"Banyak sekali umat beriman yang mengungkapkan keprihatinan mereka yang mendalam akan Gereja di masa sekarang kepada saya, yakni ketika tampak ada begitu banyak kebingungan tentang kebenaran dogmatis yang mendasar dan kebenaran moral. Saya mendorong mereka untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran dan disiplin Gereja dan menyuarakan keprihatinan mereka, supaya para gembala dapat memahami kebutuhan yang mendesak untuk menyuarakan kebenaran iman dengan jelas dan berani, serta mengaplikasikan kembali disiplin yang diperlukan untuk menjaga kebenaran yang sama ini dengan kasih dan ketegasan." (Kardinal Raymond L. Burke)
Antifon Pembuka (Yer 31:13c)
Aku akan mengubah duka mereka menjadi sukacita, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kedamaian, semoga sabda-Mu berkembang subur pada kami dan semoga menumbuhkan pengharapan pada setiap orang yang mengalami kesulitan, menghadapi hari depan yang serba suram serta mendambakan kedamaian dan kesejahteraan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (3:14-17)
Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion. Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian. Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali. Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Mazmur TanggapanRef. Tuhan akan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanannya.
Ayat. (Yer 31:10.11–12ab.13; R: 10d)
1. Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan menghimpunnya kembali, dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya!
2. Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas Bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
3. Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:18-23)
"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, menghasilkan buah."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur. Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, ada yang tiga puluh ganda."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus menegaskan betapa pentingnya mempersiapkan tanah atau lahan yang baik untuk pertumbuhan firman Tuhan agar bisa bertumbuh, berkembang dan berbuah. Bagi manusia, iman adalah syarat agar bisa berbuah. Ada banyak orang kaya, mempunyai harta dan uang berjibun. Tetapi hidup mereka tidak bahagia. Isterinya selalu merasa kurang, anak-anaknya tidak sukses belajarnya, hidupnya tidak beres. Kenapa begitu? Karena hidup mereka jauh dari Tuhan, hidup mereka tidak tinggal dalam kasih Tuhan; mereka hidup dan mendasarkan segala sesutunya atas hitungan dan ukuran duniawi: kekayaan, jabatan, kedudukan dan kekuasaan. Bila Tuhan tidak menghendaki-Nya, maka dalam sekejap semua itu akan habis, akan musnah. Namun banyak orang lupa, mereka mengira semua itu hasil dari kerja kerasnya sendiri. Bahwa itulah bukti keberhasilannya, dari sukses yang diraihnya susah payah.
Sabda Yesus menjadi menarik ketika diwartakan dengan cara sederhana. Sabda Yesus menjadi berkualitas apabila masing-masing orang meresapkannya dalam hati dan melaksanakannya dengan sepenuh hati. Yesus mengajarkan, agar harta kekayaan diabdikan untuk hal yang ilahi, yang surgawi. Digunakan untuk sarana berbagi kasih bagi sesama, dengan membagikan sebagian dari miliknya itu kepada sesamanya yang miskin, yang sakit, yang tersingkir dan terlupakan. Karena dewasa ini tidak menjadi rahasia lagi, ada banyak orang penting yang hanya memikirtkan dan memperhatikan dirinya sendiri, keluarganya sendiri, kelompoknya sendiri, golongannya sendiri dan partainya sendiri. Sehingga kepekaan rasa akan keadilan dan kebenaran sering tidak dimiliki, tidak diperhatikan dan tidak lagi diutamakan dan didahulukan. Kita mesti menyadari bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Dialah Tuhan kita Yesus Kristus. Setiap kali merayakan Ekaristi, kita menerima Tuhan Yesus Kristus, khususnya saat Komuni Suci. Saat Komuni Suci adalah saat Sang Firman ditaburkan atas diri kita. Tetapi, ya jangan kaget, kalau kehadiran Tuhan dalam diri kita tidak terasa berdaya karena status dan kondisi kita sama sekali tidak layak atau tidak subur. Bagaimana manu jadi tanah subur, karena selama Misa Kudus, tidak sedikit dari kita yang omong sendiri dengan samping kanan kiri, malah sibuk dengan ponsel atau gawai kita, atau membiarkan pikiran melantur sana sini. Lalu saat komuni, kita maju saja dan menerima Komuni, dan begitu sampai ke tempat duduk: ktia tengok ponsel lagi. Setelah Misa selesai kita pulang dan merasa bahwa saat misa tadi tidak mendapat apa-apa. .... Bukan karena Tuhan, tetapi karena kita menutup diri lantas merasa tidak mendapat apa-apa. Lalu orang lain atau gerejanya atau pastornya, dll. yang disalahkan.