengan seorang gadis, lalu ia mengundangmu ke rumahnya, padahal saat itu sedang hujan lebat, apakah kamu tetap akan datang ke rumahnya?" "Saya tetap akan datang ke rumah gadis itu!" tukas sang pemuda. "Lho, kan sedang hujan lebat, nanti kalau kamu masuk angin bagaimana?" tanya sang Pastor lagi. "Gak masalah, cinta itu butuh pengorbanan!" Jawab pemuda itu dengan mantapnya."Bagus, kalau begitu ikutilah masa katekumenat dengan penuh sukacita karena mencintai Yesus juga butuh pengorbanan!" tukas sang Pastor dengan nada kebapaan.
Simon, Andreas, Yohanes dan Yakobus sungguh-sungguh terpesona dan jatuh cinta pada pribadi Yesus. Bagi mereka, undangan Yesus untuk menjadi murid-murid-Nya adalah sebuah kesempatan emas. Itulah sebabnya mereka begitu spontan meninggalkan pekerjaan mereka untuk mengikuti Yesus. Mengapa "hanya" demi mengikuti Yesus, mereka bersedia meninggalkan segalanya sementara mereka sudah mapan sebagai nelayan? Terlebih Yohanes dan Yakobus, dari Injil kita tahu bahwa ayah mereka, Zebedeus, adalah seorang nelayan "juragan" yang memiliki perahu sendiri dan orang-orang upahan (bdk. Mrk 1:20). Sangat mungkin bahwa suatu saat Yohanes dan Yakobus akan mewarisi perahu ayah mereka. Bagi Simon, Andreas, Yohanes dan Yakobus, kesempatan untuk menjadi murid Yesus jauh lebih berharga dan penting daripada segala kemapanan yang telah mereka miliki.
St. Teresia dari Lisieux berkata, "Mencintai Kristus adalah suatu keharusan bagi kita karena kita sudah menerima cinta-Nya sebelum kita mengenal-Nya." Sebelum kita mengenal Kristus, kita telah berutang cinta kepada-Nya. Karena sengsara dan wafat-Nya di kayu salib, relasi kita dengan Allah telah dipulihkan. Cinta Kristus telah mengembalikan martabat kita sebagai kesayangan Allah. Oleh karena itu, tidak selayaknya jika kita masih berhitung-hitung dalam mencintai Kristus. Sudah sepantasnya kita memberikan yang terbaik yang kita miliki untuk membalas cinta Kristus kepada kita karena Dia telah memberikan sesuatu yang paling berharga bagi kita, yaitu perdamaian dengan Allah, Sang Pencipta.
Mari kita belajar dari Simon, Andreas, Yohanes dan Yakobus yang tidak berhitung-hitung dalam mencintai Kristus sebagai yang paling berharga dalam hidup mereka. (Rm. Erik Wahju Tjahjana, O.Carm)
Antifon Komuni
Tujukanlah pandanganmu kepada Tuhan maka wajahmu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Look toward the Lord and be radiant; let your faces not be ashamed. (Bdk. Mzm 34:6)
atau
Akulah terang dunia, Sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak
akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
kehidupan.
I am the light of the world, says the Lord; whoever follows me will not walk in darkness, but will have the light of life. (Yoh 8:12)