KATKIT (Katekese Sedikit) No. 228
Seri Katekismus
GEREJA KATOLIK & YANG TERPISAH
Syalom aleikhem.
Gereja Kristus itu Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Itulah keempat sifat dan ciri Gereja yang sejati, yaitu Gereja yang didirikan oleh Sang Kristus pada hari Pentakosta pada tahun 33 M di kota Yerusalem. Mengingat pada masa kini banyak kelompok yang menyebut diri “gereja” (bahasa populernya: denominasi alias pecah-pecahan “gereja”), manakah yang sesungguhnya Gereja yang didirikan oleh Tuhan?
Konsili Vatikan II melalui dokumen bernama Lumen Gentium pada no. 8 mengajarkan bahwa Gereja Kristus berada dalam (subsistit in) Gereja Katolik, yaitu Gereja yang dipimpin oleh pengganti Rasul Petrus dan para uskup dalam persekutuan dengannya. Kita tahu pengganti Rasul Petrus adalah Uskup Roma yang tak lain dan tak bukan adalah Sri Paus Roma.
Hanya melalui Gereja Kristus yang Katolik itulah, dalam pimpinan pengganti Rasul Petrus, terdapat seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan.
Jemaat-Jemaat yang Terpisah
Namun, sayangnya telah timbul perpecahan dalam Gereja Allah yang satu dan satu-satunya itu. Dalam abad-abad sesudah berdirinya, Gereja Kristus mengalami perpecahan dan akibatnya jemaat-jemaat yang tak kecil jumlahnya terpisahkan dari persekutuan penuh dengan Gereja Katolik.
Segala perpecahan melukai Tubuh Kristus yang satu. Tentu saja perpecahan terjadi karena kesalahan-kesalahan manusia yang adalah anggota-anggota Gereja Kristus juga. Namun, Katekismus menulis, mengutip ajaran Konsili Vatikan II dalam Unitatis Redintegratio no. 3, bahwa mereka yang lahir sekarang ini dan dibesarkan dalam iman akan Kristus di dalam jemaat-jemaat yang terpisah dari persekutuan penuh dengan Gereja Katolik tak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri.
Ajaran Katolik ini mau menyatakan bahwa masih ada persamaan dalam hal beriman kepada Kristus meski persamaan itu tak sepenuhnya dan, karena situasi itu, persekutuan dengan mereka pun juga tak penuh. Mereka yang sekarang terpisah sesungguhnya bagai “mewarisi” keterpisahan yang dimulai oleh leluhur-leluhur mereka yang pada awalnya, sebelum memisahkan diri, adalah putra-putri Gereja Katolik juga.
Dalam hal ini, Gereja Katolik merangkul mereka yang terpisah itu dengan sikap bersaudara penuh hormat dan cinta kasih, dan tepat pula warga Gereja Katolik mengakui mereka sebagai saudara-saudari dalam Tuhan. Pada saat yang sama, diharapkan semoga apa dipercayakan Kristus kepada Gereja Katolik mendorong mereka ke arah persatuan, persekutuan penuh dengan, Katolik.
** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 816 – 818
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring