Sabtu, 22 September 2018
Hari Biasa Pekan XXIV
”Tapi musik harus mendukung perkembangan iman, muncul dari iman kita dan harus menuntun kita kembali kepada iman. Musik haruslah merupakan doa…Entertainment itu persoalan lain. Kita memiliki aula paroki untuk itu, dan teater. Orang-orang tidak datang Misa untuk dihibur. Mereka datang menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan” – Kardinal Arinze, Prefek Emeritus Kongregasi Ibadat Ilahi
Antifon Pembuka (1Kor 15:49)
Seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber segapa pembaruan, perkenankanlah kami menyerupai Sang Manusia baru yang telah Kauutus mendatangi kami. Kami mohon agar dapat mendiami dunia seperti rumah-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hari Biasa Pekan XXIV
”Tapi musik harus mendukung perkembangan iman, muncul dari iman kita dan harus menuntun kita kembali kepada iman. Musik haruslah merupakan doa…Entertainment itu persoalan lain. Kita memiliki aula paroki untuk itu, dan teater. Orang-orang tidak datang Misa untuk dihibur. Mereka datang menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan” – Kardinal Arinze, Prefek Emeritus Kongregasi Ibadat Ilahi
Antifon Pembuka (1Kor 15:49)
Seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber segapa pembaruan, perkenankanlah kami menyerupai Sang Manusia baru yang telah Kauutus mendatangi kami. Kami mohon agar dapat mendiami dunia seperti rumah-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:35-37.42-49)
"Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan."
Saudara-saudara, mungkin ada orang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apa mereka akan datang kembali?” Hai orang bodoh! Benih yang kautaburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, jika tidak mati dahulu. Dan yang kautaburkan itu bukanlah rupa tanaman yang akan tumbuh, melainkan biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Demikian pulalah halnya dengan kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup. Tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan’. Tetapi yang mula-mula datang, bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; barulah kemudian yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Ayat. (Mzm 56:10.11-12.13-14)
1. Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin bahwa Allah berpihak kepadaku.
2. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku?
3.Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu. Sebab Engkau telah meluputkan daku dari maut, dan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; sehingga aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)
"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan
menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Entah sudah berapa kali kita mendengarkan sabda/firman Allah yang dibacakan dalam Ibadat Sabda, Perayaan Ekaristi atau aneka upacara pemberkatan. Entah sudah berapa ratus atau ribu nasehat yang telah kita terima dari orangtua, para guru/pendidik atau sesama dan suadara-saudari kita. Selain sabda Tuhan, nasehat atau saran yang pernah kita dengarkan, kiranya di jalanan atau kantor dan tempat-tempat umum dapat dibaca aneka aturan dan petunjuk, namun karena kedunguan dan ketulian telinga hati maupun mata hati kita semuanya itu bagaikan angin berlalu, dirasakan sesaat, tidak meresap dalam hati sanubari apalagi menjadi nyata dalam tindakan atau perilaku. Hal ini nampak masih sering terjadinya aneka musibah atau kecelakaan yang disebabkan oleh kurangnya kepekaan dan keterampilan manusia terhadap kepentingan umum atau sesamanya. Maka bercermin dari perumpamaan yang diwartakan hari ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua: marilah menjadi ‘tanah yang baik dan subur’ , yang setiap kali kita mendengarkan sabda Tuhan atau nasehat dan saran maupun melihat aneka aturan dan petunjuk dalam hidup bersama, kita dapat menghasilkan ‘buah dalam ketekunan’. Agar kita dapat menjadi ‘tanah yang baik dan subur’ kiranya kita perlu bersikap rendah hati dan terbuka terhadap aneka kemungkinan, perkembangan dan pertumbuhan yang ada, siap sedia untuk senantiasa diperbaharui.
Indera
‘pendengaran’ atau ‘telinga’ rasanya merupakan anggota tubuh kita yang
sungguh vital, dan tentu saja bukan hanya ‘telinga tubuh/fisik’ juga dan
terutama ‘telinga hati dan budi’. Pendengaran kiranya merupakan indera
yang pertama kali berfungsi (ingat bayi yang masih dalam rahim ibu sudah
dapat mendengarkan suara yang terjadi di sekitarnya). Dengan
pendengaran yang baik dan prima kiranya orang akan mengetahui banyak
rahasia, termasuk rahasia Kerajaan Allah yaitu nilai-nilai atau
keutamaan-keutamaan kehidupan yaitu, antara lain sebagaimana diwartakan
dalam Injil hari ini, ‘ketekunan’. Maka marilah kita perdalam dan
kembangkan keutamaan ‘ketekunan’: tekun dalam mendengarkan dan berbuat
baik kepada sesama maupun dalam melaksanakan tugas kewajiban atau
pekerjaan kita. (1) Sebagai orangtua (lebih-lebih ibu yang sedang
mengandung/hamil), pemimpin/atasan, pendidik atau orang dewasa hendaknya
senantiasa memiliki ‘cara bertindak’ (cara melihat, cara merasa, cara
berpikir, cara bersikap dan cara berperilaku) yang baik, sehingga dapat
mempengaruhi anak-anak, bawahan/anggota maupun para peserta didik, (2)
Kita semua, marilah kita dengan rendah hati dan lemah lembut
‘mendengarkan’ dengan tekun apa-apa yang terjadi di lingkungan hidup
kita, tetapi dan terutama serta pertama-tama dalam mendengarkan suara
Tuhan dalam doa, pembacaan Sabda Tuhan atau ‘lectio divina’/bacaan
rohani, (3) Kepada siapapun yang berjiwa belajar (ingat motto ‘ongoing
education atau ongoing formation), terutama anak-anak, para peserta
didik/mahasiswa, marilah dengan tekun dan rendah hati mendengarkan aneka
macam informasi atau pengetahuan yang disampaikan kepada kita. Kami
percaya, jika kita memiliki hati dan budi yang baik, dengan
memperkembangkan dan memperdalam indra pendengaran kita akan terdorong
atau termotivasi untuk tekun berbuat baik bagi diri sendiri maupun
sesama kita. Pendengaran dan mendengarkan merupakan unsur-unsur
pokok/vital dalam proses pendidikan, pembinaan atau pertumbuhan dan
perkembangan.
Antifon Komuni (Luk 8:15)
Yang jatuh di tanah baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Antifon Komuni (Luk 8:15)
Yang jatuh di tanah baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Doa Malam
Ya Yesus, bantulah kami untuk selalu menyiapkan lahan yang subur di hati kami. Dengan demikian setiap benih sabda-Mu yang ditaburkan dapat tumbuh, hidup dan menghasilkan buah melimpah sesuai dengan kehendak-Mu sendiri. Engkaulah Tuhan yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
Ya Yesus, bantulah kami untuk selalu menyiapkan lahan yang subur di hati kami. Dengan demikian setiap benih sabda-Mu yang ditaburkan dapat tumbuh, hidup dan menghasilkan buah melimpah sesuai dengan kehendak-Mu sendiri. Engkaulah Tuhan yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
RENUNGAN Rm. Ign Sumarya, SJ