| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 06 Juni 2018 Hari Biasa Pekan X

Rabu, 06 Juni 2018
Hari Biasa Pekan X

"Pengajar yang sehat menghindari dosa sombong dalam pikirannya." --- St Gregorius Agung


Antifon Pembuka (Mzm 16:11)

Engkau memberitaukan kepadaku jalan kehidupan. Di hadapan-Mu terdapat sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat abadi.  
   
Doa Pembuka

Ya Allah, hukum dan nubuat para nabi telah teraksana dalam diri Yesus, Tuhan kami. Semoga hidup kami dijiwai oleh cinta kasih, yang pernah memenuhi gembala dan pemimpin kami menuju keabadian, ialah  Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. 
  
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-3.6-12)
 
"Kobarkanlah karunia Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku."
 
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
      
Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, aku melayangkan mataku.
Ayat. (Mzm 123:1-2.2bcd)
1. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di surga. Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya.
2. Seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 11:25a, 26)
Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.
   
   Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:18-27)


"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, 'Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, 'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
   
Dalam Gereja Katolik, ada kelompok biarawan-biarawati. Dengan kebebasan penuh, mereka memilih untuk hidup selibat, yakni hidup tidak menikah. Tujuan hidup selibat antara lain adalah memberikan kesaksian kepada orang lain bahwa ada kehidupan kekal di surga, di mana orang tidak kawin dan tidak dikawinkan. 
 
 Yesus mengakui dan mengajarkan adanya kebangkitan badan di akhir zaman (bdk Mat 12:41; Yoh 5:29), suatu hal yang tidak diterima oleh orang-orang Saduki (Kis 23:8). Oleh karena itu, mereka ingin menyerang Yesus dengan mengajukan kasus tentang tujuh orang bersaudara yang pernah menikahi seorang perempuan yang sama. Di surga kelak, suami siapakah dia itu? Tampaknya kasus ini amat sulit. Mereka yakin, Yesus pasti tidak mampu menjawabnya. Namun, jawaban Yesus mengejutkan. "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di surga." Untuk membuktikan kesesatan mereka, Yesus menggunakan logika yang lazim dipakai orang pada zaman itu. Beginilah logika Yesus. Allah adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub (A=B). Allah adalah Allah orang hidup (A=C). Jadi, Abraham, Ishak, dan Yakub (B) adalah orang hidup (C), padahal sebenarnya sudah berabad-abad yang lalu mereka meninggal dunia.

 Orang sering lupa bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Ada suatu kehidupan lain sesudah kematian. Kita diingatkan oleh bacaan Injil hari ini bahwa ada kehidupan lain, di mana orang akan hidup seperti malaikat: tidak kawin dan tidak dikawinkan. Itulah tujuan hidup manusia yang sebenarnya, bukan hidup di dunia yang fana dan penuh penderitaan ini. Hidup di dunia ini hanyalah persiapan menuju hidup kekal di surga. (HP/Inspirasi Batin 2018)
 
Antifon Komuni (Mat 5:19)
 
Barangsiapa melakukan dan mengajarkan perintah Tuhan, dia akan menduduki tempat tinggi di dalam Kerajaan Surga.
   
 

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy