Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Seri Katekismus: PENCIPTAAN DARI KETIADAAN
Syalom aleikhem.
Allah itu sekaligus mahakuasa, penuh cinta, dan penuh misteri. Pertama-tama, menurut kredo, Allah adalah Bapa yang mahakuasa. Ada sifat kebapaan dan sifat kemahakuasaan yang melekat pada diri Allah dan saling mengisi. Artinya, Allah menunjukkan kemahakuasaan-Nya sebagai Bapa dengan memelihara ciptaan-Nya, terutama manusia, sekaligus Allah menunjukkan kemahakuasaan-Nya melalui belas kasih-Nya, terutama dalam pengampunan dosa.
Iman akan Bapa yang mahakuasa sungguh mendapat ujian secara serius ketika kita mengalami kejahatan dan penderitaan. Seakan-akan terjadi Allah tidak hadir dan tidak mampu mencegah penderitaan. Namun, hal itu dapat dimengerti jika kita memahami peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus.
Allah Pencipta
Alkitab pada kalimat pertama mengakui bahwa Allah adalah pencipta. Penciptaan itu awal keselamatan yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus. Itu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan paling mendasar tentang kehidupan:
o Dari mana kita datang?
o Ke mana kita pergi?
o Dari mana kita berasal?
o Untuk apa kita hidup?
o Dari mana asal segala sesuatu dan ke mana tujuannya?
Untuk apakah penciptaan itu? Alkitab dan Tradisi Suci mengajarkan kebenaran pokok ini: “Dunia diciptakan demi kemuliaan Allah” (Konsili Vatikan I: DS 3025).
Lalu dari “bahan apa” Allah mencipta segala sesuatu? Dari ketiadaan. Allah tidak membutuhkan sesuatu yang sudah ada lebih dulu dan tidak membutuhkan bantuan apa pun (bdk. Konsili Vatikan I: DS 3022). Allah mencipta “dari ketiadaan” (DS 800; 3025).
Iman mengenai “penciptaan dari ketiadaan” dinyatakan dalam Alkitab sebagai kebenaran yang penuh dengan janji dan harapan. Itu tergambar dalam kata-kata ibu dari ketujuh anaknya dalam Kitab Kedua Makabe (lih. 2Mak. 7:22-28).
Karena Allah mencipta dengan kebijaksanaan, ciptaan itu teratur sebagai tertulis dalam Keb. 11:20: “Segala-galanya telah Kauatur menurut ukuran, jumlah, dan timbangan.” Meski segala ciptaaan itu teratur dengan segala kemegahannya, Allah tetap jauh melampaui segala karya cipta-Nya. Amin.
** Summarium KGK No. 246 – 300
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati