| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 20 Agustus 2018 Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

Senin, 20 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

“Cinta itu membahagiakan!” (St. Bernardus)

Antifon Pembuka (Lih. Sir 44:13.14)

Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaan dikabarkan umat dan namanya hidup terus turun-menurun.
    
Pengantar

Bernardus lahir di dekat Dijon, Perancis, pada tahun 1090. Ia adalah seorang abas dan pendiri kedua Ordo Sistersian. Pengaruhnya besar terhadap paus, uskup dan raja pada masanya. Ia berkeliling Eropa dalam usaha mencegah perpecahan dalam Gereja Katolik dan menciptakan kerukunan serta damai. Ia banyak menulis di bidang teologi dan spiritualitas. Bernardus meninggal pada 20 Agustus 1153 dan dinyatakan kudus (santo) pada 18 Januari 1174 di Roma oleh Paus Aleksander III. Berkat buku-buku teologi dan spiritualitas yang ditulisnya, ia diberi gelar sebagai Pujangga Gereja. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 20 Agustus. (RUAH)
 
Doa Pembuka
 
Allah Bapa, Cahaya Kebenaran, Santo Bernardus Abas sudah Kaunyalakan dengan cinta kasih akan rumah-Mu, hingga bercahaya gilang-gemilang dalam Gereja-Mu. Semoga berkat doanya kami digelorakan dengan semangat yang sama dan selalu hidup sebagai putra cahaya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
  
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (24:15-24)  
          
"Yehezkiel hendaknya menjadi lambang bagimu; hendaklah kalian melakukan seperti yang dilakukannya."
        
Tuhan berfirman kepadaku, "Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata. Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan." Pada paginya aku berbicara kepada bangsa itu dan pada malamnya isteriku mati. Pada pagi berikutnya aku melakukan seperti diperintahkan kepadaku. Maka bangsa itu berkata kepadaku: "Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami, bahwa engkau melakukan demikian?" Lalu kujawab mereka: "Firman TUHAN sudah datang kepadaku: Katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang. Kamu akan melakukan seperti yang kulakukan: Mukamu tidak akan kamu tutupi dan roti perkabungan tidak akan kamu makan, kepalamu pakai destar dan kakimu pakai kasut; dan kamu tidak akan meratap atau menangis. Tetapi kamu akan hancur lebur dalam hukumanmu, dan kamu akan mengeluh seorang kepada yang lain. Demikianlah Yehezkiel menjadi lambang bagimu; tepat seperti yang dilakukannya kamu akan lakukan. Kalau itu sudah terjadi maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan ALLAH.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau.
Ayat. (MT Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melupakan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau. Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab Ia sakit hati karena anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka. Sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil do=bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:3) 
Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
   
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
        
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.

Renungan

 
  Perjanjian Baru, khususnya Injil Matius dan Lukas tidak mengutuk kekayaan. Injil mengingatkan bahaya dari kekayaan dan sekaligus menegaskan makna dari semangat kemiskinan. Yesus tidak mengucilkan orang kaya karena mereka pun dipanggil ke dalam Kerajaan Allah. Hanya saja, orang kaya memiliki kecenderungan untuk mencukupi dirinya sendiri sambil melupakan bahwa mereka hidup berdampingan dengan orang miskin. Karena sibuk dengan mengurusi harta kekayaan maka "sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Mat 19:23). Melaksanakan Sepuluh Perintah Allah pun belumlah cukup. Orang miskin mengingatkan, "Engkau kaya karena saya miskin." Maka celakalah orang kaya yang tidak memiliki semangat kemiskinan, semangat berbagi dengan sesama. 

 Di tengah masyarakat dewasa ini yang cenderung materialistis, konsumeristis, dan hedonis hendaknya kita dalam keheningan merenungkan peringatan dari Surat Yakobus 5:1-6: "Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangis dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu. Kekayaanmu sudah busuk dan pakaianmu telah dimakan ngengat. Emas dan Perakmu sudah berkarat dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi., kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu." 
 
  Marilah kita merenungkan peringatan Santo Yohanes Chrysostomus: "Tidak berbagi kekayaan dengan kaum papa adalah mencuri dari mereka dan mengambil mata pencaharian mereka. Bukan harta benda kita sendiri yang kita genggam, melainkan milik mereka."
 
 
Antifon Komuni (1Kor 1:23-24)
 
Kami memaklumkan Kristus yang tersalib. Kristus, kuasa dan kebijaksanaan Allah.  
    
  (JT/INSPIRASI BATIN 2018)

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy