Seri Katekismus
NILAI PENTING KEBANGKITAN
Syalom aleikhem.
Kebangkitan Sang Kristus terjadi oleh kekuasaan Allah Sang Bapa yang membangkitkan Kristus, Putra-Nya. Dengan jelas, Alkitab (Kis. 2:24) memberikan kesaksian mengenai itu: “Tetapi Allah membangkitkan Dia [Kristus] dengan melepaskan Dia dari sengsara maut….” Bagian lain, yaitu surat-surat Paulus, juga menjelaskannya; salah satunya (Rom. 6:4): “… sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita….” Cukup jelas bahwa Kristus dibangkitkan oleh Bapa.
Banyak dikatakan “Kristus bangkit”, mengapa ini “dibangkitkan”? Sejauh menyangkut Sang Putra, sesungguhnya Beliau sendiri melaksanakan kebangkitan-Nya berkat kekuasaan ilahi-Nya. Semasa karya-Nya di dunia, Tuhan Yesus memaklumkan bahwa Anak Manusia akan menderita banyak dan juga akan mati; lalu akan bangkit; salah satu nasnya (Mrk. 8:31): “Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan…, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.”
Jadi, keduanya benar. Kristus dibangkitkan oleh Allah, benar. Kristus bangkit dari alam maut, juga benar. Kita perlu ingat Yoh. 1:1.4: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. …. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” Sang Firman itu adalah Yesus Kristus. Beliau bersama-sama dengan Allah sejak kekal sampai kekal, tak terpisah dari Allah, bahkan Dialah Allah, Sang Putra, yaitu Firman Allah kekal yang menjadi manusia.
Kebangkitan Kristus sangat penting nilainya. Kebangkitan-Nya mengesahkan apa yang telah Beliau ajarkan dan lakukan. Kebangkitan-Nya memberikan bukti mengenai wewenang ilahi-Nya, juga menggenapi nubuat-nubuat Perjanjian Lama. Itulah mengapa Rasul Paulus menjelaskan perihal itu kepada orang Yahudi (Kis. 13:32-33): “Janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus….” Sang Rasul juga menyatakan begitu penting nilai kebangkitan Kristus (1Kor. 15:17): “Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”
Kebangkitan Kristus sekaligus menegaskan keilahian-Nya, bahwa Kristus adalah Allah Sang Putra, Firman Allah kekal yang menjadi manusia dan tinggal di antara manusia. Kebangkitan-Nya adalah kelanjutan tak terelakkan dari kematian-Nya sesuai rencana Allah, sesuai dengan isi Kitab Suci (Perjanjian Lama). Dengan kematian-Nya Kristus membebaskan kita dari dosa, dan dengan kebangkitan-Nya Beliau membuka pintu masuk menuju kehidupan baru.
Akhirnya, kebangkitan Kristus adalah sebab dan dasar utama kebangkitan kita pada masa yang akan datang.
** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 648 – 658
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring