Seri Liturgi
MENGENAL PELAYAN LITURGI
Bagian I
Syalom aleikhem.
Perayaan liturgi – puncaknya adalah Kurban Misa – selalu bersifat jasmani dan rohani secara serentak. Ada unsur yang kelihatan, ada yang tak kelihatan. Salah satu unsur kelihatan adalah pelayan liturgi. (Catatan: Di banyak tempat dipakai istilah “petugas liturgi” yang tak sepenuhnya tepat. Istilah “pelayan liturgi” lebih pas, juga lebih sesuai dengan aneka dokumen gerejawi.)
Pelayan pertama dan utama sebagai pemimpin liturgi adalah (para) uskup sebagai penerus pelayanan (Para) Rasul. Sejak zaman rasuli, uskup dibantu oleh para imam (presbiter). (Catatan: Di Indonesia, istilah “imam” dipakai menerjemahkan “presbyter”. Para imam di sini biasa disapa dengan “pastor”, “romo”, “pater”.) Imam-imamlah yang umum dilihat umat memimpin perayaan liturgi, terutama Misa. Sejatinya, imam-imam membantu uskup memimpin liturgi sebab secara praktis uskup tak mungkin memimpin sendiri liturgi di seluruh keuskupannya. Karena itulah, imam punya wewenang memimpin Misa.
Selain uskup dan imam, ada diakon – bukan “prodiakon” ya, itu beda lagi. Dalam Misa, sebenarnya diakon punya peran istimewa, yaitu membantu imam secara langsung, membacakan Injil, menyiapkan altar dan persembahan, dsb. Di Indonesia, karena tak banyak diakon, imam-imam umumnya mengerjakan tugas-tugas yang semestinya dikerjakan diakon. Karena itulah, ada Misa yang disebut “Misa Umat Tanpa Diakon”. Sebagian besar Misa kita umumnya Misa jenis ini.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring