Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Seri Alkitab: MENYELISIK MARKUS PENGINJIL (Bagian VI)
Seri Alkitab
MENYELISIK MARKUS PENGINJIL
Bagian VI
Syalom aleikhem.
Sekitar A.D. 49, Rasul Santo Paulus kecewa dengan Santo Markus yang sebelumnya lebih memilih kembali ke Yerusalem daripada menyertai perjalanan apostolik Sang Rasul Segala Bangsa bersama Rasul Santo Barnabas. Karena kecewa, Rasul Paulus tak mau lagi mengajak Santo Markus dalam perjalanan selanjutnya.
Namun, kekecewaan itu tak berlanjut menjadi kemarahan maupun dendam. Rasul Paulus bersatu lagi dengan Santo Markus di kota Roma, sepuluh tahun setelah perpisahan mereka. Ketika menulis surat kepada Gereja Kolose, Rasul Paulus sedang berada di penjara di Roma. Itu terjadi sekitar A.D. 59. Nama Santo Markus disebutnya dalam surat itu (Kol. 4:10). Jadi, ketika dipenjarakan di Roma, Rasul Paulus sudah rukun lagi dengan Santo Markus.
Waktu itu pula, Rasul Paulus menulis surat kepada Filemon dan menyebut Santo Markus dengan sebutan “teman sekerja” (lih. Fil. 24). Catatan kecil: Bahasa Yunani untuk teman sekerja adalah “synergos”. Kita kenal kata serapan “sinergi”. Maka jelas, Rasul Paulus dan Santo Markus telah bersinergi (lagi) di kota Roma. Tiada lagi kekecewaan di antara mereka. Hebatnya para leluhur iman kita! Bertengkar iya, tapi selanjutnya pintu maaf terbuka satu sama lain. Murid-murid Kristus sejati!
Keberadaan Santo Markus di Roma itu diperjelas oleh surat Rasul Petrus yang ditujukan kepada Gereja di seputar Asia Kecil sebagaimana terbaca berikut (1Ptr. 1:1): “Dari Petrus, rasul Yesus Kristus. Kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia.” Dalam surat itu, Santo Markus disebut “anakku” oleh Rasul Petrus (lih. 1Ptr. 5:13).
Menurut 1Ptr. 5:13, Rasul Petrus menyebut juga umat Allah di Babel. Artinya, Rasul Petrus dan Santo Markus pada saat itu berada bersama di kota yang disebut “Babel” oleh Rasul Petrus. Kota mana itu? Apakah kota Babel asli? Bukan! Ternyata itulah kota Roma. Tradisi Suci memberi tahu kita. Hebatnya Tradisi Suci!
Santo Jerom alias Santo Hieronimus menyampaikannya bagi kita, ia mencatatnya dalam tulisannya berjudul De Viris Illustribus (‘Para Lelaki Ternama’) artikel 8: “Petrus juga menyebut Markus ini [Markus Penginjil] di dalam surat pertamanya; dengan gambaran ia menunjuk Roma dengan nama Babilon.” Jelas tuntas, Babel (Babilon) yang disebut Rasul Petrus adalah kota Roma. Clear!
Itu semua berarti bahwa Santo Markus dan Rasul Petrus berada bersama di kota Roma. Pada waktu bersamaan, ia juga berada bersama dengan Rasul Paulus di kota itu. Jadi, Rasul Petrus, Rasul Paulus, Santo Markus berada bersama di kota Roma. Kedua rasul akhirnya gugur sebagai martir di sana. Lalu, ke mana Santo Markus? Mari dan lihatlah! Amin.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati