Minggu, 19 Agustus 2018 Hari Minggu Biasa XX

Minggu, 19 Agustus 2018
Hari Minggu Biasa XX
  

“Ekaristi adalah sungguh perjamuan sejati, di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai santapan yang menguatkan kita.” (Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, 16)

Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)

Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.

Turn your eyes, O God, our shield; and look on the face of your anointed one; one day within your courts is better than a thousand elsewhere.

Protector noster aspice, Deus, et respice in faciem Christi tui: quia melior est dies una in atriis tuis super millia.
Mzm. Quam dilecta tabernacula tua, Domine virtutum! concupiscit, et deficit anima mea in atria Domini.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi ini, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Amsal (9:1-6)
    
"Makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur."
       
Sang Hikmat telah mendirikan rumah, menegakkan ketujuh tiangnya, memotong ternak sembelihan dan mencampur anggurnya, serta menyediakan hidangan. Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota, "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah kemari!" Dan kepada yang tidak berakal budi mereka berkata, "Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur! Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
       
Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.10-11.12-13.14-15)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatupun yang baik.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?
4. Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (5:15-20)
   
"Berusahalah mengerti kehendak Tuhan."
    
Saudara-saudara, perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup: janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Janganlah kamu bodoh, tetapi berusahalah mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu. Tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang dengan yang lain dengan mazmur, kidung pujian, dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati! Kepada Allah dan Bapa kita ucapkanlah selalu syukur atas segala sesuatu dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51-52)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:51-58)
   
"Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman."
       
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan Daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barang-siapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


"Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia" (Yoh 6,51)
  
Liturgi Sabda pada hari ini mengajak kita merenungkan kembali misteri Ekaristi sebagai santapan jiwa yang menuntun pada keselamatan. Yesus menyatakan bahwa Diri-Nya adalah Roti Hidup yang telah turun dari surga. Ia juga mengundang agar Tubuh dan Darah-Nya disambut sebagai santapan jiwa dan menganugerahkan kesatuan hidup dengan-Nya, kebangkitan dan kehidupan kekal bagi mereka yang menyantap-Nya. Kesatuan hidup dengan-Nya, seharusnya semakin menumbuh-kembangkan dan memperkaya kehidupan rohani serta mencegah kita untuk melangkahkan diri menuju pada dosa-dosa berat (Dok. Eucharisticum Mysterium, No. 35). Maka, sangat perlu memperhatikan seruan Rasul Paulus untuk menghindarkan diri pada tindakan-tindakan bodoh dan mencari kehendak Allah. (Bacaan II). (RP. Cornel Tricandram, OFMConv, Majalah Liturgi Vol 29, No. 2)


 
 
  Ekaristi, sebagai ungkapan tertinggi sakramen persekutuan dalam Gereja, menuntut dirayakan dalam konteks ikatan persekutuan lahir yang utuh. Secara khusus, justru karena Ekaristi "merupakan puncak hidup rohani dan tujuan semua sakramen." Maka dituntut juga agar perikatan persekutuan dalam sakramen, khususnya baptisan dan dalam hal tahbisan imam, haruslah nyata. Mustahillah memberikan komuni kepada seseorang yang tidak terbaptis atau yang menolak kepenuhan kebenaran iman mengenai misteri Ekaristi. Kristus adalah kebenaran dan saksi kebenaran (lih Yoh 14:6; 18:37); Sakramen tubuh dan Darah-Nya tak membenarkan kepalsuan. (Paus Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia De Eucharistia No. 38b - Seri Dokumen Gerejawi No. 67) 
 
 
Foto: Canons Regular of St. John Cantius
 
Beberapa orang Katolik kurang memiliki rasa hormat kepada Ekaristi Suci karena iman Ekaristis mereka begitu miskin dan penuh kecacatan serta keraguan. Katekese tidak seharusnya mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki seratus persen iman. Melainkan Iman Katolik tentang Ekaristi Suci harus secara sistematis diajarkan. Homili-homili harus berlandaskan Kitab Suci dengan kokoh, teks liturgis, dan dokumen Gereja otoritatif lainnya. Homili perlu mendapat perhatian khusus karena bagi sebagian besar orang Katolik, ini adalah momen tunggal mingguan paling efektif tempat mereka diberi makan oleh ajaran iman guna membantu mereka mengetahuinya, mencintainya, dan menghidupinya dengan otentisitas yang lebih besar. Studi Katekismus Gereja Katolik secara saksama dan mambaca majalah Katolik terpercaya secara teratur juga akan membantu dalam pembangunan iman. (Kardinal Robert Sarah, Prefek Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata-tertib Sakramen, 18 Juli 2013, diterjemahkan oleh LuxVeritatis7.wordpress.com)

Antifon Komuni (Mzm 130:7; PS 814)

Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah

With the Lord there is mercy; in him is plentiful redemption.

Atau

Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga, Sabda Tuhan. Jika seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. (Yoh 6:51-52)

I am the living bread that came down from heaven, says the Lord.
Whoever eats of this bread will live for ever. (Yoh 6:51-52)

Qui manducat carnem meam, et bibit sanguinem meum, in me manet, et ego in eo, dicit Dominus. (Yoh 6:57)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy