| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Katekismus: MENGENAL INJIL AWAL

Syalom aleikhem.
Dosa asal melemparkan manusia ke dalam perbudakan oleh setan. Dalam keadaan tertentu setan berkuasa atas manusia, bahkan seakan-akan menjadikan manusia budaknya. Manusia disuruh-suruh ini dan itu yang jahat dan – anehnya – manusia mau saja melakukannya. Tentu perbuatan jahat yang dilakukan manusia atas suruhan setan – kita menyebutnya godaan setan – terjadi karena kehendak bebas manusia. Manusia bukan seperti robot yang diprogram, tapi manusia tetap bebas melakukan atau tidak suruhan setan tsb. Boleh dikata, setan berkuasa (dalam arti terbatas) atas manusia, namun manusia tetap punya kuasa untuk menentukan pilihannya.

Keadaan itu oleh Injil Yohanes disebut “dosa dunia” (Yoh. 1:29). Seluruh dunia berada dalam pengaruh dan di bawah kuasa setan (1Yoh. 5:19). Inilah yang membuat kehidupan manusia penuh perjuangan. Di satu sisi, setan berkuasa secara terbatas atas manusia dengan aneka godaan. Di sisi lain, manusia tetap berkuasa atas dirinya sendiri dengan kehendak bebasnya.

Setelah manusia jatuh, Allah menuntun manusia kembali kepada-Nya. Dalam Kitab Kejadian diberitahukan bahwa kemenangan manusia atas si jahat – tentu atas pertolongan rahmat ilahi, bukan karena kekuatan manusia sendiri – akan terjadi. Permusuhan perempuan dan ular yang dicatat dalam Kej. 3:15 (biasanya disebut “protoevangelium” artinya ‘Injil awal’) dinyatakan dengan hasil akhir kemenangan keturunan si perempuan atas musuhnya, yaitu ular.

Gereja Katolik melihat itu sebagai wahyu mengenai Sang Adam Baru, yaitu Yesus Kristus. Sang Adam Baru taat pada kehendak Allah sehingga ia membalikkan keadaan yang tidak taat menjadi taat, yang hancur menjadi pulih. Kekuasaan setan atas manusia dijungkirbalikkan. Kuasa Allah ditegakkan. Dalam bahasa sederhana, manusia yang diperbudak oleh setan dilepaskan dari perbudakan itu dan manusia dibawa kepada Allah untuk dijadikan anak-anak Allah. Hal ini dicatat dalam ajaran Gereja dalam Gaudium et Spes #2: “Dunia memang berada dalam perbudakan dosa, tetapi telah dibebaskan oleh Kristus yang disalibkan dan bangkit, sesudah kuasa si Jahat dihancurkan.”

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 407 – 421

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy