| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:35-37


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 242

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:35-37

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:35
Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.”
Et ait illis illa die, cum sero esset factum: “ Transeamus contra ”.

Keterangan “pada hari itu” berarti itu hari yang sama dengan hari ketika Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan yang terakhir pada ayat-ayat sebelumnya. Tambahan keterangan “hari sudah petang” berarti matahari hampir atau sudah terbenam, malam mulai datang. Menurut cara Yahudi, itulah saat pergantian hari. Catatan: Kita sekarang menghitung pergantian hari pada tengah malam, sementara bangsa Yahudi zaman Tuhan Yesus menghitungnya pada senja pukul 18.

Kata “mereka” merujuk pada para murid, bukan orang banyak. Yang diajak bertolak ke seberang hanya para murid saja. Kata “seberang” diterjemahkan dari kata Yunani yang harafiahnya bermakna “sisi lain”. Bagi orang Galilea waktu itu, sisi lain artinya tepi timur Danau Galilea atau Sungai Yordan. Karena waktu itu Tuhan dan para murid berada di tepi danau, yang dimaksud “sisi lain” adalah tepi timur Danau Galilea alias Danau Genesaret alias Danau Tiberias.

Lokasi kisah kini berubah. Sebelumnya, aneka perumpamaan disampaikan di tepi danau (lihat 4:1). Sebelumnya lagi, adegan terjadi di rumah, yaitu Kapernaum (lihat 3:20), yaitu setelah adegan kejadian di bukit (3:13). Perhatikanlah peta, seberang lurus dari Kapernaum adalah Gadara (Gerasa). Ke situlah Tuhan dan para murid menuju.

Mrk. 4:36
Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
Et dimittentes turbam, assumunt eum, ut erat in navi; et aliae naves erant cum illo.

Singkat kata, para murid dan Tuhan Yesus berlayar menuju wilayah seberang. Ayat ini mengisyaratkan bahwa orang banyak tak ikut berlayar. Hanya ada satu perahu yang berlayar, isinya adalah para murid dan Tuhan Yesus. Anak kalimat terakhir bisa mengecoh, seakan-akan ada perahu-perahu lain yang ikut berlayar. Padahal, tidak begitu. Perahu-perahu lain memang ada di situ, tapi tidak ikut berlayar. Anak kalimat itu hanya menunjukkan bahwa di tepian itu ada beberapa perahu bersandar.

Mrk. 4:37
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Et exoritur procella magna venti, et fluctus se mittebant in navem, ita ut iam impleretur navis.

Kata “lalu” menunjukkan waktu setelah mereka berlayar. Frasa “taufan yang sangat dahsyat” dalam bahasa asli berbunyi “hembusan angin yang sangat besar”. Karena hempasan badai, ombak dapat masuk ke dalam perahu yang mereka naiki. Jelas bahwa pada waktu itu perahu terancam tenggelam sebab air masuk terus dan terus. Ayat ini bahkan memberi rincian bahwa perahu penuh dengan air.

Keadaan sudah membahayakan keselamatan penumpang. Kalau perahu terlalu penuh dengan air, akibatnya bisa tenggelam. Belum lagi ombak dan badai yang mengamuk. Perahu terombang-ambing, terlempar ke sana ke mari tanpa kendali. Ditambah lagi, kejadian berlangsung waktu malam.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy