| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 17 Januari 2018 Peringatan Wajib St. Antonius, Abas

Rabu, 17 Januari 2018
Peringatan Wajib St. Antonius, Abas

Antonius banyak berdoa, sebab ia belajar, bahwa orang harus berdoa tanpa henti. (St. Atanasius)

   

Antifon Pembuka (Mzm 92 (91): 13-14)
 
Orang jujur bertumbuh bagaikan palma, berkembang bagaikan pohon jati. Mereka ditanam dekat bait Tuhan, bertunas di pelataran rumah Allah.

The just will flourish like the palm tree, and grow like a Lebanon cedar, planted in the house of the Lord, in the courts of the house of our God.
   
Doa Pembuka
  
Ya Allah, Engkau telah memberi kepada Santo Antonius Abas anugerah untuk mengabdi Dikau di padang gurun dengan cara hidup yang mengagumkan. Semoga ia mendoakan kami agar kami dapat menyangkal diri dan senantiasa mengasihi Engkau melebihi segala sesuatu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
   
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (17:32-33.37.40-51)   
  
"Daud mengalahkan Goliat dengan umban dan batu."
   
Pada suatu hari Daud menghadap Saul dan berkata kepadanya, “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena Goliat! Hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul berkata kepada Daud, “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu! Mustahil engkau dapat melawan Goliat! Sebab engkau masih muda, sedang Goliat sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.” Tetapi Daud berkata kepada Saul, “Tuhan telah melepaskan daku dari cakar singa dan dari cakar beruang. Dia pun akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu!” Kata Saul kepada Daud, “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.” Maka Daud mengambil tongkatnya lalu pergi. Ia memilih dari dasar sungai lima batu yang licin dan menaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni wadah batu, sedang umban tali dipegangnya. Demikianlah Daud mendekati Goliat, orang Filistin itu. Goliat sendiri makin dekat menghampiri Daud, dan di depannya berjalan orang yang membawa perisainya. Ketika Goliat melayangkan pandangannya dan melihat Daud, dihinanya Daud karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Goliat, orang Filistin itu, berkata kepada Daud, “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para dewa, orang Filistin itu mengutuki Daud. Lalu dia menantang Daud, “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.” Tetapi Daud berkata kepada Goliat, orang Filistin itu, “Engkau mendatangi aku dengan pedang, tombak serta lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku! Aku akan mengalahkan engkau dan memenggal putus kepalamu! Hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang atau lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, dan Ia akan menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Ketika orang Filistin itu bergerak maju menyongsong Daud, segera larilah Daud ke barisan musuh menghadapi Goliat. Lalu Daud memasukkan tangannya ke dalam kantung batu, diambilnyalah sebuah batu, lalu diumbankannya. Maka kenalah dahi Goliat, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan Goliat dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedang Goliat, dihunusnya dari sarungnya, lalu ia menghabisi Goliat. Dipancungnyalah kepala Goliat dengan pedangnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1b.2.9-10)
1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)
 
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"
  
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, “Ulurkanlah tanganmu!” Ia pun mengulurkan tangannya, dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Ada seorang ibu yang selalu cemburu terhadap tetangganya. Kalau ada tetangganya yang beli kulkas baru, ia juga mau ikut-ikutan beli. Ia merasa gengsinya akan naik, kalau ia memiliki apa yang dimiliki oleh tetangganya. Karena itu, ia tidak mau kalah. Persaingan ia teruskan ke hal-hal lain.

Kecemburuan itu terus berkembang. Di dalam hatinya mulai tumbuh rasa iri terhadap tetangganya itu. “Ah, dia itu kan bisanya ambil uang orang lain untuk beli barang-barangnya. Suaminya kan biasa korupsi,” kata ibu itu suatu hari kepada seorang temannya.

Temannya itu tidak mau menanggapi. Ia tahu kalau tetangga ibu itu orang yang baik. Suaminya seorang yang jujur. Karena itu, tidak ada alasan untuk menuduh hal yang bukan-bukan kepada suaminya.

Melihat hasutannya tidak berhasil, ibu itu menceritakan hal yang bukan-bukan kepada temannya yang lain. Gosip terus ia lancarkan, meski temannya itu tidak mau peduli juga. Akhirnya, ibu itu jadi bosan. Namun ia tetap menyimpan rasa iri di dalam hatinya. Bahkan suatu hari ia membuat rencana yang membahayakan nyawa tetangganya. Namun rencana itu tidak berhasil. Ia mengurungkan niatnya untuk mencelakai tetangganya.

Kita hidup dalam dunia yang sering memupuk persaingan yang tidak sehat. Untuk bersaing dengan orang lain yang lebih mampu, orang berani melakukan hal-hal yang tidak jujur. Tipuan-tipuan sering dilakukan untuk bersaing dengan orang lain. Hal ini tentu akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk mencapai suatu hasil yang tinggi, orang mesti menipu diri sendiri. Orang menyembunyikan kemampuannya yang sesungguhnya.

Sering hal-hal seperti ini kemudian menimbulkan iri hati, dendam bahkan kebencian terhadp orang lain. Akibatnya, orang tidak peduli terhadap orang lain. Orang merasa diri mampu, tetapi sebenarnya tidak bisa buat apa-apa. Ketika harus berhadapan dengan dunia nyata, orang lalu sadar akan kenyataan hidupnya.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk membangun hidup yang mengandalkan ketulusan hati. Orang mesti tulus dalam kata-kata dan perbuatannya. Dengan demikian, ia dicintai oleh semua orang yang ia jumpai dalam hidupnya. Karena itu, pertanyaan bagi kita adalah sudahkah kita melepaskan diri dari iri hati, cemburu dan dendam?

Kalau kita bisa melepaskan iri hati, cemburu dan dendam, kita akan menjadi orang yang jujur pada diri sendiri dan sesama. Kita akan menjadi orang yang bahagia dalam hidup ini.

Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **
(RP. Fransiskus de Sales, SCJ)  
 
St. Antonius, Abas  
(Sumber: imankatolik.or.id)
         
Hidup dari tahun 250 dan meninggal tahun 356. Antonius seorang pemuda dari Mesir. Antonius seorang pemuda yang kaya raya, karena mendapatkan harta dari orang tuanya, yang meninggal pada saat Antonius berumur 20 tahun.

Antonius membagi semua hartanya kepada oran-orang Miskin. kemudian ia hidup lebih dekat dengan Tuhan dengan bertapa, berdoa dan bermatiraga. Antonius bermaksdu mengarahkan seluruh perhatiannya pada usaha menjalin hubungan mesra dengan Allah melaului doa-doa, meditasi dan bertapa.

Semua ini menjadikan Antonius kepada suatu tingkat hidup spritualitas rohani yang tinggi dan menjadikan dia seorang pendoa yang handal. Banyak sekali orang-orang pada waktu itu mendatanginya dengan berbagai macam permasalahan hidupnya. Kepada orang-orang tersebut Antonius senantiasa memberikan nasehatinya, dimana salah satu nasehatnya dan mendapat peneguhan iman: "kamu mengetahui pandangan-pandangan Setan yang menyesatkan. Kamu mengetahui kekuatan dan kelemahan setan, menghadapi semua itu, Percayakanlah kepercayaanmu kepada Yesus Kristus. Percayalah bahwa akhirnya kamu akan menang atas segala kejahatan"

"Saya tidak takut kepadamu; engkatu (godaan) tidak akan memisahkan daku dari cinta kasih Yesus Kristus"
demikianlah karene kebenaran menjadi semboyan akan godaan dinyatakan.

Antonius tidak hanya memusatkan perhatian kepada kontemplasi dan meditasi saja, akan tetapi juga pada pembelaan iman Katolik. Antonius juga tercatat dua kali pergi ke Alexandria untuk menghibur dan meneguhkan saudara-saudara seiman yang mendapat tantangan dari kaum Arian yang sesat. 
    
Antifon Komuni (Bdk. Mat 19:21)

Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku, demikianlah firman Tuhan.

If you would be perfect, go, sell what you have, give to the poor, and follow me, says the Lord.

Doa Malam

Ya Allah, Engkau telah membantu Santo Antonius mengalahkan kuasa kegelapan dengan gemilang. Bantulah kami juga agar setelah dipuaskan dengan sakramen-sakramen-Mu, kami dapat mengatasi segala tipu muslihat musuh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy