| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:25-29

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 236

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:25-29

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:25
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.”
Qui enim habet, dabitur illi; et, qui non habet, etiam quod habet, auferetur ab illo ”.

Tak bisa ayat ini dipahami harafiah; jika harafiah, artinya akan aneh: masakan orang yang sudah punya malah ditambahi lagi dan yang tak punya dibuat makin tak punya. Tak demikian. Ayat ini berisi semacam peribahasa atau pepatah yang lazim dalam bahasa Aram, bahasa yang digunakan Tuhan Yesus sehari-hari.

Ini berkaitan dengan kemampuan mengerti ajaran Tuhan Yesus mengenai Kerajaan Allah. Orang yang dapat menerima ajaran Sang Kristus akan dibuat makin mengerti, sedangkan orang yang mengabaikannya akan makin tak mengerti. Ayat ini juga dapat diartikan: “Siapa yang punya kemauan mendengarkan ajaran Tuhan akan dibuat makin mengerti maknanya; sebaliknya, siapa tak punya kemauan mendengarkannya akan makin tak mengerti.”

Mrk. 4:26-27
Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
Et dicebat: “ Sic est regnum Dei, quemadmodum si homo iaciat sementem in terram et dormiat et exsurgat nocte ac die, et semen germinet et increscat, dum nescit ille.


Kata “lalu” menunjukkan Tuhan Yesus masih menambahkan lagi pengajaran mengenai Kerajaan Allah. Kali ini perumpamaan yang dipakai adalah orang yang menabur benih. Setelah ditabur, benih tumbuh dengan sendirinya. Orang hanya tahu menabur, selebihnya benih tumbuh di luar kuasa orang yang menabur.

Mrk. 4:28
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
Ultro terra fructificat primum herbam, deinde spicam, deinde plenum frumentum in spica.


Orang tak melihat proses tumbuhnya benih, juga tak tahu apa yang menyebabkannya tumbuh. Seakan-akan semuanya terjadi otomatis begitu saja setelah ditaburkan. Ayat ini juga menjelaskan proses alamiah tumbuhnya benih sampai pada keluarnya buah. Cukup jelas bahwa tanaman yang awalnya benih itu kini sudah menghasilkan buah. Proses rincinya: bertangkai, berbulir, lalu berisi. Tahap ketiga, “penuh isinya”, sangat jelas menunjukkan hasil berbuah.

Mrk. 4:29
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”
Et cum se produxerit fructus, statim mittit falcem, quoniam adest messis ”.


Ayat ini cukup jelas: ada panen. Makna keseluruhan ayat 26-29: tugas kita adalah menaburkan firman, itu saja, lalu Tuhan yang akan membuatnya berhasil. Ada bagian kita, ada bagian Tuhan. Kita berusaha, Tuhan menyempurnakan usaha kita.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy