Sejak Gereja Purba, nyanyian Mazmur dalam Kitab Suci dengan ilham ilahi, mempunyai pengaruh besar untuk memperdalam rasa kebaktian umat beriman, kalau mereka mempersembahkan korban pujian tak henti-hentinya kepada Tuhan; itulah persembahan dari bibir manusia, yang mengakui nama-Nya. Apalagi, mengikuti adat kebiasaan Perjanjian Lama, Mazmur memainkan peranan besar dalam liturgi suci sendiri dan dalam Ibadat Harian.
Apalagi, mazmur mempunyai daya kekuatan mengobarkan jiwa kita.... Siapa tidak akan terharu pada banyak tempat dalam Mazmur, di mana keagungan Allah Mahamulia dikidungkan begitu tinggi, kesucian-Nya yang tak terperikan, kebaikan-Nya, belas kasih-Nya dan kesempurnaan lain yang tanpa batas semuanya. Siapa tidak akan tergerak pula oleh ucapan syukur karena berkat Tuhan, oleh doa rendah hati penuh percaya minta terkabulnya permohonan, oleh seruan tobat dari jiwa yang penuh dosa? (Konstitusi Apostolik Paus Pius X tentang Mazmur dan Ibadat Harian; Bacaan Kedua Ibadat Bacaan Peringatan St. Pius X, hlm. 174-175)