KATKIT (Katekese Sedikit) No. 239
Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:30-34
Syalom aleikhem.
Mrk. 4:30
Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
Et dicebat: “ Quomodo assimilabimus regnum Dei aut in qua parabola ponemus illud?
Sepintas kalimat ayat ini pertanyaan, namun bukan. Ini pertanyaan retoris, tak butuh jawaban. Bagian ini awal yang baru, pemaparan perumpamaan yang lain lagi oleh Tuhan Yesus. Kalau diparafrasakan, jadilah: “Aku akan menceritakan perumpamaan lain mengenai Kerajaan Allah.”
Mrk. 4:31
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
Sicut granum sinapis, quod cum seminatum fuerit in terra, minus est omnibus seminibus, quae sunt in terra;
Kata yang diterjemahkan “sesawi” adalah istilah untuk menyebut sejenis tanaman yang dapat tumbuh tinggi hingga 3-5 meter di Israel-Palestina sana. Jadi, pohonnya bisa tinggi. Namun, bijinya begitu kecil, kira-kira seukuran biji bayam, lebih kecil daripada chia seed.
Mrk. 4:32
Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”
et cum seminatum fuerit, ascendit et fit maius omnibus holeribus et facit ramos magnos, ita ut possint sub umbra eius aves caeli habitare ”.
Terjemahan “sayuran” di sini bisa mengecoh. Latinnya “holeribus”, Yunaninya “lakhanon”. Ini bukan sayur-mayur seperti yang kita kenal, bukan itu maksudnya. Mungkin lebih tepat diterjemahkan “tumbuhan taman”, jadi bukan tanaman yang terlampau besar dan menahun, tapi juga bukan tanaman kecil serupa semak.
Kata “sayuran” dalam terjemahan ini memang bisa membingungkan pembaca. Di satu sisi ada fakta bahwa sesawi yang dimaksud adalah pohon setinggi 3-5 meter, di sisi lain kok itu jenis sayuran. Semoga penjelasan di atas mendudukkan perkara dengan baik. Clear sudah!
Mrk. 4:33-34
Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Et talibus multis parabolis loquebatur eis verbum, prout poterant audire; sine parabola autem non loquebatur eis. Seorsum autem discipulis suis disserebat omnia.
Frasa “sesuai dengan pengertian mereka” artinya ‘menurut kemampuan rata-rata orang memahami’. “Mereka” yang dimaksud di sini adalah orang banyak, bukan para murid-Nya, sebab untuk para murid dikatakan bahwa ada uraian tersendiri. Memang begitu biasanya Tuhan mengajar: untuk orang banyak ada ajaran yang lebih umum, untuk para murid ada ajaran yang lebih khusus disertai penjelasan lebih dalam. Perhatikan bahwa dalam beberapa kesempatan Tuhan mengajar para murid (Para Rasul) secara terpisah.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring