Jumat, 15 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V
Kita ini dilahirkan dalam dunia sekarang, tetapi dilahirkan kembali untuk dunia yang akan datang!. (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 32:1)
Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maharahim, berkenanlah mengucapkan Sabda pengampunan-Mu, bila kami mengakui dan menyesali dosa kami. Jadikanlah kami orang yang penuh amal baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (3:1-8)
Hari Biasa Pekan V
Kita ini dilahirkan dalam dunia sekarang, tetapi dilahirkan kembali untuk dunia yang akan datang!. (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 32:1)
Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maharahim, berkenanlah mengucapkan Sabda pengampunan-Mu, bila kami mengakui dan menyesali dosa kami. Jadikanlah kami orang yang penuh amal baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (3:1-8)
"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.6.7; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Di mana pun dan kapan pun, hidup Yesus memancarkan Kabar Gembira. Inilah yang dapat kita renungkan dari firman Tuhan pada hari ini. Pertama, kita mau mencermati mte perjalanan Yesus sambil melihat peta Palestina pada zaman Yesus. Rupanya Yesus memilih rute memutar. Dari Kota Tirus, Yesus pergi ke arah utara, ke daerah Sidon. Dari situ Ia menuju ke timur, ke seberang Sungai Yordan. Di situ ada daerah yang disebut Dekapolis. Dari situ nanti Ia berjalan ke Danau Galilea. Rute perjalanan Yesus ini sangat menarik. Ia memilih melewati wilayah orang-orang bukan Yahudi, bertemu dengan orang-orang asing. Padahal, orang Yahudi tidak berteman baik dengan orangorang asing ini.
Kedua, peristiwa mukjizat Yesus terjadi di wilayah Dekapolis. Seorang tuli dan gagap dibawa kepada Yesus, dan Yesus pun menyembuhkannya. Melihat itu, orang banyak takjub dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata” (Mrk. 7:37). Tindakan Yesus ini mengingatkan orang pada penciptaan dunia, yakni saat Allah melihat segalanya baik adanya (Kej. 1:31).
Yesus terbuka dengan semua orang, termasuk orang-orang asing. Mereka dianggap sebagai “bangsa yang diam dalam kegelapan" (Mat. 4:16). Di antara bangsa yang demikian, terang Yesus tetap terpancar. Kebaikan-Nya tidak pudar. Dia adalah Kabar Baik, sebab segala yang dikerjakan-Nya adalah baik. Di mana pun Ia berada, tangan-Nya, kata-kata-Nya, tatapan mata-Nya, semuanya memancarkan kebaikan.
Dalam situasi yang sangat majemuk di Indonesia, tindakan Yesus membuka kembali mata kita akan panggilan untuk terbuka dan dekat dengan orang-orang lain di lingkungan tempat tinggal kita. Kita hanya bisa berlaku seperti itu tatkala hati kita menjadi begitu dekat dengan Tuhan. Manakala Tuhan menjadi pusat hati kita, pada saat itulah tangan, kaki, mata, kata-kata, dan semua yang ada pada kita akan memancarkan kebaikan bagi siapa pun yang kita jumpai. ((IP/INSPIRASI BATIN 2019)
Kedua, peristiwa mukjizat Yesus terjadi di wilayah Dekapolis. Seorang tuli dan gagap dibawa kepada Yesus, dan Yesus pun menyembuhkannya. Melihat itu, orang banyak takjub dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata” (Mrk. 7:37). Tindakan Yesus ini mengingatkan orang pada penciptaan dunia, yakni saat Allah melihat segalanya baik adanya (Kej. 1:31).
Yesus terbuka dengan semua orang, termasuk orang-orang asing. Mereka dianggap sebagai “bangsa yang diam dalam kegelapan" (Mat. 4:16). Di antara bangsa yang demikian, terang Yesus tetap terpancar. Kebaikan-Nya tidak pudar. Dia adalah Kabar Baik, sebab segala yang dikerjakan-Nya adalah baik. Di mana pun Ia berada, tangan-Nya, kata-kata-Nya, tatapan mata-Nya, semuanya memancarkan kebaikan.
Dalam situasi yang sangat majemuk di Indonesia, tindakan Yesus membuka kembali mata kita akan panggilan untuk terbuka dan dekat dengan orang-orang lain di lingkungan tempat tinggal kita. Kita hanya bisa berlaku seperti itu tatkala hati kita menjadi begitu dekat dengan Tuhan. Manakala Tuhan menjadi pusat hati kita, pada saat itulah tangan, kaki, mata, kata-kata, dan semua yang ada pada kita akan memancarkan kebaikan bagi siapa pun yang kita jumpai. ((IP/INSPIRASI BATIN 2019)
Allah Bapa yang Mahabaik, Putra-Mu telah menyebarkan kebaikan ke mana-mana: orang tuli dibuat-Nya mendengar, orang bisu berbicara. Kami mohon, semoga kami mewartakan nama-Mu kepada siapa pun di sekitar kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.