| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 3:22-25

KatKit (Katekese Sedikit) No. 200

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 3:22-25

Syalom aleikhem.
Mrk. 3:22
Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.”

Et scribae, qui ab Hierosolymis descenderant, dicebant: “ Beelzebul habet ” et: “ In principe daemonum eicit daemonia ”.


Para ahli Taurat biasanya datang dari Yerusalem, pusat keagamaan Yahudi. Mereka inilah – tentu tak semua ahli Taurat, melainkan beberapa – yang mengklain bahwa Kristus kerasukan Beelzebul.

Siapakah Beelzebul? Dalam kepercayaan masa itu, Beelzebul adalah pemimpin semua roh jahat. Kita menyebut pemimpin segala roh jahat itu Iblis. Roh-roh jahat lain disebut setan. Beelzebul, dengan demikian, adalah nama alias si Iblis, pemimpin para setan. Nama ini terkait erat dengan nama ilah (dewa) yang disebut dalam Perjanjian Lama, yaitu Baal-Zebub (2Raj. 1:2-3). Dalam Perjanjian Lama, Baal-Zebub adalah ilah lain, berhala. Dalam perkembangan pemikiran rohani selanjutnya, Baal-Zebub – kemudian diucapkan Beelzebul –diidentikkan dengan Iblis.

Ungkapan “kerasukan Beelzebul” artinya kerasukan “setannya setan”. Setan tertinggilah yang menguasai Sang Kristus, demikian tuduhan dari para ahli Taurat. Tak cukup itu, mereka pun memvonis bahwa dengan kuasa Beelzebul itulah Kristus mengusir setan. “Penghulu setan” dalam ayat ini sama dengan Beelzebul alias Iblis.

Dalam kepercayaan jadul, setan dapat diusir dengan setan sebab setan punya sistem kepangkatan. Setan yang lebih tinggi pangkatnya akan dapat mengusir setan rendahan. Kalau si pengusir memakai kuasa Beelzebul, yaitu setan paling tinggi alias kepala seluruh setan, maka si pengusir dapat menangkal semua setan. Tak ada setan yang berani melawan bos besar setan, tentu saja. Para ahli kitab menuduh Kristus memakai kuasa si kepala setan.

Mrk. 3:23
Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?

Et convocatis eis, in parabolis dicebat illis: “ Quomodo potest Satanas Satanam eicere?


Ayat ini jawaban Kristus atas tuduhan para ahli kitab. “Mereka” pada ayat ini adalah para ahli kitab. Kata ini dapat juga ditafsirkan semua orang yang ada di situ, orang banyak termasuk para ahli kitab.

Tuhan Yesus menjawab tuduhan itu dengan perumpamaan “Iblis mengusir Iblis”. Apa artinya? Yang dimaksud di sini adalah “Iblis mengusir dirinya sendiri”. Ini pertanyaan retoris, yaitu pertanyaan yang tidak butuh jawaban sebab jawabannya sudah jelas: “Tak mungkin.” Tak mungkin Iblis mengusir dirinya sendiri. Dengan perumpamaan ini, Tuhan menegaskan bahwa Beliau mengusir Iblis bukan dengan kuasa Iblis, melainkan dengan kuasa Allah.

Mrk. 3:24-25
24 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, 25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.

24 Et si regnum in se dividatur, non potest stare regnum illud; 25 et si domus in semetipsam dispertiatur, non poterit domus illa stare.

Argumentasi-Nya dilanjutkan pada ayat 24-25 yang menyatakan bahwa kerajaan dan rumah tangga yang terpecah pasti runtuh.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy